istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Saingi WhatsApp, App Chatting Lokal liteBIG Pede

Admin   25 Feb 2016
Saingi WhatsApp, App Chatting Lokal liteBIG Pede

Jika ditanyakan, apakah aplikasi berkirim pesan yang ada di smartphone kalian? Jawabannya mungkin tidak akan jauh dari WhatsApp, LINE, BBM, atau iMessage, jika perangkatmu berbasis iOS. Alasannya mungkin sederhana, karena kebanyakan orang hanyalah mengetahui app messenger populer buatan luar negeri tersebut.

Sangat disayangkan, karena di toko aplikasi mobile, khususnya Android, sudah ada beberapa aplikasi berkirim pesan karya anak bangsa.

Salah satunya adalah liteBIG Messenger. Aplikasi ini sudah tersedia di Google Play sejak bulan Agustus 2014, dan telah diunduh sebanyak 200.000 kali. Menurut sang CEO dan Founder dari liteBIG, M. Tesar Sandikapura, jumlah pengguna aktif atas aplikasi buatan timnya sekitar 10 persen dari jumlah unduhan tersebut.

Memang masih kecil. Namun, mengingat liteBIG belum memperkenalkan aplikasi ini secara resmi ke masyarakat, jumlah pengguna aktif tersebut tergolong langkah awal yang membanggakan. Tesar sendiri mengatakan kalau acara grand launching liteBIG akan diadakan dalam waktu dekat di tiga kota besar Indonesia. Tujuannya, supaya aplikasi ini bisa diketahui keberadaannya oleh khalayak yang lebih luas.

Alasan utama dikembangkannya liteBIG –yang disebut Tesar sebagai gabungan antara aplikasi berkirim pesan dengan media sosial– adalah karena ingin menjaga “kedaulatan data” dari bangsa Indonesia. Menurutnya, dengan membuat aplikasi berkirim pesan ini, pihaknya bisa menjamin agar data-data pribadi dapat terjaga dengan baik dan tidak mudah dimanfaatkan oleh pihak-pihak asing untuk kepentingan pribadi mereka.

Menurutnya, masyarakat sudah sepatutnya untuk menggunakan produk buatan lokal.

“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, tapi sepertinya saat ini masih hanya bisa menjadi target pasar dari banyak aplikasi asing, terutama aplikasi media sosial. Tanpa kita sadari, semua rahasia bangsa ini dengan mudah dapat dimanfaatkan oleh bangsa lain, dan ujung-ujungnya bangsa ini juga yang akan dirugikan, karena mereka sudah lebih siap dibanding kita. Sementara, di era informasi seperti sekarang ini, bangsa yang akan menang adalah bangsa yang bisa menguasai banyak informasi,” jelasnya.

Oleh karena itu, saat mengembangkan liteBIG, tantangan terbesar yang dihadapi timnya datang dari sisi teknologi. Tidak hanya harus menjaga proses pengiriman pesan yang mulus tanpa jeda atau delay, tetapi juga adanya sisi keamanan data.

Memiliki pengalaman bekerja di dunia telekomunikasi, Tesar mencoba mengadopsi prinsip kerja mereka. Salah satunya adalah membagi semua load traffic aplikasi ke dalam beberapa sistem, seperti database (engine penyimpanan data), middleware (engine perantara sebagai penghubung antar sistem), dan data protocol (proses pengiriman data). Kebanyakan teknologi tersebut dikembangkan sendiri oleh timnya, sehingga liteBIG tidak bergantung dengan vendor pihak ketiga.


Tampilan fitur ala media sosial pada liteBIG
serta kemampuan edit dan hapus pesan yang sudah terkirim

“Dari sisi security, kami cukup concern dengan hal ini, walau pun sekarang masih terus kami sempurnakan. Yang pasti, kami lakukan aspek security di semua layer, mulai dari device(perangkat pengguna), data protocol, middleware hingga database. Semua kami lakukan enkripsi, sehingga user akan merasa datanya aman dan terjaga dengan baik,” jelas Tesar.

Lantas, selain teknologi “racikan” sendiri dan jaminan keamanan data pengguna, adakah fitur lain yang ditawarkan oleh liteBIG untuk penggunannya? Tesar mengatakan bahwa fitur-fitur dasar aplikasinya hampir sama dengan aplikasi berkirim pesan populer lainnya.

Misalnya, fitur autosync yang akan mencari teman yang sudah menggunakan liteBIG, sehingga pengguna tidak perlu menambahkannya secara manual —walaupun fitur menambah teman berdasarkan nama pengguna atau e-mail tetaplah ada. “Dalam waktu dekat, kami juga akan menyediakan fitur mencari teman berdasarkan jarak terdekat,” ujar Tesar.

Namun, liteBIG punya satu fitur unggulan, yaitu pengguna dapat mengedit atau menghapus pesan yang sudah terkirim. Selain itu, liteBIG dapat digunakan untuk mengirimkan file apa saja.


