istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Wuthering Waves: Serupa tapi Tak Sama

Aiolos   07 Jun 2024
Wuthering Waves: Serupa tapi Tak Sama

Judul baru Kuro Games kembali berupaya menarik segmen pemain yang dikuasai miHoYo beberapa tahun terakhir.

Berawal dari yang mungkin bisa dibilang mengadaptasi mekanisme eksplorasi judul populer The Legend of Zelda: Breath of the Wild, siapa sangka Genshin Impact bisa berada hingga sejauh ini? Update permainan yang terus berlangsung jalan empat tahun dan komunitas pemain loyal dalam jumlah besar kiranya cukup menjadi bukti keberhasilan miHoYo, yang tentu halnya diinginkan juga oleh perusahaan game lain. Formulanya?

Tampilan yang dikemas anime, gacha karakter, eksplorasi open-world dengan segudang misi di dalamnya, dan cerita yang berkelanjutan. Hingga sejauh ini, rasanya sudah ada beberapa game yang beredar di pasaran dengan mengusung rumusan tersebut, namun belum cukup untuk mengejar sukses yang ditorehkan judul-judul HoYoVerse. Setelah Tower of Fantasy beberapa waktu lalu, kini giliran Kuro Games yang juga merupakan developer di balik Punishing: Gray Raven.

Judul yang Disebut “Genshin Killer”

Digadang-gadang sebagai “Genshin Killer” merupakan gelar yang sebenarnya tidak enteng disematkan pada Wuthering Waves (WuWa) ini. Ibarat mencoba melawan sesosok raksasa yang sudah menjejakkan kakinya dengan kokoh di hadapan mereka yang menikmati action RPG semacam itu. Mungkin itu jugalah alasan di balik gameplay WuWa nampak cukup identik dengan Genshin yang sudah berdiri empat tahun lebih dulu.

Seolah tidak menjadi masalah jika tidak dipermasalahkan oleh game pendahulunya, WuWa nampak mantap melangkah dengan rancangan desain yang terkesan sangat mirip bagi mereka yang tidak mengenal masing-masing judul ini. Dari gameplay hingga aspek visual yang serinci tampilan font yang digunakannya. Bukan tidak mungkin kalau ada yang keliru membedakan antara keduanya.

Namun, tentu sebagian yang belum mengenal judul-judul ini mungkin akan mempertanyakan sebagus apa Genshin hingga game-game lain hadir di pasaran dengan mencoba template permainan yang sama. Pada dasarnya, Genshin dan WuWa ini merupakan action RPG yang menekankan eksplorasi dengan segambreng misi bercerita untuk diselesaikan.

Dalam berbagai misinya, pemain akan disajikan dengan aspek pertarungan, elemen puzzle yang mengambil cukup porsi, juga narasi yang menampilkan kedalaman akan dunia tempat berlangsungnya cerita ini. Dan berbagai aspek tersebut juga didukung dengan karakter-karakter yang dibagi berdasar elemen kekuatannya, yang masing-masingnya dapat dimainkan berbeda dengan jenis senjata yang digunakan.

Dengan mengambil acuan fundamentalnya secara garis besar dari Genshin, bukan berarti WuWa tidak tanpa faktor pembeda selain dari cerita dan karakternya.

Adapun sebagai pembeda yang utama dan mendasari game-nya punya kelebihan spesifik dibanding sang inspirasi diyakini terletak pada mekanik yang dianggap lebih menitikberatkan sisi action-nya, dengan menekankan penggunaan parry/evade dan rotasi karakter dimana keakuratan dalam melakukan parry/evade akan memberi keuntungan di tengah kelangsungan pertarungan dan susunan tim dengan pergantian keluar/masuknya karakter turut berkontribusi dalam memberikan damage yang lebih maksimal.

Beberapa karakter secara spesifik juga punya kelebihan yang patut diapresiasi seperti Lingyang yang dipresentasikan sepantasnya seorang pengguna tarian tradisional Barongsai, atau Jiyan yang serangannya seolah menarikan liukan naga.

Selain itu, game ini juga menghadirkan fitur pembeda dalam bentuk Echo yang merupakan monster-monster yang dikalahkan dan dapat diserap kekuatannya. Echo memiliki statistik unik masing-masing yang berperan meningkatkan kekuatan dari karakter yang dipasangkannya dan juga dapat digunakan sebagai wujud beberapa saat di tengah pertarungan.

Dan seperti pada judul-judul pembandingnya, berbagai hal yang ditemukan dalam game ini akan menuntut untuk ditingkatkan, dari karakter, skill, senjata hingga Echo. Jadi, bisa dibayangkan betapa grinding dan farming untuk material yang dibutuhkan untuk meningkatkannya adalah kegiatan yang kiranya paling banyak menyita waktu dalam permainan ini.

Namun, melakukannya tidaklah sesederhana itu berhubung aktivitas dengan reward yang kalian butuhkan tersebut hanya dapat diklaim dengan batasan beberapa kali dalam sehari. Untuk faktor eksplorasinya, WuWa juga dinilai lebih menawarkan keluwesan pada pemainnya dengan dapat melakukan wall-run dan grappling hook yang memudahkannya.

