OnlyFans menyatakan bakal melarang keberadaan konten seksual mulai bulan Oktober mendatang.
"Untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dari platform [ini], dan untuk terus menjadi tuan rumah [bagi] komunitas pencipta dan fans, kami harus mengembangkan pedoman konten kami," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, yang menambahkan bahwa perubahan ini datang setelah adanya permintaan dari "mitra perbankan dan provider pembayaran."
Ini adalah perubahan besar untuk layanan yang telah menjadi ruang utama untuk konten dewasa. Seperti platform sosial lainnya, OnlyFans memungkinkan para pembuatnya untuk menawarkan konten secara gratis, atau streaming secara langsung, video, dan pesan mereka dengan langganan berbayar. Kreator juga dapat memperoleh pendapatan melalui tips atau pesan berbayar.
Situs web yang didirikan pada tahun 2016 ini mengatakan telah memiliki sebanyak 130 juta pengguna. Itu membayarkan lebih dari $5 miliar kepada creators yang jumlahnya lebih dari 1,5 juta pada setiap tahunnya.
OnlyFans memasarkan dirinya sebagai tempat dimana fotografer, musisi, penata rias, aktor, dan para pembuat konten lainnya dapat memperoleh penghasilan secara part time atau bahkan full-time.
Namun, OnlyFans paling dikenal sebagai surga bagi pekerja dan influencer yang ingin mempromosikan dan menjual akses menuju ke konten dewasa.
Perusahaan tersebut pada hari Kamis lalu mengatakan bahwa mereka masih akan mengizinkan para pembuat konten untuk memposting konten dewasa "selama [hal] itu [masih] konsisten dengan Kebijakan Penggunaan yang Dapat Diterima [oleh] kami," meski pun itu melarang apa-apa yang disebutnya sebagai "pengunggahan konten apa pun yang mengandung perilaku eksplisit secara seksual."
Kebijakan penggunaan tersebut melarang adanya kekerasan, pemerkosaan, di antara konten-konten lainnya. Ini juga melarang adanya penggambaran atau promosi "layanan escort, perdagangan seks, atau prostitusi."
OnlyFans mengatakan akan "membagikan lebih banyak detail dalam beberapa hari mendatang."
"Kami akan secara aktif mendukung dan membimbing pembuat konten kami melalui perubahan pedoman konten ini," tambah perusahaan itu dalam pernyataannya.
Keputusan itu mendapatkan kritik, dengan beberapa pihak membandingkannya dengan langkah platform blogging Tumblr pada tahun 2018 lalu untuk melarang gambar dan video yang menampilkan "konten dewasa," termasuk pornografi.
Yang lain lagi mempertanyakan apakah arti dari keputusan OnlyFans ini bagi para pekerja konten dewasa yang bergantung pada platform tersebut untuk mendapatkan penghasilan.
"OnlyFans tidak akan berarti apa-apa tanpa pekerja konten dewasa yang kerja keras [mereka telah] membangunnya menjadi platform utama," cuit Kim Kelly, seorang jurnalis yang meliput hak-hak buruh. "Sekarang [malah] membuang mereka, dan menghilangkan sumber pendapatan penting dari pekerja yang terpinggirkan secara tidak proporsional dan tidak memiliki perlindungan di bawah undang-undang perburuhan AS."
