istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW FILM

Ultraman: Rising – Kisah Menyentuh Jagoan Jepang dalam Animasi Barat

Aiolos   20 Jun 2024
Ultraman: Rising – Kisah Menyentuh Jagoan Jepang dalam Animasi Barat

Pahlawan raksasa populer asal Jepang, hadir dalam format film animasi dan tanggung jawab lebih besar!

Dari waktu ke waktu, dari tahun ke tahun, Ultraman merupakan salah satu IP asal Jepang yang terus berkarya menghasilkan judul baru. Tayangan dalam format serial tokusatsu (film superhero Jepang dengan practical special effect) merupakan Ultraman pada intinya, namun seri jagoan inipun bukan pertama kalinya dikemas animasi dalam film yang berjudul Ultraman: Rising kali ini. Sebelumnya, sebuah serial anime yang diadaptasi dari versi manga juga sudah ada dan tayang dengan dukungan Netflix.

Beda dari versi anime tersebut, film animasi kali ini dirilis dengan kerja sama kembali Tsuburaya Productions dan Netflix, tetapi sebagai sebuah produk bersama Jepang-Amerika yang produksi animasinya bahkan ditangani langsung oleh Industrial Light & Magic yang mana adalah studio efek visual kenamaan Hollywood dari George Lucas.

Film ini juga menjadi debut penyutradaraan dari nama Shannon Tindle yang selama ini kerap menjadi character designer dan screenwriter dalam berbagai proyek serial animasi seperti di antaranya ada Samurai Jack, Coraline, dan Kubo and the Two Strings.

Pahlawan Raksasa, Tanggung Jawab Lebih Besar Kali Ini

Ultraman: Rising tampak menjadi semacam presentasi pendekatan yang berbeda dari serial Ultraman selama ini. Memperkenalkan Kenji Sato (disuarakan oleh Christopher Sean/Yuki Yamada) sebagai inang baru dari Ultraman dan putra dari Ultraman terdahulu/Ultradad (Gedde Watanabe/Fumiyo Kohinata) sebagai tokoh utamanya kali ini.

Meski Ultraman dikisahkan tetap menjadi sosok penjaga bumi dari ancaman kaiju atau monster-monster berukuran raksasa, tokoh Kenji di sini tidaklah diilustrasikan sebagai anggota dari pasukan pertahanan, melainkan seorang pemain bisbol berbakat dengan masalah kepribadian.

Sikap yang agak problematik tersebut tidak lain disebabkan karena keretakan hubungannya dengan sang ayah paska kejadian yang mengakibatkan kepergian sang ibu. Meski sebagai Ultraman ia masih tetap berusaha menghentikan serangan kaiju yang mengancam kota, Kenji nampak tidak bertanggung jawab dan bukan pahlawan yang sepenuhnya bisa diharapkan.

Ia terus kerepotan dalam membagi waktu sebagai atlet profesional dan seorang superhero, yang situasinya pun bertambah pelik seiring pertemuannya dengan bayi seekor kaiju.

Perlakuan Animasi yang Patut Diapresiasi

Pertama kali muncul pada trailer-nya, perlu diakui desain Ultraman dalam Ultraman: Rising mungkin bukanlah sesuatu yang langsung menarik hati bagi penggemar yang terbiasa melihatnya dengan proporsi normal. Desain Ultraman yang terasa sangat ramping dan jenjang seolah dimaksudkan sebagai ciri desain visual yang menonjolkan film animasi ini, namun memang butuh waktu lebih dulu untuk membiasakannya.

Dan benar, tampilan yang demikian tampak dapat diterima saat menyaksikannya pada rilis penuhnya. Presentasi animasinya sama sekali tidak mengecewakan saat melihat Ultraman beraksi dengan serangan-serangan yang juga mendapat perlakuan efek ala manga pada adegan-adegan fight-nya.

Sementara persembahan 3D CG ini memang merupakan hasil kerja dari studio Amerika, maka dapat dirasakan film animasi ini memang suatu produk animasi Netflix yang sebanding dengan judul-judul sejenis karya dari Dreamworks atau Pixar.

Dan ini jelas sangat dirasakan ketika melihat filmnya yang tampil dengan kualitas pewarnaan dan pengarahan visual secara menyeluruh yang menunjukkan produk ini dibuat oleh dominasi tangan Amerika dengan tetap tidak melupakan citraan Jepang sebagai negeri asal tokoh Ultraman itu sendiri.

Dan sebagai IP yang telah berlangsung hampir 60 tahun lamanya, menghasilkan sebuah film Ultraman baru dari tangan yang berbeda tentu tidak lepas dari easter eggs sebagai bagian yang dimaksudkan untuk menginklusikan para penggemar setia Ultraman, yang mana selalu menjadi hal untuk diapresiasi dan ikut menambahkan value film animasi ini sebagai salah satu karya yang termasuk dalam semesta Ultra milik Tsuburaya.

Perjalanan Menemukan Keseimbangan

Premis film keluarga yang sama seperti pendekatan sentimental yang dilakukan film-film animasi sejenisnya memang sudah bukan hal baru, namun tidak menghalangi Ultraman: Rising untuk menjadi hiburan yang dapat dinikmati fans dan non-fans sebagaimana premis cerita semacam ini memang selalu menyentuh dan mampu menjangkau segala lapisan usia.

Kompleksitas hubungan keluarga antar ayah dan anak, problematika hidup dan tanggung jawab yang harus dilalui sebagai seorang anak, dan perjalanan “from zero to hero” yang inspirasional.

Kali ini difokuskan filmnya dengan inti mencari keseimbangan dalam hidup sebagai kunci seorang pahlawan, sebagai Kenji Sato dan Ultraman, sebagai sosok ayah juga pemain bisbol. Yang apabila diaplikasikan pada para penontonnya di dunia nyata, seperti halnya sang tokoh utama, kita pun perlu mencari titik temu di antara segala tanggung jawab dalam hidup.

Dan seperti tema yang sudah disebutkan di atas, film inipun tampil seimbang dalam berbagai aspeknya. Drama dan aksi Ultraman yang dirasa berimbang, cukup untuk presentasi film ini sebagai sebuah film pembuka yang mengenalkan Ultraman di universe animasi yang baru ini dan membuka jalan yang lebih mudah untuk fight dan tokoh yang lebih banyak lagi di film berikutnya.

Ultraman: Rising sudah bisa disaksikan di Netflix.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top