istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
NEWS

Market Outlook 2022: Dinamika Global Bergairah, Ekonomi Nasional Berkembang

NanaMiku   03 Feb 2022
Market Outlook 2022: Dinamika Global Bergairah, Ekonomi Nasional Berkembang

Pasca meluasnya pandemi Covid-19 di Indonesia, situasi perekonomian bisa terkendala. Bahkan bebragai industri mengalami guncangan besar yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi terjadi. Apalagi saat beberapa peraturan yang melaksanakan pembatasan sosial diberlakukan, gejolak ekonomi seolah berhenti tanpa gairah. Pengaruh tersebut memaksa banyak industri melakukan pembiasaan demi mengatasi kerugian.

Namun di penghujung 2021, yang disebut sebagai tahun perbaikan ekonomi, stabilitas ekonomi dan sistem keuangan mulai kembali membaik dan terjaga. Hal ini dikuatkan dengan capaian di Triwulan II dan III, yang mengindikasikan telah terjadi pertumbuhan ekonomi dengan menujukkan ekspansi masing-masing 7,07% dan 3,51% year on year. Sementara itu, dari sektor kredit per Oktober 2021 tumbuh sebesar 3,24% year on year dengan risiko kredit yang masihg berada dalam rentang yang aman.

Data-data ini mendapatkan respons positif dalam diskusi Market Outlook 2022 yang diselanggarakan oleh Moduit pada tanggal 27 Januari 2022 di Jakarta. Dalam diskusi ini, salah satu pembicara yaitu Manuel Adhy Purwanto selaku Investment Connoisseur Moduit menyatakan bahwa pada 2022, pasar global dan domestik terlihat positif menuju pertumbuhan ekonomi yang baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang penuh dengan dinamika global dan domestik.

Analasis Manuel merujuk pada situasi 2020 lalu, yang mengalami kontraksi ekonomi akibat masuknya Covid-19 dan menjadi pandemi. Hal ini menyebabkan di 2021, semua pihak tertuju dan fokus pada pemulihan ekonomi. “Hingga kemudian pada 2022 ini, pemerintah akan kembali fokus kepada pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan berada di kisaran 5%, tentunya ini menjadi angin segar dalam konteks market outlook 2022,” tuturnya menambahkan.

Menurut Manuel, tren positif pertumbuhan ekonomi sudah berjalan. Salah satunya, selama hampir dua tahun terakhir terjadi peningkatan harga komoditas yang mendorong kenaikan ekspor. “Konsumsi masyarakat juga terus mengalami perbaikan, dimana sektor konsumsi masih menjadi penopang 50% pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami melihat ada peningkatan belanja online selama pandemi hingga dua kali lipat. Sedangkan belanja offline juga terus mengalami peningkatan, meskipun belum pulih, ini merupakan fakta bahwa 2022 bisa lebih berkembang,” katanya.

Meski begitu, Manuel melihat tantangan perekonomian 2022 adalah inflasi yang masih tinggi. “Terutama di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, sehingga akan terjadi pengetatan moneter. Bank sentral Amerika Serikat juga berencana akan menaikan suku bunga di bulan Maret dan Mei dengan masing-masing sebesar 0,25%. Ini yang kami lihat sebagai bentuk dinamika yang akan terjadi ke depannya,” ujarnya.

Namun berdasarkan pengalamannya, dalam kondisi ekonomi seperti itu, semua pihak terutama investor domestik tetap harus tetap belajar dari pengalaman sebleumnya dalam mengakselerasi tantangan tersebut. “Kami di Moduit menekankan pentingnya alokasi aset dalam berinvestasi. Dan investor harus dapat memahami instrumen investasinya. Jangan hanya ikut–ikutan tren atau rekomendasi orang tanpa bekal analisa dan pengalaman yang cukup di bidangnya,” ujarnya.

Di sisi lain, Manuel juga mengatakan bahwa investasi yang dapat bertumbuh positif dan menarik di 2022 antara lainnya adalah saham dan obligasi. “Saham masih akan menarik tahun ini, namun faktor fundamental akan berperan penting di dalamnya. Selain itu obligasi pemerintah atau korporasi yang memiliki track record dan rating yang bagus. Sebab pada jangka pendek juga masih dapat menjadi pertimbangan dimana suku bunga deposito juga masih rendah karena tingginya likuiditas di pasar,” ujarnya.

Pembicara lain dalam Market Outlook 2022 adalah Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi. Ia juga menilai bahwa pasar cenderung merespons positif kelanjutan pemulihan perekonomian di 2022 ini, bahkan PDB Indonesia memperkirakan tahun ini akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, tren pemulihan ekonomi telah terjadi sejak 2021 lalu. Ini terlihat dari meningkatnya pertumbuhan di berbagai sektor industri secara nasional.

“Beberapa hal yang akan menopang perekonomian di tahun ini adalah kembalinya belanja modal dari berbagai perusahaan di seluruh dunia setelah mengalami penurunan yang signifikan akibat pandemi. Selain itu juga lebih lambatnya pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun lalu, yang kemudian membuat ruang pertumbuhan lebih lanjut di tahun ini menjadi lebih besar hingga 4,5-5,0%,” ujarnya.

Meski begitu, Eri juga mengingatkan potensi risiko yang masih mungkin terjadi di tengah pandemi yang masih berlangsung saat ini. Terutama tentang kemungkinan hadirnya varian baru dari Covid-19 yang dapat berpotensi menunda atau menghambat laju pemulihan ekonomi domestik dan dunia. Eri melanjutkan bahwa tingginya tingkat inflasi di AS membuat The Fed (Bank Sentral AS) terpaksa melakukan normalisasi kebijakan moneter yang lebih cepat dan lebih ketat.

“Dengan proses pembelajaran dari PPKM darurat pertengahan tahun lalu, serta kondisi makro dan fundamental yang lebih baik, saya berharap kita dapat menghadapi risiko-risiko tersebut dengan lebih baik,” pungkas Eri.

Pada kesempatan ini, BPAM dan Moduit menyampaikan rencana distribusi reksa dana terbaru yang bernama Batavia Disruptive Equity, yang akan memfokuskan investasinya pada saham-saham disruptive yang sering juga disebut atau dikatikan dengan saham-saham new economy. Reksa Dana Batavia Disruptive Equity sudah diluncurkan oleh BPAM sejak Desember 2021 dan akan tersedia di aplikasi Moduit mulai Februari 2022.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top