istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Life Is Strange: Before the Storm, Kisah Chloe Price sebelum Bertemu Max Lagi

Andy Chan   19 May 2020
Life Is Strange: Before the Storm, Kisah Chloe Price sebelum Bertemu Max Lagi

Sebuah kecelakaan maut yang merenggut nyawa ayahnya setahun yang lalu, masih terngiang-ngiang di kepala anak gadis berumur 16 tahun, Chloe Price. Hal ini masih ditambah dengan kepindahan teman baiknya, Max Caulfield, tanpa ada kabar apapun darinya. Akhirnya Chloe pun menjadi remaja yang bandel, dan memulai hubungan unik dengan gadis paling populer di sekolahnya, Rachel Amber. Ketika Rachel menemukan rahasia keluarga yang membuatnya guncang, dia dan Chloe harus saling menguatkan jika ingin bisa melewati cobaan ini. Itulah kisah yang dibawakan oleh Square Enix dalam game Life Is Strange: Before the Storm.

Prekuel dari Life is Strange

Life Is Strange: Before the Storm mengambil setting tiga tahun sebelum kejadian aneh di Life is Strange, sehingga game ini berfungsi sebagai prekuel langsung dari game tersebut. Dalam game ini, pemain akan bisa menyimak kisah hubungan antara Chloe dan Rachel, sebuah hal yang boleh dibilang agak misterius sewaktu kejadian di game Life is Strange.

Berperan sebagai Chloe

Pemain kini tidak lagi bermain sebagai Max, melainkan sebagai teman baiknya, Chloe dalam sebuah game adventure baru yang memiliki nuansa berbeda dengan Life is Strange pertama. Pengendalian Chloe dalam versi mobile ini semuanya menggunakan layar sentuh, di mana pemain bisa menyentuh sebuah lokasi untuk menyuruhnya berjalan ke arah tersebut, ketuk dua kali untuk menyuruhnya berlari, sentuh benda-benda menarik di layar untuk berinteraksi, serta menyentuh dan menggeser-geser jari di layar untuk memutarkan kamera.

Sayangnya, model pengendalian seperti ini sebenarnya tidak enak, karena sulit sekali untuk menyentuh barang-barang di layar secara akurat, dan pengendalian kameranya pun kurang enak dilakukan.

Berbeda dengan Max

Ingat Max hobi dengan fotografi dan selalu membawa kamera kemana-mana? Chloe pun memiliki hobi, yaitu membuat grafiti alias mencorat-coret lingkungan. Selain itu, Chloe tentu saja tidak memiliki kekuatan untuk memundurkan waktu seperti yang dimiliki oleh Max. Dia memiliki skill tersendiri, yaitu Backtalk. Dengan menggunakan Backtalk, Chloe bisa berargumen dan menghina-hina orang untuk memancingnya melakukan apa yang dia inginkan. Perhatikan apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya, lalu pilih kata yang tepat untuk melawannya. Keunikan ini sebenarnya kalah jauh dengan kemampuan Max, karena sebenarnya hal ini bisa dilakukan dengan dialog tree biasa saja, tidak perlu sampai disebut sebagai skill khusus. Meskipun begitu, melakukan Backtalk ini ternyata cukup intens dan bisa gagal.

Keputusan mengatur Jalan Ceritanya

Apapun yang dilakukan oleh Chloe, akan berpengaruh pada jalan ceritanya dan menentukan ending apa yang nantinya akan didapat. Meskipun demikian, oleh karena game ini adalah sebuah prekuel, tidak banyak yang bisa dilakukan pemain untuk merubah takdir mereka di game Life is Strange.

Butuh Spek Ponsel Pintar Tinggi

Secara grafis, Life is Strange: Before the Storm tidaklah kalah dengan versi PC ataupun konsolnya. Namun akibatnya, pemain membutuhkan spek ponsel pintar yang cukup tinggi. Kalau speknya kurang memadai, permainan akan terasa patah-patah, loading-nya lama, dan pemain bisa mengalami kesulitan ketika memutar-mutar kamera karena responnya kurang baik. Tidak ada setting grafis sama sekali, jadi memang disarankan untuk dimainkan di ponsel pintar berspek tinggi. Game-nya sendiri menggunakan voice acting secara penuh, dengan soundtrack indie yang dibawakan oleh Daughter.

Tidak Gratis

Life Is Strange: Before the Storm dijual dengan harga Rp. 179.000,- untuk full season-nya, sementara kalau pemain ingin mencobanya per episode, bisa dibeli dengan harga Rp. 59.000,-. Kalau pemain ingin menjajal terlebih dahulu, game-nya menyediakan sebuah demo yang bisa dimainkan sedikit pada bagian episode pertama. Yang pasti, fans Life is Strange akan senang dengan bonus episode-nya, karena di sini akan bertemu kembali, bahkan berperan sebagai Max.

Secara cerita dan gameplay, game ini sebenarnya tidaklah jelek. Namun bagi yang terbiasa dengan elemen mistis Life Is Strange, mungkin akan kecewa dengan kisah Chloe yang lebih grounded. Dan yang paling menyebalkan adalah pengendalian Chloe sendiri menggunakan layar sentuh yang sangat tidak akurat dan pasti akan sering terjadi kesalahan. Sekaliipun kalian adalah penggemar Chloe Price, mungkin ada baiknya untuk menghindari versi mobile ini.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top