istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW FILM

Wish Dragon, Kisah Aladdin versi Tiongkok

Anduril   27 Jul 2021
Wish Dragon, Kisah Aladdin versi Tiongkok

Menonton Wish Dragon ini memiliki tantangan tersendiri. Bagaimana tidak, secara tematis film ini bersentuhan langsung dengan salah satu animasi legendaris Disney, Aladdin. Apalagi sang karakter utama menggunakan nama Din, yang kami yakin bukan kepanjangan Udin atau Samsudin.

Walaupun nama belakangnya nyerempet banget dengan Aladdin, tetapi Wish Dragon ini menawarkan sebuah tema yang jauh berbeda ketimbang Aladdin. Kami menemukan banyak pesan moral dari Wish Dragon yang jauh lebih modern ketimbang Aladdin.

Review Wish Dragon

Janji Kecil Din dan Li Na

Wish Dragon menceritakan mengenai janji yang diucapkan oleh dua orang teman saat mereka masih kecil. Din (Jimmy Wong) dan Li Na (Natasha Liu Bordizzo) berjanji kalau mereka akan bertemu lagi. Saat sebuah kesempatan datang, kedua orang ini pun terpaksa berpisah. Setelah belasan tahun berlalu, janji ini pun hendak ditepati oleh Din yang berencana akan datang ke pesta ulang tahun Li Na.

Untuk datang ke pesta tersebut, Din bekerja keras untuk dapat mengenakan pakaian yang lebih layak dipandang oleh orang-orang yang kini mengelilingi keluarga Li Na yang sekarang telah hidup berkecukupan dan makmur. Keluarga Li Na kini memiliki posisi penting, rumah mewah, mobil mengkilap, dan harta benda lainnya.

Saat itulah ia berjumpa dengan “dewa: yang memberikannya sebuah teko teh berukiran indah dengan latar budaya China. Saat menggosok teko tersebut, Din dikejutkan dengan sesosok naga yang muncul dari dalam teko tersebut.

Seperti dongeng seribu satu malam lainnya, Naga yang bernama Long (John Cho) tersebut bisa mengabulkan tiga buah permintaan Din. Yang perlu dilakukan adalah menyebutkan apa yang diinginkan oleh Din, maka Long akan mengabulkannya.

Mengingatkan Kami akan Aladdin

Alur cerita animasi ini akan mengingatkan penontonnya akan animasi klasik Aladdin, namun perbedaannya adalah unsur-unsur budaya Tiongkok yang dimasukkan dan alur ceritanya lebih kepada penekanan pencarian jati diri, persahabatan serta unsur-unsur modern masa kini. Ini menyebabkan animasi ini tetap menarik untuk dilihat untuk generasi masa kini maupun yang mengenal Aladdin.

Din tetaplah menjadi seorang bocah yang ceria dan beranggapan bahwa setelah nanti bertemu Li Na, segalanya akan tetap baik-baik saja. Namun permintaannya untuk tampil menyerupai orang-orang di sekeliling Li Na , membuatnya menyadari bahwa kehidupan mereka berdua telah jauh berbeda, dan Li Na sekarang bagaikan seorang puteri yang jauh sekali dari jangkauannya , dan mungkin juga jika Din muncul dengan tampilan apa adanya , Li Na akan menolaknya.

Di tengah kebimbangan ini , dialog antara Din dengan Ibu nya dan tetangga di sekelilingnya pun menyadarkannya bahwa ia merasa bahagia saat ini dalam kondisi ini , dan Li Na yang pada akhirnya berhasil diajak untuk napak tilas kembali, kembali merasakan kehangatan yang selama ini tidak ia rasakan lagi.

Hidupnya memang bagaikan mimpi, namun sangat sepi. Namun Li Na juga menyadari ia memiliki kewajiban untuk mendukung orang tuanya, sehingga di titik ini, Din maupun Li Na terbuka pemikirannya dan menjadi dewasa dengan cara yang sedikit tragis.

Dapat dikatakan Twist demi twist muncul apik di animasi ini, dari kehadiran tokoh antagonis yang jago kung fu dan memiliki sentuhan luar biasa, hingga penemuan terbaru yang mengingatkan penonton untuk kembali ke asal.

Debut Chris Appelhans

Merupakan debut pengarahan bagi Chris Appelhans yang sebelumnya pernah terlibat dalam proses produksi bagi film-film animasi seperti Coraline (Henry Selick, 2009), Fantastic Mr. Fox (Wes Anderson, 2009), The Princess and the Frog (Musker, Clements, 2009), hingga Puss in Boots (Chris Miller, 2011), dan The Angry Birds Movie (Clay Kaytis, Fergal Reilly, 2016).

Wish Dragon memang tidak menawarkan sebuah alur penceritaan yang terasa benar-benar baru. Meskipun begitu, layaknya sebuah sajian nasi goreng dengan rasa yang familiar namun begitu digemari, Appelhans dapat meramu naskah cerita garapannya bagi film ini untuk menghasilkan pengisahan yang begitu menyenangkan untuk diikuti.

Tema tentang persahabatan dan hubungan antara anak dengan orangtua dihadirkan dengan penuturan yang mudah dicerna. Balutan komedi yang diterapkan Appelhans, khususnya pada barisan dialog yang dilontarkan oleh karakter Long, juga menghasilkan nilai tambah ketika dialog-dialog tersebut mampu dieksekusi dengan sempurna oleh Cho.

Kesimpulan

Sebagai sebuah film animasi yang memanfaatkan latar belakang lokasi pengisahan yang berada di wilayah Republik Rakyat Tiongkok, Wish Dragon juga tampil tidak mengecewakan dalam memanfaatkan tampilan visual penuh warna guna penggambaran budaya maupun wilayah kota serta pinggiran kota dari negara beribukota Beijing tersebut.

Animasi yang menampilkan berbagai gedung pencakar langit yang menghiasi perkotaan, atau barisan kemacetan, atau barisan rumah penduduk yang tersusun rapat, hingga gambaran dari karakter Long yang dihadirkan sebagai sosok naga berwarna merah muda disajikan dengan begitu indah.

Appelhans juga mampu menjaga ritme penceritaan film ini dengan tata pengisahan yang cepat namun jauh dari kesan tergesa-gesa. Tiap momen yang harus dihadapi oleh karakter Din bersama dengan karakter Long tampil memberikan kesan hangat berkat fokus yang terus berjalan bersama kedua karakter secara beriringan.

Walaupun pada akhirnya Wish Dragon tidak mampu menampilkan plot yang mendalam layaknya cerita seribu satu malam, tapi sebagai gantinya kita diganjar dengan berbagai pesan moral dan karakter yang lumayan memorable. Hasilnya Wish Dragon bisa kami beri nilai cukup baik walaupun tidak luar biasa.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top