istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Missing: Game for a Cause, Selamatkan Gadis yang Hilang

Anduril   24 Mar 2017
Missing: Game for a Cause, Selamatkan Gadis yang Hilang

Setiap tahunnya, ada 600 ribu hingga 800 ribu manusia menjadi korban human trafficking. Di antara manusia yang diperjualbelikan itu, ada anak-anak dan wanita yang menjadi korbannya. Missing: Game for a Cause berusaha mengajak kita untuk merasakan pengalaman yang mungkin dirasakan oleh mereka.

Bayangkan, kalian terbangun dalam ruangan yang gelap tanpa jendela, dan tidak tahu kenapa kalian bisa sampai berada di tempat itu. Atau, bahkan tidak ingat nama kalian sendiri. Setelah itu, kalian harus (maaf) memuaskan nafsu para hidung belang yang berdatangan ke kamar kalian. Kalau sudah begini, kalian pasti sudah bisa menebak, apa tujuan akhir dari game Missing: Game for a Cause? Tentunya, kabur dari neraka tersebut.

Melalui premis yang gelap, kita diajak untuk berkenalan dengan dunia Missing: Game for a Cause yang dibuat oleh Leena Kejriwal. Premis tersebut kerap dihadapi oleh para gadis muda yang menjadi korban human trafficking. Mereka menghilang dalam satu malam, dan menjadi bagian dari daftar panjang pencarian orang. Hal yang sama juga kerap terjadi di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil.

Bila kalian masih normal, kalian pasti merasakan perasaan yang tidak nyaman ketika mencoba game mobile ini. Dengan temanya yang sangat dewasa, Missing Game for a Cause berusaha mengajak kita untuk mendalami salah satu ancaman yang mungkin menimpa para korban human trafficking.

Kalian bakal bermain sebagai salah satu dari sekian banyak gadis yang mengalami penculikan dan melewati berbagai proses yang mungkin menyebabkan trauma. Hal ini akan menyiksa dan bisa jadi akan menyebabkan kalian sangat marah dan tidak percaya kalau manusia bisa tega melakukan hal ini.

Kalian harus mencari pelanggan dengan menarik perhatian mereka. Setelah mendapatkan pelanggan, kalian harus melakukan tawar-menawar hingga mencapai harga yang tepat, kadang-kadang menggunakan makanan dan alkohol untuk meningkatkan kemungkinan. Setiap pelanggan yang potensial ketika di-tap bakal menunjukkan berapa banyak uang dan ketertarikan yang mereka miliki.

Jika mereka kaya tetapi pembosan, kalian harus memberi alkohol untuk mengubah mood mereka. Setelah transaksi selesai, para pelanggan itu bakal melanjutkannya dengan “servis” yang keuntungannya tidak diperlihatkan.

Suatu waktu, kalian bisa melihat bagian dalam dari kamar tidur kalian ketika sang pemilik rumah bordil membawa seorang anak muda pada kalian. Menariknya, anak muda itu takut kalau-kalau kalian malah melakukan sexual harrasment pada dirinya.

Kalian akan berusaha untuk kabur dari rumah tersebut. Tetapi setiap saat kalian tertangkap, sang pemilik rumah bordil akan menyiksa kalian. Jadi, semuanya merupakan tanggung jawab kalian dalam merencanakan pelarian dengan aman, dan tentunya agar tidak tertangkap.

Tema alkohol dan seks memang membuat game mobile ini tidak nyaman untuk dimainkan, tetapi mengingat nasib karakter kalian yang bakal terus dipekerjakan dan dibunuh bila tidak berhasil mencapai target, maka membuat Missing: Game for a Cause layak untuk ditamatkan dengan cepat.

Suka atau tidak suka, Missing: Game for a Cause adalah salah satu realita hidup yang harus dihadapi dan disadari oleh semua orang. Dan, ini merupakan salah satu cara untuk membuat orang lain mau memikirkan hal-hal di luar zona nyamannya adalah dengan cara menyuguhkan tema-tema yang tidak enak tetapi realistik. Missing: Game for a Cause berhasil membuat kami memikirkan nasib orang-orang yang terkena human trafficking dan jadi lebih peduli pada kejadian sosial yang ada di sekitar kita.

Mengakhiri review ini, Missing: Game for a Cause bisa disimpulkan bukanlah game mobile untuk semua orang, tetapi tidak ada salahnya bagi kita untuk sesekali prihatin dengan salah satu masalah sosial yang terjadi di dunia ini.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top