istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Pengaruh MPL & M1 terhadap Kontingen Indonesia di SEA Games 2019

en19ma   20 Dec 2019
Pengaruh MPL & M1 terhadap Kontingen Indonesia di SEA Games 2019

Kompetisi esports SEA Games 2019 yang dilaksanakan di Manila (Filipina) secara resmi telah usai. Indonesia berhasil meraih 2 medali perak dari seluruh cabang esports yang diikuti, yang salah satunya didapat dari cabang Mobile Legends: Bang Bang.

Panggung Filoil Flying V Centre (San Juan Metro) sejak tanggal 5-10 Desember 2019 menjadi lokasi berkumpulnya banyak saksi mata atas gelaran esports yang mendapatkan medali untuk pertama kalinya dari gelaran olahraga dalam sejarah. Target Indonesia sendiri, yaitu 2 medali emas, sempat dicanangkan demi mengingat keberhasilan para pemain MLBB Indonesia kala menorehkan prestasi yang memuaskan di gelaran Mobile Legends resmi, seperti MSC 2019 dan M1 World Championship.

Bahkan, MPL Indonesia Season 4 telah menjadi bukti bagaimana buasnya kompetisi Mobile Legends di Indonesia. Sebanyak 8 tim bertanding secara sengit guna meraih titel tim Mobile Legends terbaik di Indonesia. Playoffs MPL ID S4 yang berlangsung dari tanggal 26-27 Oktober 2019 di Tennis Indoor Senayan pada akhirnya membawa EVOS Esports sebagai sang juara.

Sementara gelaran M1 World Championship telah menghadirkan 16 tim dari 14 negara yang bertanding dengan sengitnya untuk menjadi tim Mobile Legends terbaik sedunia. EVOS Indonesia yang pada saat itu memakai nama EVOS Legends mampu untuk tampil memukau. Begitulah, Donkey dan kawan-kawan berhasil membungkam perlawanan dari wakil-wakil negara lain, seperti Jepang, Rusia, Filipina, dan Myanmar.

Selanjutnya, setelah proses seleksi yang panjang dan berbagai penyesuaian dari peraturan lembaga serta panitia, Indonesia akhirnya menemukan 6 wakil berbakat untuk divisi Mobile Legends di SEA Games 2019, yang di antaranya adalah:

  • Yurni “Donkey” Putra
  • Eko “Oura” Julianto
  • Muhammad “Wann” Ridwan
  • Gustian “Rekt”
  • Teguh “Psychoo” Imam Firdaus
  • Adriand “Drian” Larsen

Roster yang diwujudkan ini sendiri merupakan gabungan antara EVOS Esports dan ONIC Esports. Dua tim Mobile Legends yang memiliki rekam jejak positif di kompetisi MPL Indonesia (Juara Season 3 dan 4) dan gelaran tingkat dunia Mobile Legends (MSC 2019 dan M1 World).

Untuk segi lawan, Indonesia memiliki rival yang sebenarnya kurang lebih sama seperti yang dihadapi dalam gelaran di M1. Sebagai contoh, kehadiran pemain Impunity KH sebagai wakil dari Kamboja, pemain EVOS SG sebagai wakil dari Singapura, dan Todak yang mewakili Malaysia.

Kehadiran para lawan dengan roster yang kurang lebih sama dengan M1 telah memberikan pengaruh yang lebih, apalagi dari segi strategi. Indonesia memiliki agresivitas yang tinggi layaknya permainan dari EVOS di laga M1, hal ini ditunjukkan dengan dominasi laning yang cepat dan pick hero yang khas.

Bisa dibilang, strategi yang telah ditunjukkan pada gelaran M1, MPL hingga ke SEA Games 2019 tidaklah jauh berbeda. Pilar penting dan beberapa hero, seperti Harith, Akai, Selena, Khufra, Claude, dan lain sebagainya, tetap menjadi favorit sejak MPL Season 4 berlangsung.

Selaku pelatih tim MLBB Indonesia untuk SEA Games 2019, Jeremy "Tibold" Yulianto juga mengusung strategi roaming dari posisi support dan tank, yang diikuti dengan strategi back-up oleh offlane. Lantas, hasil yang ditunjukkan pun cukup memuaskan sehingga Indonesia sukses untuk menjuarai babak grup B dan lolos untuk melaju ke Grand Final.