Premis dengan Perspektif yang Mirip

Seperti halnya Genshin yang memperkenalkan dunianya dari sudut pandang sang Traveler, WuWa menempatkan pemainnya melalui perspektif tokoh utama yang disebut Rover. Hanya saja, WuWa tampil berlatarkan sebuah planet bernama Solaris (Sol-III) yang lebih bernuansa post-apocalypse dengan sentuhan sci-fi ketimbang Genshin yang lebih fantasy.

Rover yang terbangun tanpa ingatan akan jati dirinya, tidak sengaja bertemu dengan Yangyang dan Chixia, dua orang Resonator dari Jinzhou yang lantas mengajaknya ikut guna menemui seorang magistrat di tempat asal mereka, yang dianggap mengetahui terkait kemunculan Rover yang misterius ini. Seiring dengan perkembangan ceritanya, Rover pun harus mendapati dirinya terlibat dalam situasi peperangan mereka melawan monster-monster yang dinamakan Tacet Discords (TD).

Cerita yang pada intinya mungkin dirasa sederhana, namun cukup sarat dengan istilah untuk membuatnya terkesan lebih rumit. Dan di samping Rover itu sendiri, para Resonator yang merupakan karakter lain di sini juga memiliki latar kisahnya masing-masing seperti halnya Genshin yang memiliki lore dengan tingkat kedalaman tersendiri dan menghasilkan keterikatan secara khusus dengan para pemainnya. Meski demikian, hal tersebut nampak belum cukup dirasakan pada WuWa yang mungkin tergolong masih baru mulai.

Masih Awal, Cukup Banyak Minus

Ambisius tapi tidak berarti Kuro Games sudah berhasil menghadirkan WuWa dengan pengalaman yang sempurna bagi para pemainnya. Rilis di zaman seperti sekarang yang memungkinkan developer dapat melakukan update secara berkelanjutan pada kapanpun tampak menyebabkan game ini dapat dirilis meski dengan minus dari segi pengembangan yang banyak dapat ditemukan para pemain.

Dari masalah lokalisasi terjemahan, bug dalam permainan, fitur skip yang sempat bermasalah sampai yang sekecil persoalan typo, telah menjadi bagian dari update minor yang bisa dikatakan hampir selalu muncul di setiap kali membuka aplikasi permainannya. Bisa dibayangkan dengan begitu, game ini rasa-rasanya sudah memakan konsumsi data yang lumayan jika kalian tidak sedang mengaksesnya dengan dukungan WiFi.

Sisi positifnya, cacat secara teknis tersebut memang diakui Kuro yang juga berusaha menebusnya dengan kompensasi berupa resource yang dibutuhkan pemain.

Yang juga disayangkan, game dengan penekanan action sebesar WuWa ini juga datang tanpa memberikan support penggunaan kontroler yang bisa dikatakan cukup krusial untuk ukuran gameplay-nya. Melakukan parry dan berbagai manuver permainan tentu adalah hal yang akan lebih dinikmati jika dilakukan dengan tombol fisik. Terlebih dengan mengingat judulnya pun turut ditujukan untuk PC.

Sedangkan dari sisi teknis yang lain, game yang bisa dikatakan besar secara skala permainan dan punya grafis menawan ini tentu tak lepas dari spesifikasi teknis yang cukup menuntut, sebagaimana WuWa masih kami rasakan berat untuk dimainkan di iPhone 14 Pro meski di-set pada kualitas teknis minimal.

Tetap Menjanjikan sebagai Alternatif

Ada masanya ketika smartphone dirasa cukup terbatas dalam menyajikan sensasi game action oleh karena keterbatasan tombolnya. Namun, seiring dengan kemampuan dalam beradaptasi nampaknya aksi yang cukup kompleks semacam inipun sudah mulai dibiasakan dengan cukup baik untuk genggaman tangan.

Setelah Genshin yang menekankan eksplorasinya, WuWa mengangkatnya pada action yang dari satu sisi terkesan lebih kompleks namun tetap dalam implementasi yang membuatnya bisa tetap dimainkan dalam format touch screen perangkat iOS dan Android. Dan mekanik pertarungan yang diimplementasikannya pun merupakan improvisasi yang dapat diapresiasi untuk membuatnya dilirik kalangan pemain yang mungkin belum memulai Genshin.

Game gacha semacam ini memang menuntut investasi waktu dan fokus yang cukup besar dari pemainnya, yang tentu relatif dirasakan sulit jika kalian sudah ada game lain dengan perhatian sebesar Genshin. Namun, jika ada dari kalian yang belum memulainya dan merasa sudah cukup ketinggalan dengan Genshin yang sudah sejauh sekarang, WuWa sepertinya bisa jadi opsi yang dipertimbangkan untuk mulai diikuti dari sekarang.

Dailies yang tidak makan waktu lama, elemen aksi yang lebih solid dan gacha karakter yang tidak kalah menarik rasanya adalah nilai plus, terlepas dari impresi permainan yang secara menyeluruh dinilai punya template sama. Lebihnya lagi, WuWa juga dapat mencuri segmen para pecandu gacha dengan lebih murah hati dalam memberikan resource, setidaknya di fase awal perilisannya ini.

Besar harapannya, WuWa bisa segera memberikan lebih banyak konten menarik dan unik untuk menciptakan komunitas loyal, lebih dari sekedar mendatangkan karakter baru sebagai bahan gacha.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top