istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW FILM

The Gray Man, Penuh Bintang tapi Kurang Matang

Anduril   01 Aug 2022
The Gray Man, Penuh Bintang tapi Kurang Matang

Apa jadinya kalau organisasi rahasia seperti CIA ternyata diisi oleh orang-orang busuk yang haus kekuasaan dan oportunis. Sementara itu kamu adalah agen CIA yang dicap berkhianat karena mengetahui kenyataan tersebut. Hasilnya kamu akan berhadapan dengan dua pilihan, bertahan hidup dengan cara apapun atau mati sebagai pengkhianat.

Itulah tadi premis utama dari film The Gray Man yang digarap oleh Anthony dan Joe Russo atau Russo Brothers, duo sutradara yang menggarap Avengers: Endgame (2019). The Gray Man saat ini tayang secara eksklusif di Netflix dan berikut ini adalah review film tersebut.

Review The Gray Man

Hasil Sierra Program

Pada tahun 2003, pejabat senior CIA Donald Fitzroy (Billy Bob Thornton) mengunjungi seorang tahanan. Delapan tahun sebelumnya, tahanan itu adalah anak di bawah umur yang dihukum karena membunuh ayahnya yang kejam untuk melindungi saudaranya. Fitzroy menawarkan pria itu kebebasannya dengan imbalan bekerja sebagai pembunuh dalam program Sierra CIA.

Pada tahun 2021, dalam sebuah misi di Bangkok, si pembunuh, "Sierra Six," (Ryan Gosling) bekerja dengan sesama agen CIA Dani Miranda (Ana de Armas) untuk membunuh target yang diduga menjual rahasia keamanan nasional.

Pada waktu eksekusi Sierra Six tidak dapat melakukannya secara diam-diam tanpa melukai warga sipil. Akhirnya dia memilih untuk menyerang target secara langsung dan melukainya secara fatal. Sebelum meninggal, target mengungkapkan bahwa dia bekerja di program Sierra sebagai Sierra Four, dan memberikan Six drive terenkripsi yang merinci korupsi pejabat CIA Denny Carmichael (Rege-Jean Page)

Pada akhirnya Six menolak evakuasi dari Bangkok dengan anak buah Carmichael. Dia akhirnya memanggil Fitzroy yang sekarang sudah pensiun untuk meminta ekstraksi dari Bangkok sambil menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Untuk mengejar Sic, Carmichael mempekerjakan tentara bayaran Lloyd Hansen (Chris Evan), mantan agen CIA yang dikeluarkan dari agensi karena kecenderungan sosiopatnya. Untuk melancarkan niatnya Hansen menculik keponakan Fitzroy, Claire (Julia Butters).

Penuh Bintang Papan Atas

The Gray Man dipenuhi oleh bintang-bintang papan atas yang memiliki fandomnya masing-masing. Dari sutradaranya saja, pernah menggarap Captain America: The Winter Soldier (2014), Captain America: Civil War (2016), Avengers: Infinity War (2018), dan Avengers: Endgame.

Selain itu kamu bisa melihat kolaborasi antara Ryan Gosling dan Chris Evans di film ini. Ditambah lagi dengan Ana de Armas yang berhasil mencuri perhatian lewat aksinya di No Time to Die (2021). Kolaborasi ketiga aktor besar ini saja sudah benar-benar mencuri perhatian. Sayangnya dari segi cerita, The Gray Man tidak menyajikan sesuatu yang baru atau spesial dibandingkan film aksi lainnya.

Cerita yang ditampilkan The Gray Man terbilang sangat klise untuk ukuran film aksi Hollywood, tentang seorang agen yang membelot dari organisasinya karena menemukan rahasia gelap. Walau sangat sederhana, The Gray Man masih menampilkan adegan yang menghibur apalagi buat kamu yang suka dengan film aksi.

Musuh yang Satu Dimensi

10 tahun belakangan ini Chris Evans sangat identik dengan perannya sebagai Captain America. Nah di The Gray Man, Evans mampu membuktikan bahwa dia lebih dari sekadar Captain America dengan memerankan karakter villain bernama Lloyd Hansen. Image Captain America di diri Evans benar-benar luntur ketika dia memerankan Lloyd.

Evans berhasil membuat Lloyd menjadi karakter sadis yang sangat menyebalkan. Lloyd memang tidak terlihat menyeramkan, namun kamu tetap bisa geregetan ketika melihat sosok sosiopat yang terlihat begitu menikmati ketika melakukan kekejaman ke siapa pun yang menghalangi jalannya.

Khusus bagi de Armas, dia tampaknya punya potensi besar menjadi aktris laga setelah tampil keren sekaligus di No Time to Die dan The Gray Man. Netflix tampaknya perlu membuat spin-off untuk karakternya Evans dan de Armas.

Sayangnya selain Evans dan de Armas, kamu bakal pusing melihat peran antagonis lainnya di film ini. Sebagai contoh Rege-Jean Page yang tampil sok cool dan intelek, justru terlihat seperti orang yang selalu sembelit yang yang tidak pantas menduduki posisi tertinggi CIA. Sementara itu Jessica Henwick yang menjadi tangan kanannya Carmichael, terlihat tidak bisa melakukan apa-apa.

Kesimpulan

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Netflix sedang mengalami krisis penurunan jumlah subscriber. Tak diam saja, netflix juga tampak terus berusaha memproduksi konten orisinal terbaru untuk mempertahankan dan menggaet subscriber baru.

The Gray Man merupakan salah satu proyek dengan budget besar yang seharusnya bisa dimaksimalkan. Namun sekali lagi, Netflix belum mematahkan pandangan kita akan proyek laga yang dieksekusi oleh platform ini. Sebab lagi-lagi film ini tampil seperti eksperimental yang tidak mementingkan keuntungan. Padahal seharusnya The Gray Man memiliki potensi yang sangat besar.

Netflix harus sadar bahwa terkadang semuanya tidak melulu soal budget dan nama-nama besar. Karena pada akhirnya semuanya selalu bergantung pada kualitas dari konten yang disajikan.

Konsep visual dan produksi film ini boleh unggul. Sangat terlihat kemana saja budget dialokasikan. Bagi penggemar film laga dengan visual yang menggelegar, film mungkin bisa jadi tontonan yang cukup menghibur. Tapi bila kamu mencari cerita yang dalam atau karakter yang apik, kamu bisa melewatkan The Gray Man, dan memilih film lainnya seperti Nobody, Polar, atau John Wick.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top