istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW KOMIK FILM

Wanda Vision, Debut Pertama MCU di Layar Kaca

Anduril   13 Jun 2021
Wanda Vision, Debut Pertama MCU di Layar Kaca

Marvel sempat menghentikan penayangan film-film buatannya karena pandemi COVID-19 yang tidak kunjung berakhir. Untunglah di tahun 2021 ini mereka akhirnya memiliki Disney Hotstar sebagai platform streaming digital. Sebagai pembukaan, mereka langsung merilis Wanda Vision yang merupakan pembuka utama MCU fase keempat.

Review WandaVision

Dimulai setelah Avengers: Endgame

Menggunakan timeline setelah Avengers: Endgame, Wanda Vision kembali menampilkan karakter Vision (Paul Bettany) yang kita sudah tahu sama-sama nasibnya di Infinity War. Kemudian tentu saja ada Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen), yang masih berat dalam menerima kenyataan tersebut.

Meskipun memiliki dasar cerita yang jelas dan sudah diketahui akhirnya, namun serial berjumlah sembilan episode ini ternyata cukup bisa bermain-main dengan banyak hal yang sebetulnya sudah pernah terjadi di versi komiknya.

Di episode pertama dan kedua, penonton akan disuguhkan pada sebuah dunia cerita yang menampilkan latar sitkom secara ekstensif. Mulai dari penggunaan non-diegetic sound berupa ketawa penonton, kemudian opening ala-ala sitkom, lalu tampilan sinematik yang coba disesuaikan dengan latar waktu yang ada.

Vibes lucunya pun ditampilkan lewat beberapa adegan yang awkward namun cukup menghibur, khas Marvel. Terlebih, Vision dan Wanda sendiri jika melihat kembali ke filmnya merupakan karakter-karakter yang bisa dibilang nggak hobi melawak atau melucu.

Yang lebih terlihat adalah unsur romansa, karena keduanya sepasang kekasih. Meski begitu tentu saja akan banyak muncul pertanyaan lainnya, apalagi karena Wanda Vision ini seperti tidak menyertakan eksposisi di episode pertamanya.

Diceritakan Dua Sisi

Seperti biasa, kemunculan karakter yang dapat menambahkan intensitas biasanya disertakan di midpoint. Bagian ini menyertakan sebuah karakter yang mengingatkan kita sama salah satu film heroine Marvel, dan ada satu arahan naratif di sini, dan hal ini patut diapresiasi.

Dari episode awal-awal, WandaVision hanya menampilkan apa yang berada “di dalam”. Bisa dikatakan bersifat internal. Batasan informasi tertutup juga bisa. Nah, tepat di midpoint, series memberikan variasi yaitu dengan memanfaatkan batasan informasi terbuka.

Adanya sifat eksternal pada naratif Wanda Vision sangat berfungsi dalam membuat kita semakin paham apa yang sedang terjadi ini. Penonton seakan-akan berada di sisi karakter pendukung yang ada di luar Westview tersebut, yang salah duanya adalah oleh Jimmy Woo (Randall Park), dan Darcy Lewis (Kat Dennings).

Mereka ini ada kalanya mewakili kita sebagai penonton. Karena mereka berposisi di sudut yang sama dengan penonton. Berangkat dari orang awam, lalu menonton serial Wanda Vision tentu menimbulkan banyak tanda tanya. Hal-hal bikin penasaran tersebut muncul dari dialog-dialog yang terucap dan akting lintas generasi.

Satu hal lagi, yang membuat tahap konfrontasi serial ini asik adalah pemanfaatan luxury yang bisa bikin heboh satu dunia. Penempatan yang cerdas ini betul-betul membuat penonton histeris saking gak percaya saat itu. Kemudian di bagian ini juga ada fan service pula jadi semakin membuat kita berspekulasi.

CGI yang Naik Turun

Melihat ke elemen aksi di episode finale, Wanda Vision masih jauh dari kata spesial. Adegan aksinya masih terasa biasa-biasa saja. Baku hantam jarak dekat dari Vision tidak stand out karena fokus diarahkan kepada Wanda yang menghadapi musuhnya. Sayang, pertarungan ini berlangsung jarak jauh karena menggunakan sihir.

Jadi ketika Wanda bertarung praktis menampilkan efek visual yang memang keren untuk adegan pertarungan seperti ini, tapi tanpa diimbangi baku hantam jarak dekat yang spektakuler. Meski begitu, perkembangan karakter Wanda di sini menjadi highlight yang penting dan apa yang diperlihatkan juga mampu menyita perhatian.

Sayang kualitas CGI di babak finale ini turun drastis. Kami seperti melihat sinetron naga Indosiar yang seperti ditempel begitu saja, tanpa adanya proses editing dan blending yang memadai. Seharusnya rumah produksi Marvel memberikan budget lebih untuk episode tersebut, sehingga pertempuran Wanda dan Vision bisa dikenang layaknya Captain America mengangkat palu Thor.

Kesimpulan

Jadi benar saja, sebuah pelampiasan duka dari Wanda akhirnya mengeluarkan potensi dirinya yang luar biasa. Di awal-awal sempat menarik dengan gimmick-gimmick yang mereka berikan, misteri yang dilemparkan, dan pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan. Wanda Vision juga mampu memperkaya dirinya lewat penggunaan batasan informasi cerita, karakter-karakter yang sudah lama gak bersua, dan pengaruh keluarga.

Cuman semakin ke sini, khususnya di dua episode terakhir, excitement semakin lama semakin menurun. Bukan mengenai apa yang penonton perkirakan sebelumnya. Bukan, soal itu. Yang menjadi sorotan adalah bagaimana di tahap resolusi sekalipun Wanda Vision terhitung lama dalam menyajikan final battle yang sudah ditunggu-tunggu. Final battle nya sendiri nampak lebih cocok untuk ditampilkan dalam sinema daripada layar kecil. Karena di sini akan lebih banyak magic yang muncul sehingga otomatis pertarungan yang ada adalah pertarungan jarak jauh yang mengandalkan kecanggihan teknologi visual. Sayangnya bagian ini seperti mengalami pemotongan budget.

Sebenarnya Wanda Vision sempat memiliki fist fight antara Vision dan musuhnya, tapi sayangnya poin ini diakhiri dengan kentang. Rasanya ada sesuatu yang kurang atau tidak terjawab karena Marvel mungkin menyimpan kisah ini untuk serial MCU selanjutnya. Toh pintunya sudah ada dan terbuka lebar, sehingga semua karakter bisa masuk dan meramaikan jagat TV MCU ini.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top