istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW GADGET

Survei McAfee: Hampir Separuh Pengguna Perangkat Mobile di Indonesia Tak Terapkan Protokol Keamanan

en19ma   29 Jun 2021
Survei McAfee: Hampir Separuh Pengguna Perangkat Mobile di Indonesia Tak Terapkan Protokol Keamanan

Sejak tahun lalu, para pengguna perangkat mobile di Indonesia semakin banyak, dan penggunaannya jadi semakin aktif karena adaptasi yang didorong oleh situasi yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Ketergantungan terhadap layanan mobile untuk mendukung aktivitas sehari-hari pun semakin tinggi, sekaligus membuat mereka jadi semakin berisiko untuk terpapar ancaman siber di dunia digital. Laporan terbaru2021 Consumer Security Mindset: Mobile Edition dari McAfee yang dirilis menjelang ajang Mobile World Congress 2021 telah mengungkap bahwa lebih dari sepertiga pengguna perangkat mobile di Indonesia tidak menerapkan protokol keamanan apa pun di perangkat mereka, misalnya menggunakan perangkat lunak keamanan atau perlindungan data, sehingga mereka memiliki risiko yang tinggi, terlebih dengan munculnya ancaman keamanan yang baru, seperti aplikasi palsu, Trojan, dan pesan singkat yang bertujuan untuk menipu.

Hacker mengetahui bahwa masyarakat menggunakan ponsel untuk melakukan pekerjaan, transaksi perbankan, dan aktivitas media sosial, dan sering menyimpan serta berbagi informasi yang penting melalui berbagai aplikasi dan kanal digital. McAfee juga menemukan fakta bahwa: lebih dari setengah (57%) pengguna perangkat mobile di Indonesia mengatakan bahwa mereka tidak tahu-menahu mengenai keamanan perangkat mobile dan juga tidak merasa bahwa perangkat mobile mereka itu aman. Di samping hal tersebut, hanya sebanyak 38% responden yang mengerti informasi-informasi apa saja yang disimpan di perangkat mobile mereka.

McAfee melalui Laporan Mobile Threat Report 2021 menjabarkan tiga tren ancaman mobile baru, yaitu:

  • Malware terkait COVID
    Berdasarkan temuan McAfee COVID-19 Dashboard, lebih dari 90% malware yang terkait pandemi berbentuk Trojan. Akhir-akhir ini, khususnya di India, mulai marak kasus penipuan lewat pesan SMS dan WhatsApp yang meminta korbannya untuk mengunduh aplikasi pendaftaran vaksinasi yang palsu. Dan, setelah diunduh, malware ini menyebarkan diri ke seluruh data kontak lewat SMS atau pun WhatsApp.

  • Malware tagihan layanan aplikasi palsu
    McAfee juga menemukan malware baru yang bernama Etinu. Banyak dijumpai di wilayah Asia dan Timur Tengah, Etinu menyebar via Google Play, dan sempat mencapai 700 ribu unduhan hingga pada akhirnya bisa terdeteksi dan dihapus. Apabila korban sampai mengunduh aplikasi yang membawa malware ini, maka ia bisa secara otomatis mencuri pesan SMS atau pun Notifikasi, kemudian melakukan pembelian dan mendaftar ke layanan berbayar atau berlangganan, yang nantinya akan ditagihkan ke rekening pengguna.

  • Trojan yang mengincar data perbankan
    McAfee Mobile Security mendeteksi adanya peningkatan aktivitas Trojan yang mengincar data perbankan sebesar 141% antara Q3 dan Q4 2020. Banyak Trojan ini didistribusikan via mekanisme SMS phishing untuk menghindari deteksi oleh Google. McAfee menemukan trojan bernama BRATA (Brazilian Remote Access Tool Android), yang berhasil masuk hingga berkali-kali ke Google Play Store, dan menipu para pengguna untuk mengunduhnya.

Ancaman Keamanan Baru menyasar Perbankan, Layanan Aplikasi, bahkan Vaksin COVID-19

Laporan McAfee mengungkap bahwa para pelaku kejahatan siber, didorong penggunaan perangkat mobile yang meningkat dalam masa pandemi, kini telah memanfaatkan informasi seputar vaksinasi COVID-19 dan kekhawatiran masyarakat, dengan menggunakan aplikasi palsu, pesan teks atau pun SMS, dan tautan serta undangan palsu di media sosial.

“Pandemi mengubah cara masyarakat [untuk] hidup, dan hacker menyesuaikan diri mereka [dengan] menggunakan berbagai metode [yang] baru untuk mendapatkan mangsa. Kini, semakin banyak orang yang online dalam melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga kami ingin melakukan segala cara agar para pengguna perangkat mobile bisa mempunyai pola pikir yang terbentuk agar mampu melindungi hal yang penting bagi diri mereka, teman, dan keluarga, yakni data pribadi [milik] mereka,” kata Judith Bitterli, Senior Vice President, Consumer Business Group at McAfee. “Ancaman mobile semakin berbahaya, dan metodenya juga semakin canggih. Kami berkomitmen untuk terus membantu [para] pengguna perangkat mobile [dalam] mengamankan perangkat, dan yang terpenting, data pribadi [milik] mereka.”

Seiring dengan didistribusikannya vaksin ke berbagai wilayah di dunia, pelaku kejahatan melihat adanya kesempatan yang bisa dimanfaatkan. Peneliti McAfee Advanced Threat menemukan fakta bahwa hacker kini telah menyembunyikan malware dan tautan ke situs yang berbahaya dalam pesan singkat yang berisi jadwal atau pun formulir pendaftaran vaksinasi yang palsu. Selain berpotensi untuk memasukkan malware ke perangkat korbannya, tautan berbahaya itu juga bisa memberikan akses kendali secara penuh terhadap perangkat korban, dan tujuan akhirnya adalah mendapatkan data pribadi milik pengguna untuk kemudian memanfaatkan data tersebut untuk menjebol rekening atau penipuan perbankan. Menurut riset, beberapa usaha penipuan ini sudah dilakukan sejak bulan November tahun lalu, bahkan ketika vaksin belum diedarkan secara luas.

“Kami melihat bahwa pandemi ini tidak hanya mendorong orang untuk semakin tergantung pada perangkat mobile saja, tapi mendorong pelaku kejahatan untuk semakin kreatif dalam menipu demi mendapatkan data pribadi [milik] korbannya. Selain penipuan jenis ini, kami juga menemukan usaha penipuan yang dilakukan terhadap layanan aplikasi yang memiliki sistem tagihan rutin,” kata Raj Samani, McAfee Fellow and Chief Scientist. “Keseharian kita makin lekat dengan perangkat mobile dan data. Oleh karena itu, kita juga harus semakin tahu [mengenai] cara-cara [untuk] melindunginya.”

Metodologi McAfee’s 2021 Consumer Security Mindset: Mobile Edition

Rilis pers ini dilengkapi dengan data-data yang didapat dari hasil kerjasama survei McAfee dengan MSI International terhadap lebih dari 1,013 orang dewasa dengan rentang usia antara 18 sampai 75 di Indonesia, pada periode waktu antara tanggal 30 Maret 2021 hingga 8 April 2021.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top