Tampilan fitur grup liteBIG yang mampu menampung hingga 1.000 orang

Sedangkan untuk group chat, pengguna dapat membuat grup dengan anggota hingga 1.000 orang. Sebagai perbandingan, batas maksimal jumlah anggota group chat di WhatsApp adalah 256 orang, yang itu pun merupakan peningkatan dari sebelumnya yang hanya mampu menangani hingga 100 orang.

Tesar mengklaim bahwa proses pengiriman data bisa lebih cepat, ringan, dan menghemat pemakaian paket data internet. Ini bisa dicapai karena adanya kompresi khusus saat proses pertukaran data.

Seperti telah disebutkan di atas, berkat pengalaman bekerja di industri telekomunikasi, Tesar –yang di waktu senggangnya mengajar IT di beberapa kampus– mendapatkan banyak pengalaman soal enterprise technology yang traffic datanya sangat real-time. Sebelumnya lagi, ia pernah menjabat sebagai manajer infrastruktur di salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia.

Sedangkan dua orang Co-Founder lainnya di tim liteBIG, Andreas Harnindito selaku Group Head Operation dan Stephen Daniel selaku Group Head Solution Architect, merupakan rekan satu tim Tesar sewaktu bekerja di perusahaan ritel tersebut. Jika Andreas sebelumnya lebih banyak berkutat di sisi project management, maka Stephen lebih banyak berkecimpung dengan java core system.

Tesar mengatakan bahwa 90 persen pengguna yang mengunduh liteBIG saat ini berasal dari Indonesia. Sisanya berasal dari beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Hingga akhir tahun lalu, pihaknya berambisi untuk mencapai lima juta pengguna.

Untuk mencapai hal itu, salah satu strategi yang dilakukan liteBIG adalah dengan mendekati komunitas-komunitas besar, yang memiliki jumlah anggota banyak, dan memerlukan aplikasi berikirim pesan. “Sementara untuk target jangka panjang, selain merilis aplikasi iOS dan web, adalah melakukan ekspansi ke pasar regional dan dunia,” kata Tesar.

Seperti aplikasi berkirim pesan lainnya, liteBIG tersedia secara gratis. Tesar mengatakan bahwa pihaknya tidak melakukan monetisasi ke pelanggan biasa, melainkan menyasar pengguna korporasi. Yang ditawarkan oleh liteBIG adalah data yang lebih terjamin keamanannya dari sisi klien (on-premise). Selain itu, klien juga bisa melakukan pengubahsuaian sesuai dengan kebutuhan perusahaan mereka.

“Sekarang sudah ada dua perusahaan yang menjadi klien kami, dan sedang dalam proses dengan satu perusahaan lagi,” tutur Tesar.

Saat ini, liteBIG mendapatkan pendanaan dari join venture yang dilakukan dengan perusahaan IT lokal. Tesar enggan menyebutkan nama perusahaan yang menjadi rekannya tersebut, namun ia mengatakan kalau pendanaannya telah cukup untuk aspek operasional liteBIG selama beberapa tahun ke depan.

Dari sisi kompetisi, Tesar mengaku saingan terbesarnya adalah Telegram dan WhatsApp. Alasannya, tentu saja, karena dua nama tersebut memiliki teknologi yang lebih andal dibandingkan dengan aplikasi berkirim pesan lain yang ada di saat ini. “Itu dapat kita lihat dari jumlah pengguna mereka yang sudah cukup besar, bahkan hingga mencapai miliaran pengguna,” tutup Tesar.

Selain aplikasi buatan luar negeri, liteBIG Messenger juga berhadapan dengan beberapa aplikasi berkirim pesan buatan lokal. Sebut saja di antaranya adalah IYAA Messenger, IMES (Indonesia Messenger), StealthChat, dan Catfiz Messenger.

StealthChat dan Catfiz masih diperbarui secara berkala oleh developernya. Sementara IYAA dan IMES tampaknya sudah “ditinggalkan,” mengingat masa pembaruan terakhirnya masing-masing adalah pada April 2013 dan Juli 2015. Mungkin saja, alasan kenapa aplikasi berkirim pesan lokal kurang populer di mata pengguna Indonesia adalah kurangnya komitmen dari sang developer, baik untuk mempromosikan mau pun rutin menyempurnakannya.

Di tengah gencarnya gempuran aplikasi berkirim pesan buatan luar negeri dengan berbagai fitur dan promosi menarik, perjalanan liteBIG Messenger untuk memikat pengguna di dalam negeri terdengar panjang dan, mungkin, berat. Namun, mengingat aplikasi ini sudah mampu menonjolkan diri dengan fitur yang tidak dimiliki kompetitor, serta menawarkan keamanan bagi data-data penggunanya, liteBIG Messenger sudah punya potensi tersendiri untuk menembus pasar.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top