Peresmian Kerjasama Industri Game antara Agate, Summarecon Bandung, Bekraf & Pemprov Jawa Barat: Jadi Outlier di Industri yang Potensial

Published: 25 Apr 2019, oleh en19ma

Pada hari Selasa, tanggal 23 April 2019, Agate yang kini telah genap berusia 10 tahun mengambil bagian dalam peresmian kerjasama untuk pengembangan industri game Indonesia bersama Summarecon Bandung, Bekraf, dan Pemprov Jawa Barat. Acara yang dihadiri oleh Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat, Hari Santosa Sungkari selaku Deputi Infrastruktur Bekraf, dan Herman Nagaria selalu Direktur Bisnis dan Pengembangan Properti Summarecon Agung tersebut juga menandai peresmian kantor baru Agate di area Teknopolis Bandung. Tepatnya, di kawasan Summarecon, Gedebage, Bandung.


(ki-ka) Hari Santosa Sungkari, Deputi Infrastruktur Bekraf; Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat; Arief Widhiyasa, CEO & Co-Founder Agate; Herman Nagaria, Direktur Bisnis dan Pengembangan Properti Summarecon Agung

Sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif, industri game memiliki potensi bisnis yang sangat besar dan dapat berkontribusi untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sayangnya, potensi tersebut masih belum tergarap dengan baik dan maksimal, khususnya di Indonesia. Industri game global bahkan memiliki pendapatan terbesar dibanding industri fim dan musik global. Dalam diskusi panel pada acara peresmian, Arief Widhiyasa selaku CEO & Co-Founder Agate juga menuturkan bahwa terjadi mismatch antara dana pengembangan industri game dengan industri hiburan lainnya, yang mengakibatkan sulitnya industri ini untuk berkembang.  Hingga kini, pangsa pasar untuk game-game lokal masih berada di posisi kurang dari 5%. Melihat permasalahan ini, ketiga institusi tadi –di luar Agate sebagai pelaku utama industri game– mulai melirik untuk turut mengembangkan industri ini.


Arief Widhiyasa, CEO & Co-Founder Agate

Sebagai salah satu perusahaan game lokal terdepan di Indonesia, Agate berekspektasi agar kerjasama ini dapat membuka jalan bagi sumber daya dan pelaku-pelaku baru di industri game Indonesia, serta dapat menghidupkan ekosistem industri yang memadai. Dengan pengalaman selama 10 tahun, Hari Santosa dan Ridwan Kamil mengamini mimpi serta kerja keras Agate yang telah menjadi salah satu outlier (mengambil referensi dari Outliers, buku karangan Malcolm Gladwell) untuk industri game Indonesia. Hal ini dituturkan oleh Hari Santosa bahwa Agate di masa-masa awalnya merupakan start-up yang paling rajin mengikuti coaching dari Bekraf hingga akhirnya pelan-pelan dapat berjalan secara independen.


Hari Santosa Sungkari, Deputi Infrastruktur Bekraf


Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat


Herman Nagaria, Direktur Bisnis dan Pengembangan Properti Summarecon Agung

Selain itu, sejalan dengan visi Kota Bandung sebagai Kota Kreatif, Summarecon Agung juga melihat potensi tersebut. Bersama dengan Pemkot Bandung di kala itu, Summarecon Agung lalu berencana untuk membangun Teknopolis di dalam kawasan Summarecon Bandung. Teknopolis Bandung diharapkan dapat menjadi Sillicon Valley versi Indonesia yang akan diramaikan oleh berbagai pelaku industri kreatif, khususnya yang berasal dari Bandung. Dan, Agate sendiri telah menjadi salah satu perusahaan yang resmi mendiami Teknopolis Bandung sejak Februari 2019.



Tags

news kolaborasi Games indonesia agate Summarecon Bandung BEKRAF Pemprov Jawa Barat Bandung teknopolis

Share Artikel