istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Titans, Sebuah Adaptasi Teen Titans yang Mengusung Nuansa Horor

Andy Chan   16 Jan 2019
Titans, Sebuah Adaptasi Teen Titans yang Mengusung Nuansa Horor

Per tanggal 11 Januari 2019 kemarin, para pemilik akun Netflix sudah bisa menikmati serial terbaru persembahan Netflix di ponsel pintar mereka yang berjudul Titans. Serial TV yang satu ini adalah adaptasi dari komik DC Teen Titans karya Bob Haney dan Bruno Premiani.

Sedikit Perkenalan dengan Teen Titans

Teen Titans adalah sebuah tim Superhero yang tampil di buku komik terbitan DC Comics. Sesuai dengan judulnya "Teen Titans", anggota-anggota tim ini adalah para remaja yang biasanya hadir sebagai konco para Super Hero besar Justice League. Dipimping oleh Robin, para anggotanya terdiri dari Kid Flash, Red Arrow, Starfire, Beast Boy, Raven, Miss Martian, dan masih banyak lagi.

Adaptasi yang Meninggalkan Kisah Remaja

Untuk kisah Titans terbaru di Netflix ini, Dick Grayson / Robin (Brenton Thwaites) tidak lagi merupakan seorang remaja. Dia adalah seorang dewasa yang telah melepaskan diri dari bayangan Bruce Wayne / Batman dan bekerja di kepolisian Detroit sebagai detektif. Ketika dia terlibat dengan kasus supernatural yang dialami oleh Rachel Roth / Raven (Teagan Croft), mereka pun akhirnya bergabung menjadi sebuah tim bersama dengan Koriand'r / Kory Anders / Starfire (Anna Diop) dan Garfield Logan / Beast Boy (Ryan Potter) untuk membentuk Titans dan mencegah kiamatnya dunia.

Lebih Mengarah ke Horor daripada Superhero

DC Comics biasa dikenal dengan tema superhero, namun serial TV Titans adaptasi Netflix ini sebenarnya lebih menitikberatkan ke unsur horornya daripada aksi super hero. Sang tokoh sentral serial TV ini Rachel Roth / Raven boleh dibilang sebagai seorang remaja yang dirasuki oleh roh jahat dengan kekuatan gelap yang pada akhirnya bisa menghancurkan dunia. Nuansa filmnya sendiri pun silih berganti, kadang memperlihatkan aksi melawan kejahatan oleh Robin dan superhero lainnya, kadang malah lebih berasa seperti sedang menonton film macam Hereditary atau The Exorcist yang membuat bulu kuduk merinding, bahkan ada jumpscare yang bisa membuat kaget penonton.

Sebuah Tim dengan Anggota-anggota yang Jauh dari Sempurna

Memang mereka masing-masing memiliki kemampuan khusus, seperti Robin dengan kemampuan akrobatnya, Raven dengan kekuatan kegelapan, Starfire yang bisa membakar, serta Beast Boy yang bisa berubah menjadi harimau. Meskipun keempat tokoh utama film ini mungkin bisa bekerja-sama melawan musuh yang sama, namun masing-masing individual tersebut memiliki kecacatan jiwa dan jauh dari sempurna. Dick Grayson selalu berusaha melawan amarah di dalam dirinya agar tidak menjadi seperti Batman yang sadis, Rachel Roth sang gadis remaja yang memiliki kekuatan gelap, selalu takut berteman dan merasa khawatir akan menyakiti orang-orang terdekatnya, sementara Kory Anders mengalami amnesia dan Garfield Logan selalu khawatir mengenai menggigit manusia ketika sedang menjadi harimau. Namun seiring berjalannya cerita, kalian akan melihat masing-masing individual berkembang sebagai sebuah karakter yang menarik untuk disimak.

Jalan Cerita yang Seru, namun Sedikit Terhambat dengan Banyaknya Flashback

Mengikuti jalan cerita Titans ini sebenarnya seru dan menarik, namun sayangnya, serial TV ini seringkali menghentikan laju kisah di masa kini dengan menampilkan flashback. Penonton akan disuguhi masa kecil Dick Grayson, flashback mengenai tokoh-tokoh lain dalam filmnya, bahkan ada satu episode yang hanya menampilkan flashback saja. Hal ini terkadang membuat laju film menjadi agak terhambat, meskipun flashback tersebut sendiri cukup menarik apabila kalian memang menyukai karakter-nya.

Kelemahan dan Kekuatan Serial TV Titans

Sebagai adaptasi dari Teen Titans, serial TV yang satu ini memang mengambil kebebasan dalam interpretasi ceritanya, sehingga ada beberapa hal menarik yang bisa kita simak di dalamnya.

Kelemahan Titans

Bagi para fans yang mengharapkan adaptasi langsung Teen Titans, sudah pasti akan kecewa berat dengan serial TV ini. Apalagi salah satu pilihan cast-nya, Anna Diop, memerankan Starfire dengan kostum yang boleh dibilang akan membuatmu mengangkat alis. Benar-benar jauh dari tampilannya di komik Teen Titans, bahkan sang aktris pun sampai dihina-hina di sosmed hingga akhirnya dia mengecilkan eksistensinya di sosmed.

Selain itu, nuansa horor yang diadopsi dalam serial ini benar-benar jauh dengan image Teen Titans yang biasa hadir dalam bentuk kartun. Hal ini hampir dipastikan akan membuat para fans DC Comics mengurungkan niat untuk menontonnya.

Kekuatan Titans

Tidak seperti Arrowverse yang ditayangkan di The CW (sudah ada juga di Netflix, meskipun tidak up-to-date) yang selalu berusaha menghindari menampilkan super hero besar Batman, dalam Titans justru dunia Batman sangat diakui. Bruce Wayne dan Batman selalu disebut di setiap kesempatan yang ada. Meskipun begitu, serial ini tetap berusaha sekeras mungkin agar wajah Bruce Wayne dan Batman itu tidak terlihat sama sekali.

Ramainya super hero sampingan yang menghiasi serial Titans juga cukup menarik, seperti kehadiran Donna Ross alias Wonder Girl yang menawan, atau kehadiran Jason Todd alias Robin II yang terlihat masih seperti bocah, serta hadirnya Hawk dan Dove. Di samping itu, nuansa horor yang kental dalam serial ini justru sangat menarik bagi penonton awam yang tidak kenal dengan Teen Titans. Sepertinya memfokuskan kisah pada asal usul demonic dari Rachel Ross sanggup membuat serial ini menarik perhatian khayalak umum.

Dengan kata lain, nuansa horor dalam Titans ini bisa menjadi kelebihan sekaligus kekurangannya, karena kapan lagi ada film superhero yang lebih fokus ke nuansa horor?

SPOILER! Sayangnya, klimaks dari film ini yang seharusnya ada di episode terakhir, justru ternoda dengan adanya cliffhanger menuju ke season 2. Bagi kalian yang menginginkan resolusi dan sebuah ending yang mengesankan, terpaksa harus menunggu kehadiran Season 2. Tapi ingat, di episode terakhir, jangan tutup dulu layarnya karena setelah credits roll, kalian akan melihat sebuah kejutan untuk season 2!

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top