istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW FILM

The Night Comes for Us, Brutal khas The Mo Brothers

Anduril   07 Feb 2019
The Night Comes for Us, Brutal khas The Mo Brothers

Walaupun kami menyebutkan khas The Mo Brothers, sejatinya film ini hanya disutradarai oleh Timo Tjahjanto. The Night Comes for Us tayang perdana pada 19 Oktober 2018 melalui layanan streaming Netflix. Film aksi yang melibatkan dua aktor laga, Iko Uwais dan Joe Taslim ini tampil brutal dan sengit dalam urusan perkelahian.

Review The Night Comes for Us

Berkutat seputar Organisasi Kriminal

Film ini mengambil latar Jakarta yang tidak lepas dari hal-hal yang tidak terlihat seperti kriminalitas. Kelompok-kelompok kriminal ini menjadi penghubung organisasi kriminal besar di Asia Tenggara. Ito (Joe Taslim) adalah salah satunya. Ia adalah perwakilan dari salah satu organisasi kriminal ini di Jakarta.

Meskipun seorang kriminal, Ito ternyata punya sedikit nurani baik yang tersimpan dalam dirinya. Padahal di sisi lainnya, kepala Ito selalu dipenuhi dengan hal-hal yang ia sukai, yaitu berkelahi dan membantai orang-orang. Pertentangan batin ini yang membuat ia harus bertemu dengan teman lamanya yang bernama Arian (Iko Uwais). Salah satu “anjing” kepercayaan para bos yang sangat setia.

Sama seperti Ito, Arian pun memiliki prinsip yang sinting. Ito akan membantai siapapun yang menghalangi jalannya. Kini Arian ditugaskan untuk meluruskan kembali Ito ke jalan kejahatan. Lalu prinsip siapakah yang paling benar? Ito atau Arian?

Penuh dengan Adegan Brutal

Iko Uwais dan Joe Taslim dikenal sebagai aktor dengan aksi-aksi beladiri mereka yang apik di beberapa film. Tak kenal ampun dan brutal jika sudah bertemu dengan lawan yang sangat tangguh menjadi ciri khas mereka berdua.

Tidak cuma itu, dibalik semua jalan cerita The Night Comes for Us, Timo Tjahjanto sebagai sutradara ingin melepaskan apa yang ada di kepalanya melalui film ini. Timo yang sudah dikenal melalui film-film aksi berdarah-darah memang tidak basa-basi mengeluarkan segala kebrutalan yang dimilikinya sejak awal film.

Tanpa ampun, sang sutradara seperti ingin membuat penonton merasakan energi yang gelap dari kota Jakarta. Jalan ceritanya pun jelas dan pendek, sehingga langsung mengarah pada inti utama cerita. Sisanya, adegan-adegan laga yang brutal kemudian disajikan di sepanjang film hingga akhir.

Prinsip yang brutal ini pun mengalir ke sejumlah karakter di dalam film ini. Bahkan seorang Iko Uwais yang biasanya dikenal “kalem” saat berdialog, kali ini malah tampil berbeda dan sangat-sangat “kasar”. Joe Taslim pun serupa. Sosoknya kali ini lebih mengerikan dibandingkan dengan film laga yang pernah ia mainkan sebelumnya. Joe benar-benar mampu melepaskan amarahnya dengan baik di film ini.

Selain Joe dan Iko, masih ada dua wanita lain yang berperan sebagai pembunuh berdarah dingin, Dian Sastrowardoyo dan Hannah Al Rashid. Dian Sastrowardoyo adalah pembunuh berdarah dingin yang fasih dengan bahasa Mandarin. Sementara itu, Hannah Al Rashid pembunuh yang lebih banyak diam, namun memiliki ekspresi yang sangat mengerikan.

Kesimpulan Akhir

Sepanjang film, kamu akan disuguhkan dengan aksi-aksi yang brutal. Iko Uwais dan Joe Taslim memiliki latar belakang ilmu bela diri. Memainkan film aksi ini tentunya menjadi hal yang sangat mudah bagi mereka berdua.

Walaupun kesannya sempurna, The Night Comes for Us masih memiliki beberapa kekurangan. Beberapa “drama” di film ini terkesan sedikit dipaksakan, meskipun secara keseluruhan tidak berpengaruh banyak di sepanjang film.

Sebenarnya sisipan drama tersebut berpotensi menciptakan konflik yang menarik di sepanjang film. Terlepas dari itu semua, The Night Comes for Us sukses menghadirkan sebuah cerita laga yang tanpa akhir. Bahkan, mengajak penonton untuk sulit menentukan siapa yang sebaiknya bertahan hidup dengan berbagai alasan.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top