istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW FILM

Roma, Film Indah dari Alfonso Cuaron di Netflix

Anduril   30 Jan 2019
Roma, Film Indah dari Alfonso Cuaron di Netflix

Roma, film karya Alfonso Cuaron yang indah dari berbagai aspek. Mulai dari keartistikannya yang halus, penggunaan gambar hitam putih, hingga kisah yang personal sekaligus universal tentang seorang pembantu bernama Cleo (Yalitza Aparicio).

Film ini berlatar pada tahun 1970-71 di Mexico City dan didedikasikan untuk seorang perempuan bernama Libo, yang merupakan inspirasi utama untuk sosok Cleo. Libo adalah penjaga anak dan pembantu untuk keluarga kelas menengah yang mirip seperti keluarga Alfonso Cuaron. Roma sendiri adalah nama kawasan tempat dia tinggal dan lokasi film tersebut.

Review Roma

Kisah Rumah Cleo

Film ini diawali dengan gambar sederetan batu kotak di garasi rumah sebuah keluarga yang dilihat dari atas sehingga polanya terlihat seperti berlian.

Salah satu dari sedikit gambar impresionis yang menunjukkan metode Cuaron untuk mengubah sesuatu yang biasa sehingga kemudian terlihat segar. Air mulai mengalir di antara batu-batu, dan akhirnya kamera kembali ke permukaan tanah, dan Cleo terlihat sedang mengepel batu-batu tersebut.

Dia dicintai oleh empat anak keluarga tersebut, yang sehari-harinya dia bangunkan dengan suara pelan, "bangun malaikatku". Namun Cuaron jelas menggambarkan perannya sebagai pembantu yang berbagi kamar tidur dengan pembantu lain, dan bekerja tanpa lelah.

Cleo bisa menonton televisi dengan keluarga, tapi harus pergi untuk membuat teh jika diminta oleh ayah. Seperti kebanyakan orang dalam posisinya, dia adalah bagian tapi juga berada di tepian dari sebuah keluarga.

Anak-anak sebenarnya belum menyadari bahwa keluarga mereka sedang kesusahan. Ayah mereka pura-pura pergi dalam perjalanan bisnis, tapi sebenarnya meninggalkan ibunya demi perempuan lain. Sepanjang film, Sofia (Marina de Tavira) memperlihatkan dengan baik kekuatan seorang ibu dan rasa sakit yang berusaha disembunyikannya. Namun kisah itu hanyalah sebuah latar bagi kisah Cleo.

Sangat Artistik

Kamera sering menyorot wajah Cleo dan menampilkan lapisan emosi yang dirasakan oleh karakternya. Berbeda dengan film lain, gaya khas dalam film Roma tak terpisahkan dari cara penonton mengalaminya sendiri.

Cuaron mengingatkan karya klasik neorealisme yang digunakan untuk menunjukkan nuansa alami dari abu-abu, bukan hitam gelap, dan memunculkan kesan film noir.

Dengan menggunakan lensa 65mm, dia menggunakan sudut pandang yang lebar di sebagian besar adegan. Kamera akan memberikan jarak yang panjang untuk setiap adegan, kadang bergerak pelan dari kiri ke kanan. Bahkan karakter akan mendekat ke kamera ketika Cuaron membutuhkan adegan zoom untuk mengungkapkan perasaan.

Tak ada penyuntingan editorial yang murahan dan menyuruh penonton melihat atau merasakan sesuatu. Dia menciptakan kesan bahwa kita tengah mengamati sebuah dunia, bahkan saat dia menarik kita ke dalam kehidupan orang-orang yang tampak sama nyatanya seperti siapapun yang kita temui. Semakin kecil layarnya, semakin besar luas dunia yang dikurangi.

Cuaron tak mengabaikan pergolakan politik pada 1970-an tapi memunculkannya seperti si karakter mengalaminya. Ada sebuah adegan di mana mahasiswa pro-demokrasi berdemonstrasi, dan tentara paramiliter menembak dan menewaskan banyak orang. Memunculkan peristiwa sejarah yang kemudian dikenal dengan Pembantaian Corpus Christi.

Dalam adegan tegang lainnya, keluarga pergi ke pantai dan dua anak terbawa terlalu jauh di air. Cleo, yang tak bisa berenang, harus mencoba menyelamatkan mereka. Saat keluarga berkumpul untuk memeluk Cleo di akhir, dia menjadi sosok perempuan biasa tapi juga pahlawan yang luar biasa, tangguh dan tidak sentimental.

Kesimpulan

Film ini mengangkat Cuaron yang dikenal karena berbagai gayanya. Film Gravity yang meraih Oscar terasa steril dan terlalu banyak dipuji, tapi karya distopianya Children of Men benar-benar cemerlang, dan itu adalah satu-satunya karya besarnya sampai sekarang. Pada sisi lainnya Roma benar-benar cemerlang dan artistik, rasanya sulit menemukan saingannya untuk beberapa tahun ke depan.

Cuaron tak hanya menyutradarai Roma, dia juga menulis, menyunting dan menjadi sinematografer. Seperti seorang tukang sulap, dia menggunakan ingatannya sendiri lalu mengubahnya menjadi fiksi yang menggugah dan memberikannya pada penonton seperti sebuah hadiah yang lengkap. Roma adalah film paling luar biasa dan paling artistik dari Alfonso Cuaron di tahun 2018.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top