istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW FILM

Homunculus versi Netflix, Membuka Selubung Kelam Setiap Manusia

Anduril   28 May 2021
Homunculus versi Netflix, Membuka Selubung Kelam Setiap Manusia

Homunculus merupakan salah satu manga seinen terbaik karya Hideo Yamamoto yang terbit di tahun 2003. Manga yang terdiri dari 15 volume ini bercerita tentang pria dengan latar belakang misterius bernama Susumu Nakoshi.

Susumu Nakoshi hidup luntang-lantung tanpa tujuan yang jelas. Suatu hari Ia bertemu dengan Manabu Ito yang menawarinya sebuah kesempatan tidak biasa, yaitu melakukan sebuah eksperimen membuka mata ketiganya dan melampaui kemampuan manusia biasa dalam melihat dunia.

Review Homunculus

Menguak Rahasia Manusia

Homunculus mengangkat konten yang cukup gelap, imajinatif, yang bisa menjadi representasi realita kehidupan. Konsep fiksi ilmiah dalam cerita karya Yamamoto ini cukup original dan sangat menarik buat penggemar genre psychological thriller.

Bayangkan, setiap kali Susumu menutup mata kanannya, dia akan melihat sosok Homunculus yang merupakan cerminan trauma terpendam dari setiap manusia yang dia lihat. Kadang Homunculus ini terlihat biasa saja, kadang terlihat seperti monster yang mengerikan.

Untuk menghidupkan monster-monster yang hadir di dalam kisahnya, Homunculus mengandalkan teknologi CGI. Untunglah CGI yang diterapkan sudah cukup berkualitas untuk memberi highlight pada setiap adegan, karena penampilan setiap monster dalam film ini cukup esensial dan perlu dieksekusi dengan baik.

Film ini memiliki visual yang cukup familiar dengan film maupun serial Jepang. Filter yang digunakan cukup serupa dengan “Alice in the Borderland” dan “Ride or Die”, di mana keduanya juga memiliki vibe suram yang gelap.

Film psychological thriller ini juga menunjukan cukup banyak adegan yang disturbing dan gore. Mulai dari kekerasan seksual, aksi menyakiti diri sendiri, dan ‘prosedur’ yang dilakukan untuk membuka mata ketiga. Buat yang sensitif dengan film gore dengan darah dan adegan kekerasan yang eksplisit, film ini bisa membuat kamu merasa ngilu ketika menyaksikannya.

Didukung Akting Berkualitas

Susumu Nakoshi (Go Ayano) dan Manabu Ito (Ryo Narita) merupakan dua karakter utama yang esensial dalam Homunculus. Keduanya memiliki hubungan dan perkembangan interaksi yang menjadi salah satu plot twist dalam kisah ini.

Salah satu hal yang membuat kita bertahan lama untuk menonton film ini salah satunya adalah kualitas akting dari kedua aktor. Selain melalui make up dan pemilihan wardrobe yang tepat, keduanya juga mampu menghidupkan karakter manga yang kerap eksentrik dan tidak mudah diwujudkan dalam sebuah live-action.

Homunculus sendiri sebetulnya tidak memiliki karakter utama yang mencolok layaknya manga pada umumnya. Hal ini muncul berkat genre seinen yang kerap memuat konten dewasa dan lebih dekat dengan realita.

Selain penokohan yang konsisten, setiap aktor maupun aktris mampu memberikan akting emosional yang menyakinkan. Bermain dengan naskah yang mind-bending, ada kalanya adegan menuntut karakternya mengalami breakdown dan frustasi yang mendalam.

Durasi Terlalu Pendek

Sayangnya, durasi yang minim memangkas latar belakang Susumu Nakoshi sebagai protagonis dalam kisah ini. Kita hanya diberi fakta bahwa Nakoshi adalah seorang gelandangan yang tidur di mobilnya, namun memiliki cukup uang untuk makan di restoran hotel yang mewah. Jelas kita membutuhkan penjelasan bagaimana Nakoshi bisa berakhir di jalanan.

Hal tersebut sama sekali tidak diungkap dalam film secara naratif, hanya melalui beberapa penggalan adegan dengan asumsi penonton bisa langsung paham. Padahal kompleksitas masa lalu dan pandangan hidup Nakoshi merupakan salah satu kekuatan dari suksesnya manga aslinya.

Rasanya live action Homunculus ini dibentuk dari berbagai potongan kisah dan adegan dalam manganya. Ada beberapa adegan vulgar yang mungkin dipotong agar tidak terlalu disturbing, namun ada juga esensi cerita yang dihilangkan dan membuat konsep fiksi supranatural dalam kisah ini jadi serba kentang

Kesimpulan

Homunculus memiliki teori fiksi ilmiah dan supranatural yang original dan kompleks, dimana setiap orang memiliki monster dalam dirinya sebagai metafora dari apa yang menjerat mereka secara batin. Jeratan tersebut bisa berupa sesuatu yang menjadi sumber stress maupun rasa salah dari masa lalu yang terus menghantui.

Tak sesederhana itu, ada perkembangan teori dari prosedur indera keenam yang cukup rumit seiring berjalannya cerita. Oleh karena itu, tugas pertama dari creator live action ini adalah untuk membuat penonton paham dan percaya dengan teori fiksi yang hendak mereka sajikan.

Karena cerita yang terasa dikebut dengan durasi minimal, kemungkinan besar para penonton berpikir bahwa film ini memiliki cerita yang aneh.

Saran kami, kalau kamu menikmati manganya, ada baiknya kalian memilih film yang lain. Tapi kalau kamu belum kenal dengan Homunculus, mungkin film ini akan memancingmu untuk membaca manganya agar lebih paham esensi dari cerita yang dibuat oleh Hideo Yamamoto.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top