Sebagai aplikasi komunikasi yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia, WhatsApp tidak pernah luput dari berbagai modus penipuan. Salah satunya yang belakangan marak terjadi adalah penipu dapat menguras rekening bank korban melalui sebuah file mencurigakan berjenis APK.
Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan mengungkapkan cara yang dilakukan oleh penipu dalam melakukan aksinya. Mereka akan membuat akun rekening baru atas nama orang lain, kemudian membobol rekening korban melalui WhatsApp sampai habis. Akun rekening bank yang dibuat oleh penipu adalah rekening palsu, sehingga pengguna WhatsApp sebaiknya berhati-hati.
“Ditemui di lapangan, mereka menggunakan orang lain untuk mendaftar, habis itu kasih upah, habis itu akun bank mereka ambil,” ungkap Semuel ketika dimintai keterangan, yang dilansir dari CNBC Indonesia.
Penipuan Undangan Pemilu 2024
Jelang Pilpres 2024, oknum yang tidak bertanggung jawab kembali berulah untuk melakukan penipuan melalui WhatsApp. Mengutip dari Bisnis.com, para penipu biasanya akan mengirim file APK mencurigakan, yang berisi undangan PPS Pemilu 2024 ke akun WhatsApp korban. Penipuan ini dapat meretas data pribadi dan menguras rekening bank korban.
Jenis penipuan ini sebenarnya sudah diumumkan melalui posting-an resmi dari Instagram Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Sobat OJK, modus penipuan tiada habisnya. Kali ini marak beredar modus penipuan baru berkedok kiriman file mirip file APK undangan. Pelaku mengirimkan file APK palsu yang sebenarnya berisi aplikasi (APK) berbahaya yang jika diunduh kemudian diinstal bisa mengambil data pribadi dan menguras rekening korban,” tulis akun @ojkindonesia di Instagram.
Dengan adanya informasi tersebut, para pengguna WhatsApp dihimbau untuk tidak langsung membuka file atau tautan mencurigakan di platform apa saja, yang berasal dari orang tidak dikenal. Sebagai informasi, belakangan ini memang banyak undangan pemilu yang beredar di WhatsApp yang bertuliskan “PPS Pemilu 2024”.
Jenis Modus Penipuan yang Marak Terjadi di WhatsApp
Mengutip dari CNBC Indonesia, terdapat tiga jenis modus penipuan yang marak terjadi di WhatsApp. Semuel sempat mengatakan bahwa salah satu cirinya adalah penawaran produk yang mencurigakan.
“Jangan terkecoh tawaran-tawaran yang tidak masuk akal, harga HP tadinya Rp10 juta bisa dengan saya Rp2 juta. Sudah pasti scam,” ungkapnya lewat acara “Cek Rekening Dulu Transaksi Kemudian”.
Selain penawaran menggiurkan, ciri modus berikutnya adalah pesan berupa telepon, WhatsApp, atau SMS dari orang yang tidak dikenal.
“Contoh kan undangan, yang kirim undangan enggak dikenal, yang nikah enggak kenal. Kekepoan masyarakat main klik saja,” ujar Semuel.
Ciri modus penipuan yang terakhir adalah social engineering, di mana penipu akan memanfaatkan kelemahan korban untuk melakukan aksinya. Biasanya mereka menggunakan permainan psikologis, yang nantinya bisa mencuri dan memanipulasi data korban dengan mudah.
Dengan mengetahui berbagai jenis modus penipuan di WhatsApp, alangkah baiknya untuk para pengguna selalu berhati-hati terhadap pesan yang dikirim oleh orang tidak dikenal. Hindari untuk langsung mengakses file atau tautan mencurigakan di WhatsApp dan platform lainnya, yang kemungkinan dapat meretas data pribadi dan membobol akun rekening bank pengguna.
