Rurouni Kenshin: The Beginning, Asal-muasal Battousai Sang Pembantai

Published: 10 Aug 2021, oleh Anduril

Di tahun 1999 silam, ada dua hal yang paling menyedihkan terjadi dalam hidup kami sebagai penikmat animasi, atau anime dalam hal ini. Yang pertama adalah menyaksikan animasi Hunter X Hunter, yang sampai sekarang ternyata belumlah jelas perihal tamatnya. Sedangkan, yang kedua adalah menyaksikan kematian dari Tomoe di dalam salah satu OVA Rurouni Kenshin, yang berjudul Trust and Betrayal.

Pada tahun 2021 ini, sutradara Keishi Otomo sekali lagi memperlihatkan adegan tersebut melalui adaptasi live action Rurouni Kenshin: The Beginning. Yang menjadi permasalahan di sini adalah, apakah versi live action tersebut mampu untuk menandingi versi OVA-nya yang sukses membuat kami jadi mager dan sesenggukan selama seminggu penuh.

Rurouni Kenshin: The Beginning

Pria dengan Hujan Darah

Berbeda dengan versi OVA-nya tadi, Rurouni Kenshin: The Beginning dibuka dengan pertempuran mati-matian antara Kenshin (Takeru Satoh) melawan orang-orang suruhan Tokugawa. Dalam pertempuran yang tidak imbang dan dengan kondisi tangan yang terikat pula, Kenshin nyatanya berhasil untuk menghabisi musuhnya secara satu per satu.

Kemudian, pertarungan pun dilanjutkan lagi di jalanan, dimana Kenshin menghabisi pejabat-pejabat penting di bawah Tokugawa, sehingga menjadikan dirinya sebagai sesosok pembunuh yang paling ditakuti sekaligus dicari di seluruh Kyoto.

Malam demi malam, Kenshin memburu orang-orang yang masuk ke dalam daftar panjang miliknya. Hingga dia pada akhirnya bertemu dengan seorang gadis bernama Tomoe (Kasumi Arimura). Saat bertemu dengan Tomoe untuk pertama kalinya, Kenshin menciptakan hujan darah yang berasal dari korban keganasannya.

Tomoe yang melihat sosok Kenshin yang dipenuhi darah, langsung jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri. Hasilnya, Kenshin harus membopong Tomoe ke penginapan tempat Kenshin dan para pejuang Meiji lainnya biasa untuk berkumpul.

Saat Kyoto semakin membara, Shinsengumi pun dikerahkan untuk menangkap dan membunuh para pendukung restorasi Meiji. Melihat kondisi tersebut, Katsura Kogoro (Issey Takahashi) menugaskan Kenshin untuk mengasingkan diri bersama Tomoe. Tujuannya adalah untuk melindungi Kenshin agar tidak sampai tertangkap oleh para Shinsengumi.

Dalam pelarian tersebut, keduanya hidup layaknya suami istri. Hingga Kenshin pada akhirnya mengetahui masa lalu dari Tomoe dan berjuang untuk mempertahankannya meski pun nyawa menjadi taruhannya.

Seimbang Antara Drama dan Aksi

Satu hal yang paling kami sukai dari OVA Rurouni Kenshin yang berjudul Trust and Betrayal adalah hadirnya elemen drama dan pertempuran yang realistis. Sebelumnya, kedua elemen tersebut selalu absen dari versi manga mau pun animasi dari Rurouni Kenshin.

Untuk urusan pertempuran yang realistis, kami sudah mendapatkannya dari live action yang pertama. Tapi, untuk urusan drama yang apik, kebanyakan kisah drama di episode sebelumnya jadi terasa sangat komikal. Yah, mau bagaimana lagi. Materi aslinya memang tidak banyak menyertakan elemen drama di dalamnya, kecuali pada bagian The Beginning ini.

Karena, itu tidaklah mengherankan kalau Rurouni Kenshin: The Beginning berhasil untuk menghadirkan keseimbangan antara aksi yang memukau dan kisah yang meaningful.

Paling, satu-satunya yang menjadi keluhan kami datang dari absennya adegan Kenshin kecil yang kala itu masih bernama Shinta. Seharusnya, adegan pendek ini bakal meninggalkan kesan yang mendalam pada versi live action-nya. Tapi, entah mengapa, sutradara Keishi Otomo sepertinya enggan untuk menghadirkan sosok guru dari Kenshin, yakni Hiko Seijuro, dalam usia mudanya.

Tomoe menjadi Kunci

Seperti yang telah kami sebutkan di atas, Rurouni Kenshin: The Beginning mengangkat kisah dari OVA Rurouni Kenshin yang berjudul Trust and Betrayal. Itu mengartikan bahwa kita bakal disuguhi sosok Tomoe yang diperankan secara baik oleh Kasumi Arimura.

Menjadi Tomoe itu sebenarnya perkara yang gampang-gampang mudah. Di satu sisi, Kasumi sebagai sang pemeran harus memiliki sosok keibuan yang bisa dicintai oleh Kenshin. Pada sisi lainnya, Kasumi selaku seorang aktris harus mampu untuk memiliki mimik 'resting b*tch face' yang bernuansa sedih sehingga orang-orang yang menonton Rurouni Kenshin: The Beginning bisa merasa iba kepada sosok Tomoe dan memaklumi segala tindakannya.

Untunglah, kedua sisi ini berhasil dilalui oleh Kasumi Arimura dengan apik, sehingga kamu bisa mendapatkan Tomoe yang mirip dengan versi OVA-nya. Keduanya sama-sama cantik, keibuan, dan mengalami kematian secara tragis.

Yeah, yang terakhir tidaklah usah sampai diambil hati, sebab ada kemungkinan besar bahwa kamu sudah pernah menonton versi OVA dari Rurouni Kenshin: The Beginning, atau malah sudah membaca manga-nya. Tidak ada perbedaan cerita di sini, kawan. Jadi, janganlah berharap agar Tomoe akan bernasib sama dengan karakter Aerith yang tetap hidup hingga saat ini (setidaknya) di dalam game Final Fantasy VII Remake.

Kesimpulan

Sebagai pembuka cerita yang sebenarnya dari Rurouni Kenshin, film Rurouni Kenshin: The Beginning menghadirkan semua hal yang kamu butuhkan untuk mengenal sosok Kenshin secara lebih dekat.

Kamu bakal mendapatkan masa lalu dari Kenshin, termasuk kisah cinta tragis yang membentuk Kenshin di masa yang lebih modern. Tidak ada kelemahan yang berarti di sini, sehingga kami bisa mengganjar Rurouni Kenshin: The Beginning dengan nilai 8/10. Cukup sempurna meski pun ada sedikit minus di bagian akhir yang terasa kurang dahsyat.

Tapi, mau bagaimana lagi, itulah kelemahan dari sebuah film adaptasi live action. Kamu tidak bisa memasukkan sepasukan ninja yang memilih untuk membunuh diri mereka dengan meledakkan bom setiap kali berhasil dikalahkan oleh Kenshin.

Tags

android ios Review Netflx Rurouni Kenshin: The Beginning kenshin Rurouni Kenshin adaptasi adaptasi live action aplikasi mobile aplikasi platform manga anime jepang samurai x samurai animasi the beginning film

Share Artikel