istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
NEWS

Kian Menggeliat & Prospektif, eSports Makin Dapat Dukungan dari Banyak Pihak

Hadi   25 Jul 2018
Kian Menggeliat & Prospektif, eSports Makin Dapat Dukungan dari Banyak Pihak

eSports di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, semakin menggeliat dan prospektif seiring dengan makin diakuinya permainan yang mengandalkan ketangkasan, konsentrasi tinggi, kecerdasan, dan kecepatan dalam membangun serta menerapkan strategi serta dukungan teknologi tersebut sebagai olahraga elektronik dengan adanya kompetisi-kompetisi yang berhadiah fantastis dan dikemas sebagai tontonan seru, menarik sekaligus menghibur.

"Dalam perjalanannya yang masih terhitung baru di Indonesia, kami melihat bahwa olahraga ini memiliki nilai-nilai olimpisme yang kuat, seperti menjunjung tinggi semangat kerja keras untuk mencapai prestasi tertinggi, pantang menyerah, terus belajar untuk lebih baik, menghormati perbedaan, berempati dan bersimpati, semangat bekerjasama dan saling mendukung, hingga bervisi kedamaian antar bangsa. Yang tidak kalah penting, eSports juga menuntut adanya keseimbangan antara kebugaran fisik, motivasi, dan kekuatan mental. Kesemuanya [itu] menjadi sebuah pesan positif yang layak [untuk] diadopsi oleh generasi muda Indonesia," tutur Helen Sarita Delima, Pelaksana Tugas (plt) Sekretaris Jenderal, Komite Olimpiade Indonesia.

Helen Sarita Delima menambahkan bahwa eSports di Indonesia sudah mulai saatnya untuk mendapatkan dukungan yang optimal dari berbagai pihak, termasuk dari pemerintah, dunia pendidikan, orang tua hingga penyedia teknologi mutakhir, karena olahraga ini tidak saja membutuhkan dukungan pembinaan untuk meningkatkan ketrampilan dan kekuatan fisik, namun juga dalam hal mental.

Selaku Ketua Umum Asosiasi eSports Indonesia, Eddy Lim pun mengungkapkan hal yang senada. “Kita harus dapat membedakan antara bermain game dengan eSports. Gamers biasanya hanya bermain game untuk kesenangan atau menuju level yang lebih tinggi. Tetapi, ketika mereka sudah menjadi atlet eSports, banyak hal yang bisa mereka lakukan. Contohnya adalah eSports merupakan bagian dari olahraga sehingga menjunjung nilai-nilai Olimpisme. Otak atlet eSports juga dipacu untuk mengatur strategi dan memiliki fisik yang prima. Latihan fisik merupakan salah satu syarat atlet eSports,” ungkapnya.

Eddy Lim menyebut atlet eSport memiliki kemampuan yang di atas rata-rata dan memiliki tuntutan-tuntutan tersendiri untuk menjaga kemampuannya. Selain itu, atlet eSport harus memiliki nilai yang baik di mata pelajaran eksakta. Dengan nilai yang baik, hal itu juga merefleksikan kualitas atas kemampuan atlet eSport itu sendiri.

"Mereka harus punya fisik yang prima. Salah satu syarat atlet eSport harus melatih fisik. Mereka juga harus memiliki pengetahuan yang bagus, seperti matematika dan fisika. Logika yang bagus, biasanya bagus juga [untuk] prestasinya di eSport apabila [jika memang] bagus di mata pelajaran tersebut," katanya.

Lebih lanjutnya, untuk mengoptimalisasi pembinaan guna mengakselerasi prestasi eSports Indonesia tersebut, menurut Eddy Lim, diperlukan dukungan yang lengkap. Saat ini, sejumlah klub pembinaan makin menguatkan eksistensinya dalam hal membangun tim-tim profesional yang tangguh, serangkaian kompetisi telah dan akan digelar, dan kebutuhan terhadap tersedianya teknologi terdepan terus diperlukan untuk menunjang performa pemain.

Menjawab kebutuhan tersebut, NVIDIA sebagai salah satu penyedia teknologi terkemuka tak berhenti untuk berinovasi dalam menghadirkan terobosan-terobosan baru yang dirancang untuk mampu mengoptimalkan performa permainan. Salah satu teknologi terbaru mereka yang siap untuk dimanfaatkan oleh pemain game adalah monitor gaming termutakhir, NVIDIA G-SYNC.

Harry Kartono, Consumer Lead Indonesia, NVIDIA, mengatakan, "Kehadiran teknologi NVIDIA G-SYNC menjadi penegasan komitmen kami dalam memberikan dukungan serius terhadap perkembangan eSports di Indonesia. Serangkaian program edukasi ke berbagai sektor telah kami lakukan dan teknologi-teknologi terunggul kelas dunia secara konsisten kami hadirkan agar eSports Indonesia makin menunjukkan eksistensi serta prestasinya di kancah antar bangsa."

Untuk mendukung kemajuan eSports, Harry Kartono menegaskan bahwa komitmen dari pihaknya dalam menyediakan fasilitas yang memadai adalah dengan menghadirkan tempat berlatih yang berteknologi canggih. Harapannya, akan lahir bibit-bibit berbakat untuk eSports Indonesia.

"Kami akan mempersiapkan tempat berlatih, kita akan [mengadakannya] di 25 kota [pada] tahun ini, ada [sebanyak] 60 tempat dengan fasilitas [berupa] 50 sampai 150 komputer. Di situlah, kita mempersiapkan atlet dan calon atlet [eSports] sebelum Olimpiade 2020 atau Asian Games 2022. Mereka disiapkan menjadi atlet [eSports] berprestasi atau bibit-bibit potensial yang bisa ditarik oleh tim-tim [profesional]," ujarnya.

