Semakin kecil teknologi proses yang digunakan untuk membuat chipset, semakin banyak transistor yang bisa ditanam di dalam ruang padat di dalamnya. Hal itu juga menjadikan kinerjanya lebih bertenaga dan konsumsi energi yang dipakai juga lebih efisien karena jarak yang semakin kecil.
Sebagai contoh kemajuan teknologi, iPhone generasi awal menggunakan SoC yang diproduksi dengan teknologi proses 45 nanometer. Saat ini chipset unggulan, termasuk Snapdragon 855 yang dikembangkan oleh Qualcomm diproduksi menggunakan teknologi proses 7 nanometer.
Tidak hanya itu, dibangun dengan penggunaan Extreme Ultraviolet Lithography (EUV), produsen chipset juga dapat merancang lebih tepat tata letak sirkuit terpadu alias IC. Hal ini juga bertujuan untuk menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dari sebuah chipset yang dikembangkan.
TSMC, perusahaan yang memproduksi banyak chipset yang ditemukan di smartphone saat ini berencana memulai produksi dengan teknologi proses 5 nanometer. Diperkirakan, rencana TSMC ini akan mulai berjalan pada kuartal pertama tahun depan.
Angka awal menunjukkan bahwa chipset yang diproduksi menggunakan teknologi proses 5 nanometer akan dikemas dengan 1,8 kali jumlah transistor yang ditemukan dalam komponen 7 nanometer. Diperkirakan, hasil akhirnya akan ada peningkatan kecepatan sebesar 15 persen.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa Samsung akan memproduksi Snapdragon 865. Ya! Qualcomm tidak menunjuk TSMC untuk memproduksi SoC tersebut. Satu hal yang cukup mengejutkan, chipset ini masih akan diproduksi menggunakan teknologi proses 7 nanometer dengan tambahan EUV ala Samsung.
Selanjutnya, Snapdragon 865 akan menjadi otak dari Galaxy S Series yang akan muncul di awal tahun depan. Oleh karena itu, diperkirakan SoC yang dibangun dengan teknologi proses 5 nanometer untuk pertama kalinya akan diadopsi oleh Apple lewat iPhone 2020.
