istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW FILM

The Highwayman, Sisi Lain dari Perburuan Bonnie dan Clyde

Anduril   16 Apr 2019
The Highwayman, Sisi Lain dari Perburuan Bonnie dan Clyde

Kisah penjahat dan romantisme Bonnie dan Clyde sudah berkali-kali diangkat ke film. Tetapi The Highwaymen menghadirkan pandangan yang berbeda sehingga menjadikannya cukup layak untuk diikuti kembali. Dibangun untuk menyorot chemistry sempurna dari Costner dan Harrelson, film ini lebih menyoal pada moral dari pada ketegangan dan cukup aksi.

Proses Perburuan Bonnie dan Clyde

Cerita dibuka dengan peristiwa penjara Eastham yang dijebol oleh Bonnie dan Clyde untuk membebaskan Henry Methvin. Kemudian, Ma Ferguson menyerahkan sepenuhnya kasus ini Texas Ranger yang sudah pensiun bernama Frank Hamer. Mulai dari sinilah, kisah perburuan Bonnie dan Clyde dimulai.

Jika kalian berharap banyak baku tembak antara duo koboi dan duo kriminal, pupus harapan kalian pada film ini. The Highwaymen lebih menekankan pada drama dan konflik batin di setiap karakter di sini.

Walaupun duo kriminal ini sudah membunuh banyak polisi, masyarakat menganggap mereka adalah Robin Hood era modern. Hal inilah yang membuat Frank Hamer menjadi dilema dalam penyelidikannya. Fakta di mana para polisi merasa alasan Bonnie dan Clyde dijustifikasi karena berhasil menghancurkan penjahat pada era lesunya perekonomian Amerika yang biasa kita kenal dengan The Great Depression.

Tidak hanya itu saja, Frank Hamer juga harus berurusan dengan FBI yang juga memiliki misi yang sama, namun tidak ingin bekerjasama dan merendahkan Frank Hamer dalam penyelidikannya.

Bonnie dan Clyde Hanya Pemanis

Karena lebih fokus pada karakter yang ada di sekitar kisah Bonnie dan Clyde, film ini tidak menampilkan wajah mereka sama sekali, hingga akhir film di mana mereka dibunuh. Wajar saja, karena film ini memang bukan tentang mereka, tapi tentang perjuangan polisi dan fakta sejarah bagaimana seorang kriminal malah diidolakan oleh masyarakat.

Bahkan, ketika mobil dan jenazah dari Bonnie dan Clyde dibawa ke kota, menyeramkan sekali bagaimana fans fanatik duo kriminal ini ingin mengambil sisa-sisa dari idola mereka seperti patahan jari, rambut, atau perhiasan yang mereka kenakan.

Walaupun film ini berhasil menggambarkan dilematika motivasi dari setiap karakter di sini. Sayangnya, tidak ada adegan yang cukup emosional hingga memberikan kesan setelah menonton. Film ini hanya akan menjadi one-time-watching saja.

Rupanya film ini awalnya dimaksudkan sebagai proyek terakhir untuk Paul Newman/Robert Redford (Newman meninggal pada tahun 2008, yang memberi kamu gambaran tentang berapa lama proyek ini telah berjalan). Muncul di layar dengan dua aktor kelas berat, Kevin Costner dan Woody Harrelson yang diatur untuk memainkan apa yang mereka yakini bahwa ini akan menjadi sesuatu yang ikonik.

Penuh Kritik

Seharusnya film ini tidak perlu dibuat. Bonnie & Clyde karya Arthur Penn pada 1967 tahan akan ujian waktu. Film tersebut tidak hanya definitif bagi pasangan pembunuh ini, tetapi juga salah satu periode film terbesar. Apa gunanya melakukan hal sama ketika hasilnya tidak akan sebagus apa yang sudah diproduksi?

Memang, ini mengambil pendekatan yang berbeda, mengambil sisi hukum dari pengejarannya. Banyak kritik yang ditujukan pada film ini, bahwa mereka menggambarkan "anti-pahlawan" klasik dalam cahaya yang terlalu konservatif, film aslinya tidak pernah menggambarkan mereka sebagai pahlawan juga.

Sejatinya mereka adalah pembunuh berdarah dingin yang kebetulan dimainkan oleh dua orang paling memesona sepanjang masa (Warren Beatty dan Faye Dunaway) sehingga orang menyukai mereka.

Untunglah film ini ada di Netflix sehingga kamu tidak perlu menghamburkan uang tiket. Ini mungkin bukan sesuatu yang kami wajibkan untuk ditonton semua orang, tetapi sebagai hiburan Minggu sore, jelas tidak ada salahnya.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top