istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW KOMIK FILM

The Batman, Tahun Kedua Batman Berpatroli di Kota Gotham

Anduril   25 Apr 2022
The Batman, Tahun Kedua Batman Berpatroli di Kota Gotham

The Batman mengisahkan tahun kedua sang manusia kelelawar di kota Gotham. Matt Reeves yang ditunjuk oleh Warner Bross untuk menyutradarai film ini memutuskan untuk menelusuri ide “the great detective” yang biasanya digunakan DC dalam menggambarkan sosok Batman di komik mereka.

Dari penelusuran tersebut jadilah The Batman yang menampilkan kesan noir sangat kuat dibandingkan film-film Batman sebelumnya.

Sekedar catatan The Batman semula merupakan proyek pribadi dari Warner Bross untuk Ben Affleck. Sayang sang aktor mengundurkan diri jajaran film Warner Bross, pasca gagalnya Justice League di pasaran.

Review The Batman

Teka Teki Tikus Bersayap

Seperti yang kami sebutkan di atas, Batman baru menjalani tahun keduanya beraksi di kota Gotham yang penuh dengan koruptor dan penjahat kelas kakap. Sebuah kota yang kotor dan tidak layak dibela, tapi Batman memilih untuk tinggal di kota tersebut sambil membereskan masalahnya satu persatu.

Kali ini Gotham berhadapan dengan sebuah masalah yang sangat penting. Letnan Gordon (Jeffrey Wright) dihadapkan pada teka-teki pembunuhan yang menewaskan walikota Gotham. Sang pembunuh meninggalkan berbagai teka-teki dan petunjuk yang membuat GCPD (Gotham City Police Department) kebingungan.

Karena buntu, akhirnya Gordon mengajak Batman (Robert Pattinson) mengunjungi TKP. Dari situ terungkaplah kalau kota Gotham sedang dihantui oleh seorang pembunuh yang sangat jenius dan menyukai teka-teki. Batman harus berpacu dengan waktu atau akan ada korban lagi yang jatuh di tangan sang pembunuh yang dipanggil sebagai The Riddler (Paul Dano).

Riddler meninggalkan satu petunjuk yang cukup penting di salah satu aksinya. Dia meninggalkan sebuah kalimat El Rata Alada. Yang artinya tikus bersayap atau kelelawar. Sebenarnya kalimat tersebut itu bisa berarti banyak hal, dan tugas Batman adalah mengartikan kalimat tersebut untuk mencegah aski Riddler.

Batman yang Penuh Kemarahan

Kali ini kita diajak melihat sosok Batman di tahun keduanya. Dia menegakkan hukum dengan cara yang brutal dan kasar. Perlengkapannya juga terhitung seadanya dan belum berkembang. Masih canggih, tapi belum maju untuk pahlawan seukuran Batman. Hal ini terlihat jelas dari baju kevlarnya yang masih seperti baju hoki es.

Batman muda masih sangat marah pada para penjahat kota Gotham. Dia menghajar mereka satu persatu sambil menebar teror dan memberi peringatan pada para penjahat di kota Gotham. Kasus Riddler yang misterius dan menantang ini merupakan sebuah teka-teki yang harus dipecahkan dengan cepat.

Semua kekuatan dan kelemahan Batman di tahun kedua ini berhasil digambarkan dengan sempurna oleh Robert Pattinson. Kami sangat menyukai bagaimana Pattinson memerankan sang milyuner kaya dengan segala masalah pribadinya. Satu-satunya yang mengganggu justru datang dari pilihan rambut belah tengah di tahun 2019. Panggil kami kuno, tapi kami lebih suka melihat Bruce Wayne dengan gaya rambut yang lebih formal ala komiknya.

Selain Pattinson, akting Zoe Kravitz sebagai Selina Kyle yang merupakan love interest Batman sangat meyakinkan. Keduanya membangun cukup chemistry yang memperlihatkan kalau Selina juga mencintai Bruce. Tapi sayang, cinta itu kandas karena pilihan hidup Selina yang sangat berbeda dengan Bruce. Setidaknya hingga bagian akhir film The Batman.

Kekurangan utama film The Batman malah datang dari script yang dituliskan oleh Matt Reeves dan Peter Craig. Entah mengapa keduanya memilih untuk mengganti target The Riddler di bagian akhir film. Penggantian tersebut terlihat seperti sebuah cara yang kasar untuk menutup cerita. Kalau The Riddler mengincar semua orang di akhir, untuk apa dia melakukan pembunuhan spesifik di awal dan tengah film?

Perubahan Sang Manusia Kelelawar

Batman pada awalnya adalah sang pembalas dendam di film ini. Tapi pada momen klimaksnya, Batman berubah menjadi sosok yang lebih baik lagi. Hal ini memperlihatkan kalau Batman sudah lebih dewasa dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Warga Gotham memang membutuhkan pahlawan, dan sang pembalas dendam tidak cukup untuk warga Gotham.

Momen perubahan Batman terasa sangat heroik dan mengingatkan kami pada komik “Heroes: The World's Greatest Super Hero Creators Honor The World's Greatest Heroes 9-11-2001” yang saat itu banyak menggambarkan perjuangan para pahlawan di dunia nyata, termasuk para pemadam kebakaran yang berjajar-jajar membantu orang-orang yang tertimbun bangunan.

Selain sosok Batman yang berubah, kota Gotham di film The Batman digambarkan sangat artistik untuk tahun 2019. Kota ini tetap memiliki bangunan-bangunan tua dengan patung-patung besar yang menjulang tinggi. Mirip dengan bangunan klasik di era 70 dan 80-an. Dibantu dengan gaya pencahayaan dan pengambilan gambar yang artistik, kota Gotham jadi terlihat nyata dan mirip dengan penggambaran yang muncul di komik-komik.

Penutup

Review The Batman, Aksi Batman yang Masih Muda dan Beringas Warner Bros Akhirnya ada juga film yang menceritakan Batman di tahun-tahun mudanya. Bisa dibilang ini adalah film Batman yang patut untuk ditonton di layanan streaming HBO Go.

Semua terasa sangat sempurna sehingga durasi film yang cukup lama bisa kita lewati begitu saja. Kalau saja kasus Riddler berhenti di satu titik, dia akan menjadi musuh pertama yang mampu mengungguli Batman dalam urusan mind game. Bila Matt Reeves melakukan hal ini, maka kita mendapatkan sosok RIddler yang mengerikan dan bisa dibawa ke film berikutnya.

Sayang, peran The Riddler harus berakhir dengan sedikit janggal dan bisa dianggap prematur. Walaupun begitu kami tetap menunggu sekuel dari The Batman selanjutnya. Semoga saja dalam sekuel tersebut Robert Pattinson memutuskan untuk mengganti potongan rambutnya. Malu, sudah tahun ketiga soalnya.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top