istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Disenchantment Season 1, Karya Pertama Matt Groening di Netflix

Anduril   13 Jan 2019
Disenchantment Season 1, Karya Pertama Matt Groening di Netflix

Buat Kamu yang hidup bersama dengan The Simpsons, pasti beberapa dari kamu tidak asing lagi sama pembuatnya, Matt Groening. Pria nyentrik ini rumornya punya ilmu cenayang yang bisa meramalkan masa depan dan ramalannya dituangkan di The Simpson. Dan, nggak sedikit dari ramalannya yang emang beneran terjadi.

Kali ini, Matt Groening kembali lagi sama serial animasi terbarunya yang berjudul Disenchantment. Serial ini hanya tayang di Netfilx. Disenchantment menjadi karya ketiganya setelah serial The Simpsons dan Futurama. Disenchantment bakal dibuat untuk dua musim dengan sepuluh episode di tiap musimnya.

Review Disenchantment

Serial Animasi Dewasa

Disenchantment dideskripsikan sebagai sebuah fantasi dewasa tentang kerajaan abad pertengahan yang sedang goncang bernama Dreamland. Kita bakal ngikutin petualangan seorang putri yang suka mabuk bernama Bean. Tidak sendirian, Bean bakal ditemenin ama teman Elf-nya, Elfo dan Luci, setan personalnya.

Bean diisi suaranya oleh Abbi Jacobson, sementara Elfo dan Luci diisi suaranya oleh Nat Faxon dan Eric Andre. Selain trio ini bakal ada pengisi suara yang sudah berpartisipasi di Futurama kayak John DiMaggio, Billy West, Maurice LaMarche, David Herman, Tress MacNeille, Jeny Batten, Rich Fulcher, Noel Fielding, dan Lucy Montgomery.

Pada episode pertama Bean bakal diperkenalkan dengan sosok Elfo dan Luci. Ketiganya bertemu dan terpaksa bekerjasama demi kebebasan dan cita-cita mereka masing-masing. Bean dipaksa menikah oleh sang ayah, sementara itu Elfo adalah elf yang dibuang dari desanya karena tidak menyukai apa yang elf lain lakukan, dan yang terakhir adalah Luci yang merupakan iblis personal Bean.

Selama tujuh episode pertama, mereka bertiga mengalami serangkaian kegagalan yang tidak benar-benar mengarah ke mana pun. Bean mengadakan pesta ketika ayahnya meninggalkan kastil. Peserta magang Bean untuk algojo. Bean bergabung dengan sekelompok pencuri. Episode-episode tersebut tidak dengan jelas menstabilkan ketiga karakter utama. Bahkan di pertengahan musim, kamu tidak akan benar-benar tahu apakah Bean baik, buruk, atau hanya remaja normal yang mendorong batasan pribadinya sejauh mungkin.

Kekurangan Plot Kuat

Secara garis besar Disenchantment sangat kekurangan plot yang kuat. Kami tidak menemukan adanya sebuah benang merah penting yang bisa diikuti hingga akhir. Padahal di tiga episode akhir Groening mulai menunjukkan kualitasnya yang mungkin menyamai Futurama. Tapi sejatinya tiga episode tersebut masih sangat jauh dari kata sempurna. Sebenarnya kelemahan ini sangat aneh, mengingat Groening pernah menciptakan Futurama yang mampu berbelok seenak jidat dari plot utama untuk kemudian menyambungnya di episode lain, atau bahkan season lain. Sangat mengecewakan bahwa Disenchantment tidak dapat mencapai ketinggian yang sama bahkan ketika memposisikan dirinya sebagai seri Groening yang paling plot-driven hingga saat ini.

Bahkan pada akhirnya, Disenchantment tampaknya tidak pernah menemukan keseimbangan yang tepat antara plot dan humor yang dijalankan. Sisi humor tidak sekasar The Simpsons atau Futurama, tetapi ceritanya juga tidak cukup kuat untuk mengimbangi. Sebenarnya ini bisa diperbaiki asal Groening memberikan Bean dan kawan-kawan sebuah tugas atau tujuan yang lebih jelas dan terfokus. Ya, kami tahu Bean, Elfo dan Luci memang super cacat, tapi bukan berarti kisah mereka bisa berjalan tanpa tujuan yang jelas.

Animasi Luar Biasa

Di sisi positifnya, anggaran Netflix benar-benar menunjukkan dirinya ketika datang ke kualitas animasi. Seperti Futurama, seri ini menyandingkan karakter 2D dengan latar belakang 3D yang diarsir, memungkinkan untuk semua jenis efek kamera dan wide shot. Awalnya kamu pasti akan merasakan keanehan ketika melihat animasi ini untuk pertama kalinya, karena backgroun jauh lebih detail ketimbang karakternya. Tapi lama-kelamaan kamu akan terbiasa.

Satu kekuatan lain yang muncul di Disenchanted adalah, banyaknya humor ringan layaknya The Simpsons. Saat dialog para karakter terasa jelek, kamu akan menemukan berbagai detil yang konyol, seperti toko kelontong yang bernama VII XI (Seven Eleven), hingga kebiasaan para penduduk Dreamland untuk mengirim berita melalui ayam kalkun.

Berita baik lainnya adalah, kami tidak melihat alasan mengapa serial ini tidak dapat mengaum kembali dengan batch yang jauh lebih kuat dari sepuluh episode di season kedua. Kejadian-kejadian di episode akhir sudah mengatur panggung untuk status quo baru yang lebih menarik untuk seri tersebut. Mungkin pada akhirnya Disenchantment berhasil menemukan keseimbangan antara cerita dan komedi yang hilang saat ini.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top