King Arthur adalah game mobile yang memiliki alur cerita klasik di mana game tersebut bercerita tentang Arthur yang bertempur dengan tangan kosong melawan musuh-musuhnya. King Arthur merupakan sebuah tie-in yang dibuat untuk menemani film berjudul King Arthur: Legend of the Sword karya Guy Ritchie.
Game ini menggunakan kontrol yang sederhana, yang perlu kamu lakukan adalah melakukan swipe untuk menyerang musuh dan tap untuk melakukan counter ataupun menghindari beberapa serangan. Pada intinya kamu tidak membutuhkan rocket science untuk menguasai game ini.
Kamu akan dihadapkan pada sebuah stage tutorial, jadi game ini benar-benar menyuapi kita dari awal tentang bagaimana caranya menghancurkan musuh-musuh yang datang.
Pertempuran terbagi menjadi dua, pertempuran dengan tangan kosong ataupun pertempuran dengan menggunakan pedang Excalibur. Ngomong-ngomong, pedang Excalibur ini baru bisa digunakan ketika energi yang ada di bawah HP terisi penuh. Jadi jangan heran kalau Arthur sedikit terlihat aneh, karena dia melawan sekolompok musuh berpedang dengan tangan kosong dan memilih untuk menyarungkan Excalibur.
Musuh yang hadir di sini tidak akan segan-segan untuk mengkroyok kamu, walaupun pada kenyataannya mereka akan lebih sering diam mematung ketika kamu menghajar mereka satu persatu.
Tersedia beberapa gerakan baru yang bisa dibeli melalui mata uang di dalam game. Beberapa gerakan terlihat sangat keren dan familier dengan gerakan yang ada di filmnya. Sepertinya Warner Bros. International Enterprise benar-benar memanfaatkan materi aslinya dengan baik.
King Arthur ini memiliki grafis yang cukup oke untuk ukuran game gawai pintar. Cenderung miskin musik dan efek suara, jadi jangan heran kalau kamu merasa mendengar efek suara yang itu-itu saja sehingga agak membosankan.
Kekurangan utama dari King Arthur datang dari segi kontrol. Entah mengapa game ini tidak menyediakan analog sehingga akhirnya kamu harus melakukan tap untuk bergerak. Tap itu terasa kurang akurat dan membuat Athur melompat-lompat layaknya kelinci berjaket biru bernama Peter.
Selain kurang akurat dalam bergerak, kami berkali-kali menemui serangan musuh tidak bisa dihindari ataupun dicounter sehingga Arthur harus mati di tangan jari kami yang lambat sebelum menjadi raja dan memiliki kesatria meja bundar.
Kelemahan lainnya datang dari sisi durasi. Game ini bisa kamu tamatkan ceritanya kurang dari 30 menit saja. Bahkan kami yakin bisa lebih cepat lagi kalau kamu sudah hapal betul setiap gerakan musuh dan memiliki semua gerakan yang dibutuhkan. Yah, kami memang tidak bisa berharap banyak pada sebuah game tie-in dengan gameplay yang sederhana, tapi seharusnya Warner Bros. International Enterprise bisa memberikan durasi yang agak panjang.
Sekarang pertanyaannya adalah apakah game ini layak dimainkan? Kalau pertanyaannya hanyalah sebatas itu maka jawaban kami adalah sangat layak. Tapi kalau pertanyaannya meluas menjadi haruskah atau baguskah? Maka kami hanya bisa memberikan jawaban, relatif. Sebab selera orang beda-beda dan kami kebetulan menyukai game-game seperti King Arthur ini.
