istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW FILM

Penyalin Cahaya, Kisah Satir Korban Pelecehan

Anduril   18 Jan 2022
Penyalin Cahaya, Kisah Satir Korban Pelecehan

Terkadang kejahatan itu harus dibela, terutama ketika kejahatan tersebut menyangkut nama baik orang banyak. Kalau perlu sang korbanlah yang harus dibungkam. Sehingga dia tidak bisa menyampaikan kebenaran, meskipun sudah diberi kesempatan seluas-luasnya. Hal inilah yang dijadikan satir oleh Wregas Bhanuteja dalam film 'Penyalin Cahaya' (Photocopier).

Penyalin Cahaya merupakan karya perdana dari sutradara Wregas Bhanuteja, yang sebelumnya dikenal melalui deretan film pendek, seperti 'Lemantun', 'Prenjak', dan 'Tak Ada yang Gila di Kota Ini'.

Review Penyalin Cahaya

Kasus Pelecehan

Sur (Shenina Cinnamon), adalah mahasiswi baru yang tergabung dalam klub teater Mata Hari. Dalam klub tersebut Sur bertugas membuatkan situs untuk klub tersebut. Mereka berpesta atas keberhasilannya dikirim ke Jepang mewakili kampus. Mereka membuat pesta di rumah salah satu anggota teater dan menghabiskan malamnya dengan mabuk-mabukan.

Pagi harinya Sur terbangun saat harus melakukan presentasi beasiswa di depan petinggi kampus. Namun, beasiswanya tidak diterima karena foto-fotonya saat ia mabuk beredar di media sosial. Sur yang tidak tahu apa-apa harus kehilangan muka dan diusir orang tua. Lebih parahnya lagi, dia tidak bisa mengingat siapa yang sebenarnya telah mengantarkannya pulang dan menyebarkan foto-foto selfienya.

Untuk mengetahui siapa yang mengantarkannya pulang dan menyebarkan fotonya saat mabuk, ia pun meminta bantuan Amin (Chicco Kurniawan). Amin merupakan teman masa kecilnya yang menjaga tempat fotokopi kampus. Di tempat itulah, Sur mendadak menjadi detektif amatir untuk menemukan siapa pelaku dengan mencuri data dari para anggota teater yang datang ke fotokopi.

Sayangnya, meski telah menemukan bukti, Sur kesulitan untuk mengadukannya sang tersangka. Apalagi pihak kampus dianggap tak benar-benar serius mengusut kasus yang dialami oleh Sur.

Sulitnya Membuka Kebenaran

Dalam film yang bergenre suspense drama ini, penonton akan dibawa melihat Sur dalam dinamika kesehariannya. Dalam durasi yang tergolong singkat, mudah sekali untuk memahami apa yang harus dihadapi Sur dan peliknya misteri yang menimpanya sepanjang film.

Sepanjang kurang lebih dua jam, penonton dibuat kesulitan untuk menyingkap misteri yang meliputi Sur. Membawa sang perempuan remaja ini dalam titik terbawahnya. Melalui plot ceritanya yang digarap dengan sangat rapi, berbagai penyingkapannya terasa alami tanpa terasa ada cerita yang dipaksakan untuk ada.

Wregas Bhanuteja seperti ingin menyindir mengenai korban yang seringkali tak punya suara dalam berbagai kasus. Selain itu, 'Penyalin Cahaya' juga menjadi semacam pengingat mengenai betapa horornya media sosial dan tekanan dari para pemangku kuasa.

Sebagai sutradara, Wregas benar-benar tahu cara mengambil sudut kamera yang tepat dan mengarahkan ekspresi dari para pemainnya. Hal itu juga ditunjukkan dengan kemampuan dua tokoh utama.

Shenina memerankan sosok mahasiswi yang datang dari keluarga menengah yang benar-benar kesulitan saat harus menerima kenyataan beasiswanya ditolak dan ketika dirinya tak bisa berkutik karena permintaannya untuk mengusut kasus tersebut tak kunjung digubris.

Sementara itu Chicco Kurniawan sebagai Amin sang tukang fotokopi, memperlihatkan gaya yang sangat natural sebagai seorang penjaga tukang fotokopi. Amin adalah individu yang cuek, doyan merokok, dan memelihara cupang.

Penuh Simbol

Film ini memiliki simbol-simbol yang bisa menggambarkan apa artinya sebuah kebenaran yang ditutup-tutupi. Salah satunya selalu munculnya adegan pengasapan (fogging) demam berdarah. Dengan banyaknya asap fogging, visual dibuat menjadi kabur. Hal ini menggambarkan susahnya mengungkapkan kasus pelecehan yang samar dan berkabut.

Kalimat tagline fogging menguras, menutup, dan mengubur juga menggambarkan upaya pelaku menutup kejahatannya.

Simbol lain dalam film ini bisa terlihat dari mesin fotokopi yang disebut penyalin cahaya. Bila fogging demam berdarah itu seolah mengaburkan pelaku, mesin fotokopi digambarkan sebagai korban yang ingin mengungkap kebenaran.

Bahkan di akhir cerita, mesin fotokopi menjadi alat pembantu terakhir saat usaha Sur gagal karena ulah pelaku. Sebagaimana mesin fotokopi yang digunakan menyalin dan menduplikasi, ending film ini ditutup dengan adegan saling menduplikasi.

Kesimpulan

Shenina Syawalita Cinnamon adalah jiwa dari film suspense drama ini. Sosoknya mampu membawakan Sur dengan tekad kuatnya mencari keadilan. Selain itu, berbagai pemeran lain seperti Chicco Kurniawan, Lutesha, Jerome Kurnia, dan Giulio Parengkuan juga sukses menjadi support yang baik dan membuat film jadi lebih suspenseful hingga akhir.

Di balik narasi dan karakterisasi menariknya, Penyalin Cahaya menyisipkan berbagai aspek teknis yang menggambarkan film suspense. Permainan sinematografi yang cenderung penuh close-up dan tetap steady, penggunaan color pallete yang cenderung hangat dan banyak bertemakan hijau, hingga set design yang sangat urban membuat film panjang perdana Wregas Bhanuteja ini cukup memanjakan mata.

Penyalin Cahaya merupakan suspense drama yang dapat menjadi cerminan untuk berani membuka suara dan serba berhati-hati di era digital ini. Cerita yang dibawa di dalamnya juga tak boleh dilewatkan begitu saja, terutama bagi penonton yang mencari tontonan eksklusif yang hanya ada di Netflix.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top