istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW FILM

Project Financing, Stimulus Pelaku Industri Kreatif & Lifestyle Bertahan di Masa Pandemi

en19ma   05 Jul 2020
Project Financing, Stimulus Pelaku Industri Kreatif & Lifestyle Bertahan di Masa Pandemi

Pandemi COVID-19 berdampak pada kelangsungan seluruh industri. Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa sekitar 60% industri mengalami dampak yang berat, sementara 40% lainnya mengalami dampak yang moderat, seperti dikutip oleh Katadata.co.id. Dampak yang beragam juga turut dirasakan oleh industri kreatif dan gaya hidup, yang terdiri dari sejumlah subsektor, seperti film, hiburan, kuliner, dan lainnya. Di tengah situasi yang menantang bagi para pelaku industri ini, PT Likuid Jaya Inovasi (Likuid Projects) sebagai perusahaan teknologi finansial penyelenggara inovasi keuangan digital pembiayaan proyek (project financing) yang fokus dalam mendukung industri kreatif dan gaya hidup berusaha untuk mengkaji lebih dalam menyoal bagaimana dampak pandemi terhadap sektor industri ini, dan bagaimana Likuid Projects berperan sebagai stimulus yang mampu mendorong produktivitas industri.


Sumber: Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), 16 April 2020

Selaku CEO Likuid Projects, Kenneth Tali menyatakan bahwa pihaknya menakar dampak pandemi pada industri kreatif melalui tiga hal. Pertama, dari stage krisis, yaitu tahapan pergerakan pandemi di masyarakat. Di masa-masa awal pandemi masuk di Indonesia pada sekitar bulan Maret lalu, industri secara rata-rata mengalami shock sebagai imbas dari menurun drastisnya daya beli masyarakat. Menurut Kenneth, industri kini sudah berada di tahap survival mode. Kemampuan sebuah bisnis bertahan akan ditentukan dari pondasi bisnis yang dimiliki selama ini dan pengambilan keputusan manajemen untuk langkah ke depannya.

Kedua, dari skala usahanya, pelaku industri kreatif datang dari skala usaha yang beragam, mulai dari UMKM hingga ke perusahaan rintisan (startup) hingga perusahaan skala menengah. Perbedaan skala ini membuat akses permodalan juga tidak bisa dimiliki oleh semua kalangan, terlebih bagi bisnis yang belum memiliki aset yang cukup sebagai jaminan pembiayaan.


Ilustrasi: Belanja online (Muradi/Kontan), 12 Mei 2020

Terakhir, adalah subsektor industri. Kenneth mengakui bahwa tidak semua subsektor mengalami dampak yang sama. Sebagian mengalami penurunan pendapatan dan sebagian lainnya justru mengalami dampak yang positif atau kenaikan pendapatan. Industri yang diuntungkan tersebut, misalnya aplikasi permainan, teknologi, dan produk kesehatan. Data Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi dari empat marketplace terbesar mengalami kenaikan sebesar 9.85% pada Mei 2020 jika dibandingkan dengan April 2020, seperti dilansir dari Kontan.co.id. Sementara, industri yang berdampak negatif adalah film dan hiburan, dimana produk dan jasanya terkait aktivitas massal.

Berangkat dari hal tersebut, Likuid Projects meyakini bahwa layanan project financing dapat menjadi akses pembiayaan alternatif bagi para pelaku industri kreatif di tengah pandemi ini, khususnya perusahaan rintisan (startup) hingga skala menengah yang nilai valuasinya masih minim untuk mendapatkan pendanaan dari institusi pembiayaan.


Kenneth Tali, CEO Likuid Projects

Menariknya, Kenneth menuturkan bahwa, selama pandemi tiga bulan lalu, Likuid Projects mengalami lonjakan permintaan pembiayaan dari para creativepreneur atau calon project owners, hingga sebesar 300%. Hal ini menandakan bahwa industri kreatif sebetulnya memiliki sangat banyak peluang usaha dan potensi untuk survive. "Karenanya, Likuid Projects saya rasa menjadi ruang yang strategis agar semakin banyak akses kolaborasi yang terbuka, dan nantinya, menjadi stimulus agar inovasi dan kreativitas bisa tetap berkembang. Tentunya, dukungan dari publik sebagai pendana menjadi sangat besar perannya di sini,” lanjutnya.

Meski pun mengalami lonjakan permintaan pembiayaan, Likuid Projects tetap menerapkan kurasi yang ketat kepada project owners. Salah satu pertimbangannya adalah menakar minat end-user dalam mengkonsumsi proyek-proyek tersebut. Sehingga, khususnya di saat pandemi seperti saat ini, Likuid Projects memprioritaskan sejumlah industri yang tumbuh pada saat pandemi, seperti industri game. Namun, Kenneth menekankan bahwa pihaknya tetap menganalisa potensi-potensi industri lain, seperti film dan hiburan, dan menunggu momentum yang tepat untuk bisa mendukung mereka untuk rebound.

Sejak pertama kali didirikan hingga saat ini, Likuid Projects sudah memfasilitasi beberapa proyek dari sub-sektor industri yang berbeda, seperti film, iklan, tenaga listrik, dan yang paling terbaru, ialah aplikasi permainan Capsa Susun yang dikembangkan oleh Touchten dan tersedia pada platform Hago.


Aplikasi permainan Capsa Susun yang dikembangkan oleh Touchten dan tersedia pada platform Hago

Mengusung konsep bagi hasil atau revenue sharing antara kolaborator dan project owner, maka semakin besar pendapatan proyek, maka akan semakin besar pula keuntungan yang bisa didapatkan oleh kolaborator. Ada pun proyeksi return untuk kolaborator dari skema bagi hasil pembiayaan suatu proyek berkisar antara 12% hingga 25% per tahun.

Sebagai salah satu pionir layanan project financing, Likuid Projects selalu menghadirkan layanan yang aman, baik untuk pemilik proyek mau pun kolaborator. Likuid Projects pada saat ini menyasar enam subsektor industri sebagai pengguna layanannya, yaitu kuliner, entertainment, e-sports, kecantikan, kesehatan, dan start-up. “Saat ini, dari sisi bisnis, Likuid Projects sangat terbuka untuk proyek-proyek terbaru dari berbagai industri kreatif. Selain itu, kami juga berharap dengan semakin beragamnya proyek-proyek yang dapat didanai turut mendorong minat masyarakat, khususnya generasi muda yang selama ini menjadi konsumen atau fans dari produk-produk industri kreatif, untuk mulai berkolaborasi [secara] langsung bagi industri ini dengan skema pembiayaan project financing,” tutup Kenneth.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top