istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
NEWS

Produsen Rokok Siap Ambil Peran Marakkan Edukasi Cegah Perokok Anak untuk Peritel

en19ma   17 Jan 2021
Produsen Rokok Siap Ambil Peran Marakkan Edukasi Cegah Perokok Anak untuk Peritel

Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) menyatakan siap berperan untuk mencegah naiknya jumlah perokok anak di Indonesia. Pernyataan ini sempat diucapkan oleh Muhaimin Moeftie selaku Ketua Gaprindo dalam sebuah konferensi pers pada bulan Desember 2020 lalu.

Pernyataan dari produsen rokok ini tentu mencerminkan komitmen penuh dari para anggota Asosiasi yang siap untuk menanggung risiko, termasuk turunnya penjualan rokok, agar tujuan tersebut dapat tercapai. Gaprindo secara tegas menyatakan bahwa rokok merupakan produk yang ditujukan untuk perokok dewasa, sehingga perlu dilakukan upaya untuk membatasi akses rokok pada anak di bawah umur. Beberapa inisiatif akan dijalankan sebagai peran serta dari Gaprindo secara aktif untuk mencegah perokok anak, yang di antaranya adalah edukasi kepada kalangan keluarga sampai pedagang eceran (peritel). Aksi edukasi untuk peritel dilakukan secara bertahap, dimana harapannya, Gaprindo dapat menyebarkan informasi dan pemahaman terkait larangan penjualan rokok pada anak di bawah umur serta mengumpulkan komitmen dari para pedagang kecil dan menengah di daerah yang padat penduduk untuk mulai lebih selektif dalam hal melayani pembeli rokok.

Moeftie menyatakan bahwa Gaprindo sudah melakukan aksi ini sejak tahun 1998 silam, aksi yang berbeda kali ini dilakukan demi menarik perhatian dari lebih banyak pihak, sekaligus menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

“Sejak tahun 1998, Gaprindo sudah bekerjasama dengan toko ritel di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan, untuk mengedukasi pedagang mengenai risiko merokok di usia dini. Kami juga melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah menengah atas untuk menggelar berbagai kampanye. Saat ini, di era modern dan serba digital, kami sadar, edukasi pencegahan perokok anak masih harus berjalan, namun dengan metode yang berbeda. Harus sesuai dengan tren di masyarakat,” ungkap Moeftie.

Mengusung kampanye ‘Cegah Perokok Anak,’ Gaprindo mengajak Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk turut ambil peran. Hal ini dilakukan dengan harapan agar inisiatif kampanye ini bisa menginspirasi lebih banyak peritel yang menjadi anggota Aprindo.

“Selain bekerjasama dengan Aprindo, pendekatan edukasi bagi pedagang ini juga akan menyasar pedagang tradisional. Bersama tim kami di lapangan, para agen edukasi akan turun ke toko eceran, warung-warung, agar semakin membatasi penjualan rokok bagi anak di bawah umur. Tentunya, kampanye ini akan dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan,” tambah Moeftie.

Gaprindo percaya bahwa sinergi bersama Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dalam melakukan inisiasi kampanye ‘Cegah Perokok Anak’ akan mampu untuk memberi inspirasi bagi para peritel yang menjadi anggota Aprindo untuk makin berperan aktif dalam pencegahan perokok anak, serta menyebarluaskan informasi kepada masyarakat umum.

Langkah ini diambil oleh Gaprindo dengan keyakinan bahwa upaya pencegahan perokok anak merupakan tanggung jawab dari semua pihak, maka diperlukan sinergi gerakan bersama pemangku kepentingan lainnya termasuk di sisi ritel yang bersentuhan secara langsung dengan konsumen dari berbagai kalangan dan umur. Salah satu pihak yang juga dapat berperan serta dalam mencegah perokok anak, yaitu pedagang, yang memiliki peranan kunci dalam mengawasi peredaran dan konsumsi rokok pada anak di bawah umur. “Pedagang mampu [untuk] melakukan seleksi secara langsung kepada konsumen, sehingga dapat langsung menolak pembeli rokok anak. Memang, ini tantangan besar, karena bagaimana pun pemahaman konsumen beraneka ragam. Di sinilah keunggulan [dari] pedagang yang berani mengambil sikap agar lebih selektif pada pembelinya. Sehingga, selain menolak menjual rokok kepada anak, pedagang juga merupakan agen edukasi [dalam hal] upaya mencegah perokok anak,” papar Moeftie.

Pihaknya meyakini, jika ada risiko penurunan penjualan karena pembeli menurun, itu adalah hal biasa dalam bisnis. “Demi kebaikan bersama, kami harap, semakin banyak pedagang yang menolak untuk menjualkan rokok bagi anak di bawah umur, agar tidak ada lagi akses bagi mereka, minimal dipersempit,” tambahnya.

Tentang Gaprindo

Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) adalah asosiasi para produsen rokok putih di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1976 silam. Anggota Gaprindo terdiri dari PT. Bentoel; PT HM Sampoerna; PT Japan Tobacco International Indonesia; PT Korea Tomorrow & Global Indonesia; dan PT Sumatera Tobacco Trading Company.

Diketuai oleh Muhaimin Moeftie, Gaprindo dibentuk dengan tujuan untuk menjembatani hubungan antara pelaku usaha dengan para pemangku kepentingan, khususnya pemerintah. Gaprindo juga secara konsisten memberikan pandangan dan masukan bagi para pemangku kepentingan berdasarkan riset dan analisa mengenai Industri Hasil Tembakau (IHT) secara keseluruhan.

Produk dari Industri Hasil Tembakau (IHT) di Indonesia yang saat ini resmi beredar di pasaran, di antaranya adalah Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin (SKM), dan Sigaret Putih Mesin (SPM). Ketiga jenis produk rokok ini sebagian besar berkontribusi pada penyerapan komoditas tembakau dan cengkeh di Indonesia. Ada pun daerah-daerah penghasil kedua komoditas di atas secara mayoritas berasal dari petani di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali, serta daerah di luar Jawa untuk komoditas cengkeh. IHT saat ini menjadi sumber penghidupan bagi kurang lebih 6 juta jiwa yang bekerja di sektor perkebunan, pabrikan, distribusi hingga sektor ritel.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top