"Tak hanya atlet [eSports], tapi juga sebagai pelatih, komentator, atau pengamat [eSports]. Inilah yang akan memunculkan the next generation of digital, bukan hanya sebagai atlet [eSports] tapi sebagai pendukung eSports itu sendiri. Ini bukanlah tugas NVIDIA sendiri, tapi kita menjalankan [secara] bersama-sama untuk mewujudkan eSport Indonesia [agar] lebih siap di [Olimpiada] 2020 dan [Asian Games] 2022," pungkas Harry Kartono.

Sementara itu, dari sisi gamer (atau atlet eSports dalam konteks ini), juga hadir adalah Andrew Joseph Bali dan Rully Sandra Sutanto pada diskusi eSport bersama NVIDIA di High Grounds Cafe (Jakarta Utara) per kemarin (24/7/2018). Sebagai sosok gamer profesional yang mengetahui betul menyoal bagaimana keseharian menjadi seorang atlet eSports, mereka pun turut serta dalam diskusi untuk berbagi pengalaman.

Sebagai Coach XCN Akademi Indonesia, Andrew Joseph Bali yang sudah terjun ke dunia eSports selama 12 tahun berkomentar mengenai pentingnya ketersediaan teknologi dalam eSports. Namun, tetaplah ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Ia juga mengakui anak-anak didiknya harus menjalani latihan fisik berupa kardio pada setiap paginya dan dilarang untuk tidur lebih dari jam 23.00 WIB pada malam harinya.

"Menurut saya, atlet eSports sama saja seperti atlet olah raga pada umumnya, karena kita harus menjaga fisik. Apalagi, kita butuh latihan yang sangat berat, setiap hari harus minimal 6 sampai 10 jam, dan membutuhkan konsentrasi penuh di depan layar komputer. Tentu, bukan hal yang mudah, akan sangat melelahkan terutama untuk mata kita. Di organisasi kita sendiri, makanan tentu harus dijaga. [Juga,] adanya kegiatan futsal mingguan, gym. Sebagai coach, saya tentu membimbing anak didik di akademi kami."

Andrew Joseph Bali mengakui dengan kondisi fisik yang prima, maka atlet eSport pun bisa menjaga konsentrasinya ketika bertanding dalam waktu yang panjang. Pasalnya, pasokan oksigen di tubuh atlet eSports menjadi banyak sehingga bisa menjaga konsentrasinya lebih lama dalam bertanding.

Sedangkan, Rully Sandra Sutanto yang dikenal sebagai salah satu atlet eSports dan akhirnya ditunjuk menjadi leader bagi timnas eSports Indonesia untuk game League of Legends pada Asian Games 2018 juga membagikan sedikit kisah pribadi. "Sejak [tahun] 2012, saya sebenarnya hanya sekedar bermain game biasa saja bareng teman-teman di League of Legends. Sesudah itu, karena merasa ada kesempatan untuk menang, maka saya mulai serius berlatih selama 2 tahun. Hasilnya, ternyata tidak memuaskan, dan saya masih belum [juga menjadi] juara, kemudian [memilih untuk] vakum sampai tahun 2015. Tiba-tiba, saya mendapatkan tawaran dari sebuah organisasi dengan manajemen yang bagus, dan dari situ, saya berjalan hingga sampai sekarang menjadi wakil Indonesia untuk ekshibisi."

Kunci untuk sukses di dunia gaming khususnya eSports, tambah Andrew Joseph Bali, adalah mengenali potensi diri. "Menjadi juara itu mudah, tetapi yang sulit itu [adalah] mempertahankannya. Kita jangan hanya bermimpi di Indonesia saja. Karena, kondisi atlet di Indonesia, apa pun cabang olahraganya, mau itu sepak bola, lari, belum tentu jelas [mengenai] nasib [dan] masa depannya." Jika dirasa mampu untuk melebarkan sayap menuju ke dunia profesional, maka ambillah kesempatan yang ada, tekannya.

Tak ketinggalan untuk turut membagikan kisahnya secara pribadi, adalah Diana Tjong sebagai pemilik High Grounds Cafe. "Dulu, saya tidak suka dengan yang namanya warnet atau pun iCafe. Tetapi, saat ini, saya malah memfasilitasi tempat untuk para gamer dan atlit eSports. Hal ini terjadi karena pola pikir dan sudut pandang saya mulai berubah. Dahulu, saya punya image yang cukup buruk terhadap gamers, dan saya cukup kesulitan [dalam] mengatasi adik saya yang begitu gemar bermain game. Namun, dari situ, kami mencari solusi sehingga High Grounds [Cafe] muncul [untuk] menjadi tempat yang lengkap untuk mengubah sudut pandang orang tua terhadap gamer, [dari] yang kurang baik menjadi lebih positif. Buktinya, di waktu libur sekolah kemarin, saya malah menemukan banyak orang tua yang mengantarkan anak mereka ke High Grounds [Cafe]. Jadi, saya rasa, jalan saya mulai benar dalam hal ini."

Jika melihat perkembangannya, eSports memang kian menggeliat dan prospektif. Apalagi, pada saat ini, dukungan yang optimal dari berbagai pihak, termasuk dari pemerintah, sudah ada dan eSports pada akhirnya diakui sebagai sebuah cabang olahraga yang baru dan dapat dipertandingkan dalam format eksibisi pada Asian Games 2018 kelak. Namun, momentum ini diharapkan tak hanya jadi euforia selewat. Pamor eSports yang tengah menanjak diharapkan Helen Sarita Delima haruslah bisa memberi dampak positif lainnya berupa pemahaman yang tepat soal eSports, pencapaian prestasi oleh atlet eSports, dan kemudian bisa menularkan hal-hal tersebut ke generasi selanjutnya.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top