istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Ramen Chain

Conny   13 Sep 2016
Ramen Chain

Jika kerap berkutat di dunia game, utamanya game lokal yang merupakan karya dari anak-anak bangsa, maka kalian pasti bakal familiar dengan salah satu studio game asal Indonesia yang bernama Touchten. Salah satu game terpopuler mereka, Ramen Chain, baru saja mendapatkan update besar di beberapa waktu lalu. Kebetulannya, saya secara pribadi pun menyukai genre Time Management sebagai salah satu dari sekian banyak aliran gameplay yang ada. Jadi, marilah kita kembali berdagang ramen.

Ramen Chain sendiri awalnya menjadi semacam kelanjutan dari Sushi Chain, judul lain yang juga mereka kembangkan di tahun 2009 lalu. Jalan ceritanya merentang hingga lima kota besar di seantero Jepang (Hakodate, Kitakata, Fukuoka, Sapporo, dan Tokyo) dengan 10 level yang menantang di masing-masing kota, termasuk satu mini-game yang menyelip. Di permulaan game ini, terdapat dua karakter yang bisa dipilih, seorang pemuda bernama Ryo Kisanagi atau seorang gadis bernama Hyori Nakajima.

Jauh-jauh datang dari kampung demi mimpi untuk mendirikan sebuah kedai ramen di kota besar, karakter pilihan kita tersebut nyatanya malah kelaparan dan tak memiliki tempat untuk dituju hingga akhirnya terdampar di sebuah kedai ramen yang kumuh saat ingin berteduh. Kakek Toshio, sang pemilik kedai ramen ini, memanggil anak muda yang kelaparan itu ke dalam kedai dan semangkok ramen pun disajikannya. Tak dinyana, ramen tersebut adalah ramen terenak yang pernah dimakannya.

Selanjutnya, sang anak muda pun memohon kepada Kakek Toshio untuk mengajarinya cara membuat ramen sembari bekerja di kedai ramen itu sebagai timbal baliknya. Dan, begitulah, gameplay-nya cukup sederhana dan terbilang sama dengan game-game beraliran Time Management lainnya, khususnya yang terkait dengan penyajian makanan, yang menampilkan para pengunjung dengan menu-menu pilihan mereka. Tugas kita, menyajikan ramen dengan bahan-bahan yang sesuai pesanan para pengunjung itu.

Terkadang, juga ada beberapa pengunjung yang memesan minuman. Yep, mata kita haruslah lumayan jeli untuk memperhatikan beberapa hal saat bermain Ramen Chain. Misalnya tingkat kesabaran yang dimiliki oleh masing-masing pengunjung dan ketersediaan bahan-bahan ramen. Jika sampai kehabisan stok persediaan, para pengunjung mesti menunggu lebih lama sampai stoknya kembali ada. Hal ini bisa-bisa membuat kita disemprot oleh mereka. Kita bakal diberi waktu selama 2 menit untuk tiap levelnya.

Jadi, bermainlah dengan baik sembari mengumpulkan keuntungan yang cukup untuk melanjutkan ke level berikutnya. Kita juga dapat membeli bermacam upgrade dengan berbagai tujuan. Dari yang kian meningkatkan keuntungan, memberi tambahan waktu untuk tingkat kesabaran pengunjung, menaikkan reputasi kedai, memperbanyak frekuensi hadirnya pengunjung hingga mengurangi harga bahan-bahan. Kian meningkatkan kelezatan (baca: keadiktifan) Ramen Chain adalah 25 jenis ramen yang bisa dibuat.

Belum lagi, terlebih bagi para pecinta anime dan manga yang terkenal dengan goresan-goresannya yang khas itu, desain-desain karakter dalam Ramen Chain digambarkan dengan visualisasi 2D yang memikat. Bahkan, ada karakter-karakter spesial yang dihadirkan secara unik di kota-kota tertentu saja, seperti Yamada yang merupakan seorang jawara sumo dan sesosok hantu bernama Akemi. Pun begitu halnya dengan musik-musik yang melatari permainan kita, yang terasa enak demi mengalun ke telinga.

Berkat kehadirannya yang tak memungut bayaran, Ramen Chain lumrah untuk menampilkan iklan, yang bakal sesekali muncul secara full screen tiap kali kita mengakses menu utama. Jika merasa terganggu, ada opsi pembayaran untuk menghilangkannya. Juga, terdapat IAP (In-App Purchase) yang hadir dalam bentuk Diamond, yang bisa diubah jadi Yen untuk berbelanja upgrade. Tak hanya itu, Diamond pun dapat digunakan untuk membeli Boost demi mempermudah permainan sebelum game dimulai.

Kekurangan lainnya mungkin adalah keterbatasan untuk hanya bisa dimainkan pada satu save data saja. Jadi, misalnya jika ingin memilih untuk memainkan new game, maka siapkanlah mental untuk berpisah dengan save data sebelumnya. Namun, dengan keberadaannya yang bisa diunduh secara gratis untuk platform iOS mau pun Android, rasanya Ramen Chain tak akan begitu mudah untuk ditolak, apalagi untuk dimainkan di saat-saat senggang mau pun jam-jam tertentu di saat perut keroncongan.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top