istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW FILM

The Irishman, Drama Para Gangster di Netflix

Anduril   24 Dec 2019
The Irishman, Drama Para Gangster di Netflix

Ketika Martin Scorsese mengumumkan pembuatan proyek “The Irishman”, cukup banyak kontroversi yang menyelimutinya. Mulai dari platform mana yang akan sang sineas pilih untuk memutar film, hingga masuknya film ke development hell yang menyebabkan film ini tak kunjung muncul ke permukaan.

Di tahun 2019, tepatnya bulan November, The Irishman akhirnya tayang di kanal streaming digital Netflix. Film ini diangkat dari sebuah buku non-fiksi “I Heard You Paint Houses” yang ditulis oleh Charles Brandt. Mengisahkan Frank Sheeran (Robert De Niro), seorang veteran Perang Dunia kedua yang bekerja sebagai pengantar daging di Philadelphia.

Kisah Frank Sheeran

Pada awalnya Frank Sheeran bertemu Russell Bufalino (Joe Pesci) melalui Bill Bufalino yang membantu Frank Sheeran dalam sebuah persidangan setelah ia dituduh mencuri daging yang ia antar. Selanjutnya, Russell yang ternyata seorang mafia di Pennsylvania, merekrut Frank untuk bekerja untuk dirinya.

Dalam perjalanan ceritanya, Frank yang juga melakukan pembunuhan, bertemu Jimmy Hoffa (Al Pacino) yang merupakan ketua serikat kerja International Brotherhood of Teamsters. Kisah ini pun melibatkan Russell, Frank & Jimmy dalam menguasai area di Pennsylvania dan bagaimana mereka mendapatkan keuntungan dan kekuasaan lewat cara-cara licik nan cerdik.

Sebagai penipu dan pembunuh bayaran, Sheeran diketahui bekerja sama dengan beberapa tokoh paling dikenal di abad ke-20.

Di sisi lain, kisah ini juga bercerita tentang kejahatan terorganisir di Amerika setelah Perang, di mana terdapat salah satu misteri terbesar yang belum terpecahkan dalam sejarah, yakni hilangnya bos serikat pekerja legendaris Jimmy Hoffa.

Khas Martin Scorsese

Martin Scorsese adalah sutradara senior sekaligus berpengalaman dalam membuat film-film biopik. Sebut saja The Aviator, Hugo, atau kisah-kisa nyata yang kemudian dituangkan dalam film The Wolf of Wall Street. Atau, kamu juga bisa melihat bagaimana ia membuat film ‘gila’ semacam The Shutter Island atau The Departed.

Lika-liku yang dihadapi Martin Scorsese dari tahun 2007 saat film ini pertama diumumkan akan diproduksi benar-benar membuahkan hasil manis. Bengkaknya budget produksi menyebabkan beberapa rumah produksi dan distributor enggan mengambil resiko, namun Netflix berani menggelontorkan dana untuk film yang diperkirakan budgetnya adalah 159 juta USD tersebut.

Tak perlu diragukan tangan dingin Martin Scorsese dalam membuat film beraroma mafia yang memukau. Terlebih lagi, sang sineas berhasil memasangkan kembali Joe Pesci bersama Robert De Niro & Al Pacino

Cerita maju mundur

Plot cerita dibuat sangat menarik dengan alur maju dan mundur, dan sekian banyak flashback yang membuat penonton makin penasaran. Dalam hal ini Scorsese menampilkan Robert De Niro dan Joe Pesci versi muda melalui efek visual.

Film berdurasi 209 menit ini merupakan tipe cerita slow-burner yang memang membutuhkan perhatian yang cukup intens ketika menontonnya.

The Irishman dibuka dengan cara yang berani dan provokatif. Melempar konsep yang akan membuat kamu terlihat bingung jika tak mampu mencernanya. Apalagi gambar-gambarnya tidak tampak disatukan dalam satu aluran cerita. Namun, tetap saja adegan demi adegan diceritakan dengan gaya narasi yang jelas, melambangkan bagaimana gaya kriminal disajikan dengan cara yang tak biasa.

Tak salah rasanya, beberapa kritikus menyebutnya sebagai film yang terasa ‘cinematic’. Merujuk pada gaya khasnya dalam membangun sebuah cerita film yang pelan-pelan, dan lebih menempatkan pada poin-poin klimaks lewat karakter-karakter yang tampil di dalam filmnya. Menarasikan film dengan lambat, namun pada akhirnya tetap membuat penonton tersentak karena cara-cara yang tak lazim menjadi seorang kriminal kelas wahid.

Bukan film semua orang

Mungkin, tak semua penonton bisa menerima film ini. Maklum, mungkin sudah disiapkan untuk ke berbagai festival, termasuk Oscar. The Irishman melengkapinya dengan deretan pemeran yang memang benar-benar gembong gangster. Al Pacino, Robert De Niro atau Joe Pesci adalah pemain-pemain lama yang kerap tampil di film-film Gangster.

The Irishman mungkin hanyalah pelengkap saja. Faktanya, film ini menjelaskan siapa dan apa yang dilakukan Sheeran di masa lalu. Sebagian besar adalah kilas balik dirinya sendiri, sampai pada ia akhirnya menjadi gangster nomor satu yang menimbulkan berbagai macam kontroversi.

Gembong gangster ini yang kemudian menjadi bagian dari perwujudan cerita. Menempatkan berbagai pemeran yang memang fasih bermain dalam film-film kriminal. The Irishman sudah tayang Netflix, dan setidaknya layak menjadi penantang di ajang Oscar nanti.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top