Resident Evil Infinite Darkness, Intrik Politik B.O.W. di Pemerintahan Amerika

Published: 12 Jul 2021, oleh Anduril

Menulis review mengenai Resident Evil selalu membuat kami ingat pada game pertamanya yang keluar di tahun 1996. Insiden di Arklay Mountain yang berdekatan dengan Spencer Mansion tersebut memantik kisah Resident Evil yang eksis hingga sekarang. Walaupun musuh yang dihadapi sempat berganti-ganti, zombie tetap menjadi musuh utama dan paling ideal.

Resident Evil Infinite Darkness mengisahkan plot yang selama ini belum pernah diungkap baik di dalam game maupun film lainnya. Plot tersebut terjadi setelah Leon berhasil menyelamatkan Ashley Graham, sementara peran Tricell belum terungkap oleh pemerintahan maupun BSAA (Bioterrorism Security Assessment Alliance).

Review Resident Evil Infinite Darkness

Peretasan Gedung Putih

Kisah Resident Evil Infinite Darkness berkutat pada perang Penamstan dan upaya peretasan di gedung putih. Lagi-lagi Leon terlibat dalam insiden tersebut karena dirinya dipercaya oleh presiden Graham sebagai salah satu staf ahli.

Seperti dugaan kebanyakan orang, Gedung Putih juga tidak lepas dari serbuan Zombie. Hal ini kembali terjadi ketika Leon tiba di lokasi dan disambut dengan para makhluk pemakan daging yang entah muncul dari mana.

Pada sisi lainnya kita juga diajak melihat kondisi peperangan di Penamstan, di mana salah satu Black Hawk mengalami crash sehingga jatuh di tengah-tengah daerah konflik. Setelah ditangkap oleh pemberontak, para tentara Amerika ini malah berubah menjadi Zombie dan memakan habis orang-orang yang menawan mereka.

Hasilnya, sekretaris pertahanan Amerika langsung menjatuhkan bom fosfor putih untuk membakar habis bukti-bukti keterlibatan B.O.W. dalam serangan tersebut. Sementara itu Mad Dog Jason yang memutuskan turun untuk menyelamatkan rekan-rekannya, mendapatkan penghargaan sebagai “Hero of Penamstan” dan kemudian diangkat sebagai salah satu staf ahli presiden.

Pada akhirnya Leon, Jason, Shen May, dan Patrick ditugaskan untuk mengungkap dalang utama pelaku peretasan dan penyerangan Gedung Putih. Yang jadi pertanyaan di sini adalah, bisakah mereka menjalankan misi rahasia yang menjadi perhatian internasional tersebut? Siapakah pengkhianat sesungguhnya?

Empat Episode yang Lewat Begitu saja

Resident Evil Infinite Darkness menggunakan alur maju mundur antara pertempuran Penamstan dan kegiatan empat agen khusus untuk menjelaskan latar cerita dan alur yang sedang berjalan. Setidaknya hal ini menghadirkan penjelasan yang sangat gamblang mengenai konflik yang terjadi di dalam film. Entah mengapa adegan pertempuran di Penamstan sangat mengingatkan kami akan pertempuran di Black Hawk Down. Mungkin Capcom secara tidak sengaja menularkan tradisi plagiatnya pada studio animasi yang menggarap film ini, TMS Entertainment dan Quibico.

Teori politik dan konspirasi pun diangkat dalam film ini, dimana kita dapat melihat bagaimana suatu insiden, kondisi, dan hubungan antar negara dapat menjadi salah satu variabel dalam marketing untuk menciptakan profit bagi pihak tertentu.

Plot berjalan dengan mulus tiap episodenya, dimana episode 1 dan 2 cenderung minim aksi. Hal ini dimaklumi karena diperlukan proper introduction terhadap beberapa karakter baru beserta motifnya masing-masing yaitu Jason, Shen May, dan Patrick. Meskipun episode 1 dan 2 cenderung monoton, kita akan diberikan suguhan menarik di episode 3 dan 4, dimana cerita mulai maju dengan cepat menuju klimaks.

Peran yang Timpang

Pembagian peran Leon dan Claire sangat timpang, dimana peran Leon jauh lebih banyak. Kejadian ini terulang kembali setelah debut pertama mereka di film CGI Resident Evil Degeneration, di mana Claire lebih berperan ke arah support character. Bagi para penggemar Claire, sangat disayangkan karena di film ini lagi-lagi Claire bisa dibilang hanya sekedar "tempelan".

Hal yang sama juga berlaku untuk Jason, Shen May, dan Patrick. Entah mengapa Eiichiro Hasumi dan Shogo Moto, seperti menyia-nyiakan semua karakter baru ini. Mereka mendapatkan peran yang sangat sedikit dengan kedalaman karakter yang sangat rendah.

Tampaknya Capcom benar-benar tidak mau menambah daftar karakter yang harus muncul di dalam franchise mereka. Hasilnya kebanyakan karakter tersebut dibuat tidak penting, bernasib nahas atau malah jadi musuh utama.

Animasi yang Apik

Animasi CGI sangat smooth, dan didukung dengan voice acting yang mumpuni, sangat cocok dengan tiap karakter yang ada di film ini. Penokohan karakter pun sangat baik sehingga tidak ada tokoh yang terkesan “bland” dalam film ini.

Para pemain Resident Evil 4 akan diberikan banyak easter egg dari Resident Evil 4, sebagai contoh yaitu penggunaan jaket Leon yang legendaris, kemudian foto putri presiden yang dipajang di Gedung Putih. Yah, mau bagaimana lagi, presiden Graham memang masih menjabat saat insiden Infinite Darkness berlangsung.

Banyak hal-hal menarik yang dapat kita pelajari dalam film ini, terutama bagaimana para karakter memanfaatkan lingkungan sekitar untuk survive. Sebagai contoh, kita bisa melihat salah satu karakter yang diikat oleh tape, dapat berpikir dengan tenang pada kondisi genting, lalu memanfaatkan ujung meja untuk melepaskan ikatan tersebut.

Kesimpulan

Keputusan Capcom untuk merilis Resident Evil Infinite Darkness dalam bentuk episodik terasa cukup aneh, karena series ini langsung rilis dalam 4 episode dengan durasi yang apabila digabungkan kurang lebih akan sama dengan durasi sebuah film.

Terlepas dari semua kelemahan di atas, Resident Evil Infinite Darkness merupakan sebuah series yang layak untuk ditonton. Film ini memberikan reuni pada Leon dan Claire, terutama Claire yang sangat jarang muncul dalam game Resident Evil. Meskipun penampilan Claire hanya sedikit, tapi itu semua cukup untuk memuaskan rasa kangen kita pada Claire.

Film ini sangat cocok untuk para penggemar Resident Evil, dan bagi penonton yang tidak mengikuti cerita Resident Evil, tidak perlu khawatir karena film ini bisa dinikmati begitu saja tanpa harus memainkan atau menyaksikan film Resident Evil lainnya.

Akhir kata, kami masih menantikan season kedua dari Resident Evil Infinite Darkness. Mengingat Netflix menggunakan format 4 episode yang mirip dengan Castlevania, ada kemungkinan besar kita bakal mendapatkan jumlah episode yang lebih banyak di masa depan.

Tags

android ios Review Resident Evil Infinite Darkness resident evil netflix aplikasi mobile aplikasi platform streaming stream series serial animasi cg animation capcom

Share Artikel