istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Ridel Yesaya Sumarandak: Pernah Ditolak Ikut Final Kompetisi sebelum Raih Emas di Asian Games 2018

en19ma   28 Oct 2018
Ridel Yesaya Sumarandak: Pernah Ditolak Ikut Final Kompetisi sebelum Raih Emas di Asian Games 2018

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki mutiara yang terpendam di berbagai keahlian. Di bidang olahraga, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pencapaian cukup baik di Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang pada beberapa waktu lalu dengan menduduki posisi keempat di klasemen akhir dan dengan raihan 31 emas dari total raihan 98 medali.

Salah satu cabang olahraga yang masuk dalam kategori eksebisi adalah esport yang mana gaungnya telah diakui untuk dipertandingkan di level kompetisi olahraga sekelas Asian Games. Hebatnya lagi, Indonesia berhasil meraih satu emas dan satu perak di cabang ini. Medali emas berhasil disumbangkan oleh pemuda berusia 16 tahun yang bernama Ridel Yesaya Sumarandak yang berasal dari Tondano (Sulawesi Utara) melalui nomor 'Clash Royale.'

Meski pun Indonesia merupakan negara yang perkembangan esport-nya cukup pesat, raihan ini tetap mengejutkan demi mengingat dominasi Tiongkok yang cukup kuat di esport. Apalagi prestasi medali emas ini justru diraih oleh remaja yang berasal dari Tondano, Sulawesi Utara. Dalam kesempatan wawancara dengan Nimo TV, Ridel menjelaskan bahwa ia memang menyenangi permainan yang bersifat strategi. "Permainan strategi selalu menarik minat saya. Awalnya, saya diajari catur oleh Ayah saat kelas 1 SMP dan sempat mewakili kabupaten dalam kejuaraan catur." Terbiasa untuk berlatih strategi ini ternyata membawa manfaat baginya ketika mulai terjun ke permainan online, seperti Clash Royale yang sarat dengan strategi.


Ridel Yesaya membela Indonesia di cabang esport nomor Clash Royale

Sebagai remaja yang baru saja menginjak usia 16 tahun pada beberapa bulan lalu, Ridel memiliki kisah yang unik dalam meniti karirnya. "Saya mulai serius untuk menekuni esport mulai 1,5 tahun yang lalu, ketika usia saya belum genap 15 tahun. Ketika itu, saya terpaksa harus memalsukan umur karena salah satu syarat untuk mengkuti kompetisi game online harus berusia minimal 16 tahun. Pernah suatu kali, saya sudah juara dan berhak ke pertandingan selanjutnya di Malaysia, tetapi tidak bisa lanjut karena ketika bikin paspor ketahuan umur asli saya berapa," jelas Ridel sambil tergelak.

Salah satu syarat untuk bertanding di Asian Games 2018 lalu adalah berusia minimal 16 tahun. "Untungnya, bulan Agustus kemarin, saya sudah berusia 16 tahun sehingga memenuhi syarat. Ulang tahun saya di bulan Juli, persis beberapa minggu sebelum Asian Games 2018 dimulai," tambahnya.


Ridel Yesaya meraih medali emas untuk Indonesia di Asian Games 2018

Saat ini, remaja yang bercita-cita menjadi pendeta ini sudah serius dalam menekuni esport sebagai jalur karirnya. Sebagai putra daerah yang berprestasi, ia berharap kompetisi game diperbanyak baik secara online mau pun offline. Ridel berpendapat, "Sebagai putra asli Tondano, saya melihat [sangat] banyak bakat terpendam di cabang esport di Tondano dan banyak daerah lainnya. Saya beruntung memiliki kesempatan untuk ikut serta [dalam] berbagai kompetisi. Banyak rekan saya yang terhalang bakatnya karena berbagai keterbatasan, seperti dana, tidak stabilnya jaringan internet di daerah, serta kompetisi yang seringkali hanya digelar di pulau Jawa." Ridel juga berharap agar kompetisi dapat tersebar rata ke berbagai pelosok daerah dan kecepatan jaringan internet di daerah pun bisa semakin stabil.

Sebagai atlet esport nasional cabang Clash Royale, Ridel giat berlatih pada setiap harinya. Latihan setiap hari, dari pukul 8 malam hingga 11 malam, tanpa meninggalkan kewajibannya untuk belajar sebagai seorang siswa SMA. "Saat ini saya mendapatkan dispensasi beberapa bulan untuk belajar mandiri dari sekolah saya di Tondano. Hal ini karena saya sedang fokus untuk ikut dalam berbagai kompetisi cabang Clash Royale di beberapa negara," ungkap Ridel.

Berbagai dukungan hadir, tidak hanya dari sekolah, akan tetapi juga dari pemerintah daerah setempat hingga aplikasi live streaming khusus game Nimo TV. "Mulai awal November, saya resmi bergabung dengan Nimo TV. Saya memerlukan wadah yang tepat untuk berlatih dan berinteraksi dengan komunitas gaming di Indonesia. Melalui Nimo TV, saya dapat melatih kemampuan saya [untuk] berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama pemain dan fans. Selain itu, saya berharap [juga bisa] mendapatkan banyak ilmu dari pemain profesional lainnya yang lebih berpengalaman. Saya berharap, kehadiran saya di Nimo TV menjadi inspirasi bagi para penggemar untuk mengikuti jejak saya," tutup Ridel.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top