istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Titipku Bagikan Hasil Laporan Riset Pentingnya Digitalisasi Pasar di Indonesia

Vent Fleur   28 Apr 2023
Titipku Bagikan Hasil Laporan Riset Pentingnya Digitalisasi Pasar di Indonesia

Kementerian Perdagangan sempat menargetkan program digitalisasi 1 juta UMKM di 1.000 pasar rakyat di Indonesia. Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa digitalisasi dilakukan untuk menggandakan pendapatan dan omzet UMKM hingga puluhan kali lipat.

Sebagai salah satu perusahaan yang berfokus pada digitalisasi pasar, Titipku memiliki visi dan misi yang selaras dengan program Kementerian Perdagangan. Dari hasil riset yang dilakukan Tim Riset Titipku, digitalisasi di pasar memang berdampak baik bagi para pedagang, pelanggan, kurir, hingga perekonomian Indonesia secara umum.

Sejak 2022, Tim Riset Titipku mengembangkan sebuah riset bertajuk “Digitizing Traditional Market in Indonesia”. Riset ini mencoba menjawab beberapa pertanyaan seputar digitalisasi pasar tradisional seperti bagaimana kesiapan pasar saat ini dalam menerima teknologi digital, apa masalah yang dialami pasar saat ini sehingga digitalisasi bisa menjadi solusi, hingga apa peran digitalisasi terhadap ketahanan UMKM dan pasar dalam menghadapi ancaman resesi.

Isi Laporan Riset

Laporan riset ini terbagi menjadi tujuh bagian utama. Pada bagian pertama, Tim Riset Titipku memaparkan kondisi real pasar. Mulai dari jumlah pasar di Indonesia, pembagian jenis pasar, hingga transaksi yang dihasilkan di pasar. Selain itu, bagian ini juga membahas masalah terkini yang dialami pedagang pasar seperti kurangnya modal hingga rantai pasokan yang panjang.

Kemudian bagian kedua membahas inovasi teknologi yang bisa ditawarkan untuk pasar tradisional. Pada bagian ini, Tim Riset Titipku berkaca pada teknologi yang diciptakan oleh Titipku seperti Aplikasi Belanja Titipku dan Aplikasi Titipku Lapak. Melalui Aplikasi Belanja Titipku, pedagang memiliki ruang luas untuk berdagang tanpa terbatas jarak. Sementara, Aplikasi Titipku Lapak memungkinkan pedagang untuk mengatur lapaknya sendiri. Tiap transaksi digital dan uang yang masuk juga tercatat riwayatnya, sehingga bisa dijadikan dokumentasi untuk mencari modal usaha.

Pada bagian ketiga dan keempat, laporan ini berisi tentang perkiraan nilai ekonomi yang dihasilkan dari digitalisasi UMKM dan pasar, serta apakah itu bisa membuat pelaku UMKM dan pedagang pasar tahan akan resesi yang mungkin terjadi di 2023 atau tidak. Menurut perkiraan, pertumbuhan ekonomi digital pada 2025 di Indonesia berada di angka 124 miliar dolar Amerika jika memanfaatkan digitalisasi UMKM.

Potensi pertumbuhan ini menjadi alasan mengapa digitalisasi UMKM masuk dalam strategi Pemerintah Indonesia untuk menghadapi resesi. Menurut CEO Titipku, Henri Suhardja, peningkatan bisa terjadi karena digitalisasi memungkinkan pelaku UMKM dan pedagang pasar mendapat pelanggan dari jarak yang lebih jauh dari pasar, dimana selama ini mereka sulit untuk belanja langsung ke pasar.

“Dengan UMKM masuk ke online atau marketplace, UMKM bisa mendapatkan kesempatan untuk masuk ke pasar baru. Artinya UMKM akan dikenal lebih luas dan mendapatkan kesempatan dikenal oleh calon customer yang baru, yang berpotensi menjadi pelanggan. Dengan demikian, UMKM tidak hanya bergantung ke pelanggan lama saja, tapi punya pelanggan baru,” ungkap Henri.

Bagian kelima berisi studi kasus terkait digitalisasi pasar yang terjadi di Tiongkok dan Indonesia. Di Tiongkok, tim mengambil kasus digitalisasi di pasar buah grosir di Chongqing. Sementara, di Indonesia, kasus yang diangkat adalah proses digitalisasi keuangan yang dilakukan oleh LinkAja.

Pada bagian keenam, Tim Riset Titipku memaparkan temuan seputar persepsi pelanggan dan pedagang pasar soal digitalisasi pasar. Data yang digunakan merupakan data primer hasil dari wawancara ke pedagang dan survei ke pelanggan.

Secara umum, hasil survei menunjukkan bahwa digitalisasi pasar mempermudah proses belanja dan mencari produk. Pelanggan juga menilai belanja daring terpercaya, karena ada layanan dari customer service yang siap membantu. Mereka pun merasa belanja daring menjadi kebiasaan baru yang mungkin tetap dilakukan, bahkan ketika COVID-19 sudah mereda.

Sementara, hasil wawancara ke pedagang juga menghasilkan beberapa temuan. Di antaranya adalah proses penjualan barang, mengiklankan produk, penggunaan aplikasi tidaklah sulit, serta penjualan secara daring bisa meningkatkan omzet pedagang.

Di bagian ketujuh, Tim Riset Titipku memberi kesimpulan atas hasil riset dan saran terkait tindak lanjut dari hasil riset. Secara umum, Titipku mendukung gerakan pemerintah untuk mendigitalisasi UMKM dan pedagang pasar. Titipku berharap bahwa proses ini harus dilakukan sesegera mungkin. Tujuannya, agar omzet pedagang meningkat dan mereka bisa siap menghadapi resesi.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top