istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

War Dragons

Conny   30 Sep 2016
War Dragons

Peperangan bisa jadi masihlah dapat dianggap sebagai perwujudan neraka di dunia. Terlebih lagi, jika pihak atau negara lawan bukannya memilih untuk menggunakan berbagai senjata api atau pun tank-tank, malah menunggangi dan mengirimkan banyak naga. Yep, naga. Tapi, sejujurnya, peperangan dengan naga mungkin bakal sangatlah mengagumkan untuk disaksikan mata.

Dikembangkan oleh Pocket Gems, War Dragons berupaya untuk secara singkat menawarkan bagaimana jika kita bisa berlaku layaknya Hiccup Horrendous Haddock III dari serial How to Train Your Dragon. Tidak benar-benar mirip, sih. Karena, di sini kita tidak memiliki beban moral untuk melepaskan kadal-kadal berukuran raksasa, yang bisa terbang dan bernafas api itu, untuk membumihanguskan negara lain.

Begitulah. Dalam game ini, kita bisa memelihara naga, membesarkan mereka hingga menjadi mesin-mesin tempur yang sempurna, dan melakukan serangan ke berbagai base milik pemain-pemain lain. Di impresi awal, War Games tampak mempesona, juga sukses dalam hal mengawinkan banyak genre untuk menghasilkan gameplay yang menyenangkan, meski tak seberapa dalam.

Membesarkan naga dapat dibilang menjadi elemen terbesar dalam War Dragons. Agak berbeda dengan serial How to Train Your Dragon yang direferensikan tadi, naga-naga di sini perlu diakui tidaklah seimut atau pun selucu dalam film-film animasi dari DreamWorks Animation itu. Masing-masingnya keluar dari telur sudah dalam bentuk dewasa. Cocok dengan buasnya setting dunia War Dragons.

Usai menjalani single-player campaign berdurasi singkat yang menjadi sesi tutorial, kita langsung bisa melakukan serangan terhadap negara, atau lebih tepatnya disebut pulau, milik pemain lain. Pulau-pulau ini memiliki pertahanan berupa pemanah, meriam, dan lainnya. Kita sendiri bakal melihat permainan dari belakang naga saat menghembuskan api, sengatan listrik, dan banyak serangan spesial lainnya.

Berhasil meluluhlantakkan lawan, kita bakal dihadiahi makanan untuk para naga, experience points, dan item lainnya. Selain menyerang, kita pun mesti bisa bertahan. Naga-naga lain, terutama dari pulau yang pernah diserang, akan mendatangi pulau kita. Jika kita sedang bermain saat pemain lain menyerang, maka kita dapat melakukan pertahanan sendiri. Jika tidak, peperangan akan berlangsung otomatis.

Beranjak ke aspek battle, War Dragons nyaris mirip dengan Clash of Clans, tapi lebih disederhanakan dibanding tipikal kebanyakan game strategi peperangan lainnya. Ini bisa dianggap kelebihan sekaligus kekurangan. Naga-naga kita terbang ke medan perang secara otomatis, jadi tak banyak elemen strategi yang dilibatkan demi menang dalam sebuah pertempuran.

Yang perlu diperhatikan, nagamu cukup kuat untuk bertahan, atau tidak? Dengan kata lain, kebanyakan pertempuran yang terjadi hanyalah bakal membuat kita mesti menghancurkan pulau-pulau lawan sebelum naga kita akhirnya terjatuhkan. Tapi, perlu diakui, War Dragons tidaklah terlalu buruk jika kita hanya ingin memainkan sebuah game karena senang menghancurkan berbagai hal di dalamnya.

Dan, jujurnya lagi, penggemar naga mungkin bakal senang untuk berperang dalam War Dragons, tapi yang membuat mereka lebih senang lagi adalah elemen membesarkan naga di dalamnya. Ada beberapa desain yang gahar sekaligus indah secara imajinatif di antaranya, dan tentunya, makin menyenangkan lagi untuk sekedar melihat mereka beterbangan di sekitar pulau kita.

Naga-naga ini juga diberi tanggung jawab untuk berbagai proyek besar, seperti pembebasan hutan dan penguraian kabut. Meski membebaskan hutan mungkin hanyalah membuat para naga ini bakal menghembuskan api ke arah pepohonan, lain halnya saat mengurai kabut yang bakal terlihat lebih keren. Mereka bakal meluncur dan menembus kabut secara berulang-ulang dengan gagahnya.

Mungkin kekurangan utama dari War Dragons adalah kurang adanya jalan cerita, dan single-player campaign yang kurang berisi. Pertempurannya pun cenderung repetitif, dan terasa kurang dalam. Tapi, jika mengoleksi berbagai naga yang gagah dengan elemen menghancurkan berbagai hal ini terasa cocok denganmu, War Dragons mungkin bakal cocok untuk dimainkan demi mengisi waktu luang.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top