istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Streets of Rage, Jawaban Sega atas Captain Commando di Masa Lalu

Anduril   18 Dec 2017
Streets of Rage, Jawaban Sega atas Captain Commando di Masa Lalu

Pada saat game ini pertama kali dirilis, kami masih sangat ingat dengan kondisi dunia game. Pasar di kala itu dibanjiri dengan game beat’em up buatan Capcom yang berjudul Captain Commando, dan Sega berusaha untuk mengekor kesuksesannya.

Dari impian untuk menyamai game Capcom tersebut, Sega mengerahkan Noriyoshi Ohba untuk membuat game saingannya. Dari situ, lahirlah Streets of Rage, atau dikenal dengan Bare Knuckle di versi Jepang-nya. Game ini berkisah tentang perjuangan dari beberapa orang, yang di antaranya adalah Axel Stone dan Blaze Fielding, untuk membebaskan kota yang bermasalah dari kekuasaan boss kriminal Mr. X dan sindikatnya.

Layaknya game beat’em up lainnya, kalian akan memulai permainan dari kiri dan kemudian menuju ke kanan untuk menghajar siapa pun yang menghalangi jalanmu. Proses berjalan dari kiri kemudian ke kanan ini bakal dibalik di last stage sehingga menimbulkan kesan canggung yang tidak bisa kami lupakan dengan begitu saja.

Selain arah jalan yang terbalik, Streets of Rage merupakan game pertama yang memiliki ending bercabang. Ending bercabang ini barulah akan bisa diakses pada saat berhadapan dengan bos terakhir. Kalian bisa saja memilih untuk berkhianat dan menjadi penguasa sindikat Mr. X atau tidak berkhianat. Bila pada bagian ini terdapat perbedaan pilihan, maka kalian berdua diharuskan untuk bertarung dan pada akhirnya menghasilkan sebuah ending yang berbeda ketimbang yang seharusnya terjadi.

Streets of Rage memiliki tiga karakter dengan tiga atribut yang berbeda. Mereka adalah Adam yang memiliki kemampuan serangan dan lompatan baik, tetapi kecepatannya buruk. Kemudian, ada Axel yang memiliki serangan dan kecepatan yang baik, tetapi lompatannya buruk. Dan, yang terakhir adalah Blaze, yang memiliki serangan buruk, tetapi lompatan dan kecepatannya sangat baik.

Gaya bermain ketiganya cukup berbeda, tetapi banyak yang mengatakan kalau Axel adalah karakter yang cukup all rounder dan Blaze dianggap sebagai karakter yang paling lincah. Sementara itu, bagaimana dengan Adam? Yah, kalau kalian malas memakai Blaze atau Axel, maka kalian bisa menggunakan Adam.

Nah, Sega sekarang ini telah mengembalikan Streets of Rage ke jalanan melalui emulator resminya, Sega Forever. Emulator ini sangat sempurna, sehingga mendekati versi aslinya yang dirilis pada tahun 1991 silam. Bahkan, emulator ini membiarkan kami untuk melakukan back attack yang bisa diakses dengan cara menekan tombol serang dan lompat secara bersamaan.

Meski begitu, emulator ini memang masih menderita stutter pada saat kalian sedang mengunduh sesuatu di background. Tetapi, selain masalah kecil tersebut, semuanya berjalan dengan sangat baik. Bahkan, emulasi suara tampaknya bakal menghasilkan kualitas terbaiknya di sini, sehingga membuat soundtrack-soundtrack buatan Yuzo Koshiro terdengar seperti yang seharusnya terdengar.

Game ini sudah menggunakan Sega Forever yang paling lengkap. Sehingga, kalian akan menemukan berbagai fitur baru dari Sega Forever, seperti misalnya kemampuan untuk melakukan rewind atas gameplay selama 15 detik atau pun melakukan save state.

Seperti biasanya, Sega menawarkan IAP (in-app purchases) untuk menghapus iklan non Sega. Selain itu, kalian juga bisa melihat iklan untuk mendapatkan satu buah serangan ultimate (memanggil polisi). Terasa sedikit curang, sih. Tetapi, tidak ada salahnya untuk dipakai, terutama ketika kalian sudah melupakan cara untuk bermain game beat’em up, atau karena jari-jarimu sudah terlalu tua untuk menghindari pukulan preman jalanan.

Streets of Rage menawarkan mode multiplayer dengan WiFi, kalian dengan keberadaan mode ini bakal merasakan nostalgia yang mungkin hadir pada masa-masa kalian memainkan game ini. Tertawa bersama teman yang duduk bersebelahan memang tidak bisa digantikan begitu saja dengan teknologi multiplayer online yang sekarang ini diterapkan di kebanyakan game.

Streets of Rage bisa kita anggap sebagai meat and potato-nya dunia game pada saat itu. Game beat’em up dengan musik tekno yang keren dan delapan stage yang harus ditaklukkan, menjadikan Streets of Rage sebagai sebuah judul yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Sekarang saja, kami masih menantikan kapan saatnya bagi Sega untuk merilis sekuelnya di Sega Forever. Kami berharap, tidak akan lama lagi, kami bakal melihat aksi Eddie Hunter dan Max Thunder.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top