Baru-baru ini Netflix menjadi perbincangan orang-orang karena munculnya dua film. Yang pertama adalah Bird Box dan yang kedua adalah Black Mirror: Bandersnatch. Keduanya mengangkat nama Netflix hingga ke tingkat yang sebelumnya tidak pernah dicapai di Indonesia. Suka tidak suka, melambungnya brand Netflix juga memunculkan berbagai opini termasuk kelebihan dan kekurangan platform streaming online ini.
Kelebihan Netflix
Penuh dengan Film Lawas
Bagi kamu penikmat film, mendapatkan film lawas yang kamu inginkan terkadang memberikan tantangan tersendiri. Terkadang film-film lawas tersebut ternyata ada di Netflix, dan bisa kamu nikmati kapan saja tanpa harus membelinya secara penuh.
Sayangnya di Indonesia Netflix memiliki sensor cukup ketat, sehingga kamu tidak bisa menikmati film-film aneh seperti Clockwork Orange atau The Silence of the Lambs. Tapi lucunya, kamu bisa menonton Red Dragon yang merupakan prekuel film The Silence of the Lambs di Netflix.
Memiliki Beberapa Anime Menarik
Yes, kamu tidak salah baca, Netflix memiliki berbagai judul anime yang cukup menarik dan anyar. Paling tidak daftar anime yang dimiliki Netflix hanya terlambat satu season dengan yang sedang tayang di Jepang.
Walaupun tidak banyak, daftar anime ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para penghobi anime yang kebetulan berlangganan Netflix. Anime-anime ini kebanyakan tidak didubbing sehingga kamu tidak akan menemukan suara dubber barat yang mengganggu yang biasanya muncul di TV berlangannan lainnya.
Tersedia dalam Berbagai Format
Nah, ini yang menjadi kelebihan Netflix ketimbang kebanyakan TV berlangganan di Indonesia. Netflix memiliki berbagai format media yang menyebabkan kamu bisa menonton film-film yang kamu inginkan di mana saja.
Kamu bisa menyaksikan Netflix di kamar melalui PC yang terhubung dengan internet, atau di kamar mandi dengan menggunakan smartphone. Pada intinya Netflix bisa kamu nikmati di manapun dan kapanpun, selama kamu memiliki cara untuk terhubung dengan server Netflix tentunya.
Memiliki Program Orisinil
Dua judul film yang menjadi pembukaan artikel kali ini merupakan film orisinil dari Netflix. Selain kedua film tersebut, Netflix memiliki banyak film orisinil lainnya, seperti Polar, Nightflyers, Disenhancement, Titans, Punishers, dan banyak lagi.
Walaupun biaya produksi film atau serial TV itu sangat mahal, Netflix tetap mempertahankannya agar para pengguna Netflix memiliki film atau serial TV yang tidak bisa disaksikan di platform lainnya. Black Mirror: Bandersnatch adalah salah satu film yang hanya bisa disaksikan di Netflix, karena memiliki fitur memilih cerita sendiri yang tidak bisa disimulasikan dengan mudah di tempat lain.
Kekurangan Netflix
Sensor di Indonesia
Sensor bukanlah berita baru atau buruk di Indonesia, tetapi sensor menyebabkan berbagai film tidak bisa tayang di Netflix Indonesia. Kami bisa menerimanya kalau film tersebut memiliki unsur kekerasan seperti misalnya Clockwork Orange, tetapi sensor ini menyebabkan sekuel atau prekuel sebuah film tidak bisa ditayangkan.
Contoh kasus, The Silence of the Lambs, Hannibal dan Red Dragon. Kamu bisa menyaksikan Red Dragon tapi tidak dengan kedua film sisanya. Hasilnya, kamu akan mendapati sebuah seri yang tidak lengkap di bagian awal atau akhirnya.
Penuh dengan Film Eksperimental
Ini sebenarnya bisa jadi kelebihan dan kekurangan sekaligus, tetapi dalam eksekusinya kami lebih banyak menemukan kelemahannya. Netflix penuh dengan film eksperimental yang terkadang tidak menjual secara kritik. Seperti misalnya Bird Box atau Black Mirror: Bandersnatch. Keduanya adalah film malas yang tidak menarik untuk ditonton lebih dari sekali. Begitupun dengan Polar yang merupakan versi komikal dari John Wick.
Walaupun begitu kamu bisa menemukan Roma di Netflix, sebuah film sangat indah karya Alfonso Cuaron yang mendapatkan nominasi Oscar tahun ini. Jadi sebenarnya poin terakhir ini bisa menjadi kelemahan sekaligus kelebihan dari Netflix.
Dengan adanya film-film eksperimental di Netflix, para sineas Indonesia juga ikut terlibat di Netflix. Sebagai contoh, kita punya The Night Comes for Us karya Timo Tjahjanto. Walaupun tidak muncul di biosko, The Night Comes for Us merupakan salah satu film Netflix yang mendapatkan penilaian lumayan di mata kritikus film.