Opus: The Day We Found Earth, Kisah Pencarian Sang Planet Biru

Published: 30 Sep 2017, oleh Anduril

Opus: The Day We Found Earth adalah sebuah gagasan aneh yang dieksekusi dengan cara yang aneh pula, sehingga menimbulkan pengalaman yang acak.

Premisnya begini. Pada satu titik di masa depan, Bumi telah menjadi sebuah mitos yang diyakini memiliki berbagai DNA potensial yang bisa menyelamatkan umat manusia. Sebuah misi untuk menemukan Bumi dengan biaya triliunan pun dijalankan. Misi tersebut dikelola oleh dua ilmuwan dan robot yang benar-benar sangat terprogram. Mereka memindai kandidat potensial Bumi dengan menggunakan teleskop luar angkasa, secara satu per satu dengan susah payah.

Kalian sendiri pada dasarnya bermain sebagai robot yang sangat terprogram, ditugaskan untuk mengikuti instruksi yang semakin buram untuk menemukan sistem tata surya tertentu. Saat ini, kalian berada dalam pencarian di galaksi ke-20. Semua dilakukan demi mencari sang planet biru.

Kalian mengaktifkan teleskop, mendapatkan petunjuk arah, lalu memindai sekitar penyebaran bintang yang sangat banyak untuk menemukan apa yang ingin kalian pindai. Petunjuk ini dimulai sebagai koordinat langsung - 02,08 di SERYUM.R sec, 180 deg N. dari [Q] Dark sec, dan kemudian menjadi semakin tidak jelas. Meninggalkan beberapa rincian, dan kemudian pada akhirnya akan dengan ambigunya menyuruh kalian ke arah utara.

Pemindaian melibatkan swipe pada bintang yang kalian pilih, lalu melakukan tap jika ada kesamaan potensial. Hal ini menyebabkan pemindai akan meneliti lebih lanjut terhadap semua planet di tata surya itu, yang memberi persentase kesamaan dengan Bumi kepada kalian. Apa pun yang lebih dari sekitar 50% dianggap signifikan, dan kalian memberi nama planet ini (jika mau) lalu kembali ke stasiun.

Di dalam stasiun, cerita akan bergulir. Semua dimulai dari berbagai legenda dan twist yang akan mengejutkan semua orang. Permainannya pun diceritakan. Sang robot ternyata tidak memiliki banyak informasi tentang peran dirinya serta pengetahuan luar angkasa dan selalu menceritakan masalah-masalah yang dilaluinya pada sebuah hologram. Pada intinya, sang robot ternyata memiliki emosi layaknya manusia.

Proses ini bakal berulang-ulang terjadi, sehingga kami pada akhirnya memahami kalau game ini merupakan sebuah puzzle sederhana dengan berbagai cerita di dalamnya. Terkadang, cerita itu begitu penting sehingga kalian akan selalu mengingat-ingat setiap kalimat yang muncul, tapi cerita itu terkadang juga terasa datar dan out of frame sehingga membingungkan.

Kebingungan tersebut sebenarnya muncul, karena kami sangat menyukai game ini, tetapi berbagai elemen di dalamnya kurang rewarding. Kalau Opus adalah game yang biasa saja, maka kami akan segera mengatakan kalau game tersebut buruk, tapi ada beberapa elemen yang membuat kami ingin melihat lebih jauh ke dalam Opus.

Plot, karakter, dan musik dalam Opus: The Day We Found Earth sangat immersive. Rasanya, sangat nyaman untuk mendengarkan lantunan nada yang muncul setiap kali kami melakukan pemindaian dan kemudian melanjutkan cerita yang tertinggal.

Opus: The Day We Found Earth merupakan game yang sangat menarik walau pun tidak sempurna. Ceritanya jelas banyak meminjam dari tempat lain, dan mekanik inti dari game ini sangat mengingatkan kami akan mekanik Mass Effect ketika mencari resource di planet-planet asing. Opus: The Day We Found Earth bukanlah untuk semua orang karena terasa sangat aneh dan menarik, tetapi tidak cukup menarik untuk kebanyakan orang yang belum pernah merasakan permainan yang menitikberatkan pada story driven dan ambience mood.

Tags

android ios Review opus game mobile mobile game the day we found earth opus: the day we found earth

Share Artikel