istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

To The Moon, Ketika Game Emosionil Berlabuh ke Smartphone

Anduril   12 Jun 2017
To The Moon, Ketika Game Emosionil Berlabuh ke Smartphone

Kalau kalian pernah bertanya, game apa yang paling sedih bagi kami sekaligus menempel di hampir semua platform? Maka, To The Moon adalah jawaban yang paling tepat.

Adegan pembukaan dari To The Moon menampilkan John, seorang pria tua yang terbaring lemah di ranjang, menunggu ajal menjemput nyawanya. John berusaha untuk kembali mengingat kenangan dan impian abadi yang tak pernah terpenuhi. Tidak lama kemudian, masuklah dua agen, Dr. Eva Rosalene dan Dr. Neil Watts, yang tugasnya untuk memastikan bahwa mimpi-mimpi sedih itu bisa menjadi kenyataan.

Pembukaannya memang terdengar seperti acara TV murahan. Namun dalam kasus John, mimpi untuk mengunjungi bulan begitu mendalam. Meski begitu, John sejatinya tidaklah harus benar-benar pergi ke luar angkasa. Yang harus dilakukan oleh kedua agen tersebut adalah meyakinkan bahwa dia telah mencapai impiannya dengan memanipulasi isi pikirannya. Proses ini menimbulkan beberapa pertanyaan yang terkait dengan moral dan etika, karena mereka harus masuk ke dalam pemikiran John demi menanamkan kenangan palsu.

Untuk membuat John berpikir bahwa dia telah mencapai mimpinya yang tinggi itu, para agen melompat ke dalam kepalanya dan kembali ke dalam semua ingatannya, yang menjadi kunci penting dalam kehidupannya. Peran kalian adalah membimbing agen-agen itu pada saat mereka menjelajahi kehidupan John. Dimulai dengan ingatan terakhir, kedua agen itu bakal kembali ke berbagai tahapan hidup John sebelumnya.

To The Moon adalah permainan yang sudah cukup lama. Awalnya, kisah ini diluncurkan untuk PC pada tahun 2011 dan dibuat dengan menggunakan aplikasi RPG Maker. Namun, dalam iterasi terbarunya ini, To The Moon telah diperbarui sepenuhnya untuk layar sentuh. Meski dibuat dengan RPG Maker, game ini jauh dari permainan RPG tradisional. To The Moon adalah tentang sebuah cerita, sehingga gameplay sebenarnya sangatlah tipis dan cenderung sedikit. Kalian akan berkeliling area untuk mengumpulkan kenangan-kenangan hidup milik John, yang kemudian digunakan untuk memicu kenangan utama. Kenangan tersebut kemudian diselesaikan dengan cara memecahkan teka-teki yang terkadang menampilkan kelinci origami. Kelinci ini ada dimana-mana, mereka berkembang biak seperti, yah, kelinci. Pencipta kelinci kertas ini adalah istri dari John, River, yang memiliki peran sebagai pelontar emosi yang integral dan menarik pada sepanjang cerita.

Gameplay To The Moon sebenarnya jauh lebih menarik daripada kedengarannya. Puzzle tile-flipping yang sederhana tidak bakal memberikan banyak tantangan, juga tidak memajukan kompleksitasnya. Selain itu, mengumpulkan kenang-kenangan biasanya hanya akan membuatmu berkeliaran dan akhirnya menunggu mereka terjatuh ke pangkuan kalian. Ada beberapa mini game yang sangat mendasar yang bisa sedikit mengusir rasa bosan.

Chemistry antara kedua dokter alias agen yang menangani John itu pun berjalan dengan cukup baik, mirip dengan gaya Mulder dan Scully dari serial The X-Files. Neil agak kasar dan tidak dewasa, sementara Eva masuk akal dan peka. Bentrokan kepribadian ini bakal menyebabkan terjadinya banyak obrolan bolak-balik yang menarik. Interaksi antara keduanya juga memberikan langkah ringan dari permainan yang sangat muram ini.

Walau pun telah diperbaharui, grafis To The Moon ternyata tetap menampilkan gaya yang sama, tetapi jauh lebih rapi dibanding sebelumnya. Musik tema melankolis dari denting piano yang menghadirkan berbagai isyarat, mampu mengatur suasana hati dengan sempurna. Sementara itu, tempo yang meningkat pada saat-saat dramatis, seperti saat Eva dan Neil bertarung melawan waktu dan satu sama lain untuk menyelesaikan misi mereka sebelum John meneruskan perjalanannya itu bekerja dengan luar biasa, dan menempatkan kami dalam nuansa film-film anime klasik ala Ghibli. Bahkan, lagu Everything’s Alright yang dinyanyikan oleh Laura Shigihara membuat kami pun jadi menangis sesenggukan.

To The Moon tidak akan membawa kalian untuk berlama-lama ke dalam dunianya dan memiliki replay value yang sangat minimal. Rasanya, game mobile ini akan hilang begitu saja sambil meninggalkan bekas luka yang mendalam. Menilai To The Moon memang suatu hal yang sangat menyulitkan. Kesulitan ini timbul karena game mobile ini mirip game-game mobile buah karya Sean Wenham, tetapi dengan nilai artistik di bawahnya. Bagi kami, To The Moon adalah perusak mood nomor wahid yang jangan pernah dimainkan ketika kalian sedang patah hati. Bisa-bisa, kalian malah ingin ikut pergi ke bulan demi bertemu cinta kalian.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top