Meski pun demikian, Indonesia harus mengaku kalah demi melawan kontingen Filipina di babak final. Berbeda dengan wakil lainnya, kontingen Filipina merupakan para pemain SGD.Omega yang tidak lolos ke gelaran M1. Bahkan, SGD.Omega harus berpuas diri untuk menempati posisi ketiga di MPL PH Season 4 lalu.

Penampilan kontingen Filipina di babak grup B SEA Games MLBB pun tak terlalu maksimal, yaitu 1 kemenangan, 1 kekalahan, dan 1 hasil seri. Wakil Thailand yang dihuni oleh para pemain IDNS pun nyatanya mampu mendapatkan kesempatan untuk membungkam permainan Filipina.

Namun, selain kondisi pertandingan yang telah mencapai babak grand final yang membuat kontingen Filipina akhirnya memutuskan untuk bermain all-out, pertandingan juga jadi terasa berat sebelah karena ditambah dengan fakta bahwa gaya permainan SGD.Omega sama sekali tidak terlihat di gelaran M1. Kemenangan di SEA Games 2019 oleh kontingen Filipina sendiri seakan menunjukkan betapa berpengaruhnya hasil MPL dan M1 sebagai referensi bagi seluruh tim yang berpartisipasi dalam hal membaca strategi yang diemban lawan.

Strategi dan laning phase yang menjadi kunci kemenangan Indonesia berhasil ditahan oleh kontingen Filipina. Hal ini pun semakin diperparah dengan hasil yang negatif pada setiap peperangan. Berbeda halnya dengan Indonesia, Filipina bisa dibilang memiliki segudang arsip dan strategi dalam hal menghadapi wakil Indonesia berkat hasil yang telah terlihat pada M1 yang lalu.

Hal ini terlihat dengan perlawanan yang diberikan oleh tim Filipina ketika tertinggal dari perolehan skor. Indonesia sendiri memang sempat tertinggal 1-0, namun pada akhirnya mampu untuk membalikkan keadaan menjadi 2-1 hingga tersisa satu kemenangan sebelum munculnya kesempatan untuk mengamankan medali emas.

Tetapi, sayangnya, para Garuda Muda kita nyatanya tidak mampu untuk membawa tren yang positif dari kemenangan yang ada hingga akhir pertandingan pun sampai pada puncaknya, Filipina mampu untuk mengamankan medali emas dengan skor kemenangan 3-2.

Dari SEA Games 2019, terlihat bahwa peran penting dari kompetisi, seperti MPL dan M1, sedikit banyak telah mempermudah tim-tim yang berpartisipasi dalam menyusun para pemain terbaiknya. Hal ini tentunya penting karena chemistry antar pemain menjadi salah satu faktor yang tidak boleh dianggap remeh di samping kemampuan dari masing-masing individu dan kerjasama secara tim.

Faktanya, timnas MLBB bukanlah tim EVOS Legends yang mendominasi M1 World Championship 2019 karena absennya Luminaire. Namun demikian, pada saat pemilihan timnas Indonesia untuk MLBB, Luminaire sendiri juga belum terlalu bersinar --karena kondisi yang dapat terlihat pasca MPL ID S3. Bisa jadi, misalnya Luminaire ikut untuk bermain di SEA Games 2019 kemarin, hasil akhirnya mungkin saja bakal berbeda. Pasalnya, MLBB adalah game yang mampu memaksa para pemain dengan skill tinggi untuk bisa berkolaborasi dengan rekan-rekan satu timnya dengan cara-cara yang nyaris sempurna.

Tentu saja, hal ini bisa menjadi catatan evaluasi tersendiri bagi para pengurus berikutnya jika misalnya ada pertandingan MLBB lagi nantinya di luar dari tim esports-nya masing-masing. Apakah memang sebaiknya menunjuk satu tim dengan prestasi terbaik di turnamen terakhir? Atau, malah mengikuti gaya sepak bola yang mengambil sejumlah pemain dari tim-tim yang berbeda?

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top