istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Inilah Kunci Kemenangan EVOS Esports di M1 menurut Sang Analyst

en19ma   26 Nov 2019
Inilah Kunci Kemenangan EVOS Esports di M1 menurut Sang Analyst

Perhelatan M1 World Championship 2019 (11-17 November 2019) telah usai dan menobatkan EVOS Legends sebagai sang juara dengan torehan yang fantastis. Sebelumnya, Indonesia telah sukses dalam membangun tren yang positif dengan menghadirkan All-Indonesian Final di gelaran MSC 2019 (19-23 Juni 2019) dengan ONIC sebagai sang juara.

Lantas, sejarah kembali terulang dengan hadirnya All-Indonesian Finals antara RRQ melawan EVOS Legends di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia. Gelaran akbar dari Mobile Legends: Bang Bang yang bertajuk M1 World Championship tersebut merupakan kali pertama sekaligus tonggak awal gelaran dunia atas game besutan Moonton tersebut. Sebanyak 16 tim dari 14 negara bertarung demi memperebutkan hadiah dengan total $250,000 di ajang ini.

Meski pun sudah usai, gelaran M1 masih mengundang banyak momen spesial, apalagi dengan hasil gemilang dari EVOS Esports (Legends) yang telah ditunjukkan sejak ajang MPL ID Regular Season 4 hingga Grand Final dari M1 World di Malaysia. Pada Regular Season MPL ID S4, EVOS menorehkan sebanyak 11 kemenangan dan 3 kekalahan. Di Playoffs MPL, Oura dan kawan-kawan pun tetap tampil buas di hadapan ribuan mata yang memadati Tennis Indoor Senayan dan sukses mengemas kemenangan melawan RRQ dengan raihan skor 3-1 di partai Final.

Di M1 World Championship, EVOS juga kembali mengalahkan RRQ di partai Final, namun diwarnai dengan comeback manis yang sukses menghantarkan armada harimau putih tersebut dalam mendapatkan dua gelar, yakni tim terbaik MLBB di Indonesia dan juga dunia. Bagaimana tidak? Meski EVOS sempat tertinggal 3-1, RRQ yang tinggal meraih 1 kemenangan tersisa nyatanya harus menelan pil pahit dengan kekalahan sebanyak 3 kali secara berturut-turut.

Apakah rahasia sebenarnya di balik kemenangan itu? Bagaimana tim tersebut mampu menjaga ritme pertandingan sehingga bisa tetap rapi dan agresif? Cara-cara dan evaluasi apa saja yang telah dihadirkan oleh manajemen tim demi dapat membawa EVOS sampai berada di puncak kejayaan? Ade Setiawan Pamungkas selaku Data Analyst Mobile Legends dari EVOS Esports turut memberikan pendapatnya, “Sebelum menghadapi M1, pastinya kita menyiapkan beberapa strategi dan latihan yang lebih optimal lagi dari sebelumnya. Karena, lawan yang kita hadapi di M1 [pada] saat itu adalah lawan dari negara-negara yang belum kita ketahui [mengenai] strategi dan gameplay, [sebabnya] ada beberapa dari mereka yang minim [dalam hal unggahan] video untuk diulas bersama.”

Memang, ada nama-nama baru di tengah ramainya panggung M1. Sebut saja, wakil dari Jepang, 10seconds Gaming Plus, yang sukses dalam memberikan perlawanan yang berarti. Serta, perwakilan Filipina yang tampil kurang maksimal meski memiliki ekosistem esports Mobile Legends yang maju. Menyinggung tentang tim dan lawan di M1, apakah EVOS Legends mengantisipasi suatu tim yang dianggap sulit untuk dikalahkan? “Kalau ditanya [mengenai] lawan yang paling sulit itu siapa, pastinya adalah diri kita sendiri, hahaha. Menurut kita, sih. Semua yang berhasil lolos ke kualifikasi M1 adalah tim-tim yang kuat," jawab Ade.

"Mungkin bukan sulit, ya. Lebih ke arah unik, dan bisa kita lihat dari gameplay tim, contoh 10s Gaming Plus dari Jepang. Ditambah, mereka adalah tim yang baru terlihat dan mampu mengalahkan beberapa tim favorit di M1,” tambahnya lagi.

Pertandingan Grand Final pun menyajikan comeback yang hampir mustahil terjadi, yakni skor 4-3 untuk kemenangan Donkey dan kawan-kawan setelah sempat tertinggal 1-3. Lantas, apakah strategi yang diterapkan oleh EVOS hingga mampu menyalip ketertinggalan skor melawan RRQ tersebut? “Kunci comeback EVOS adalah dari Harith, sih. Hahaha. Tapi, di balik itu, semua peran yang paling penting adalah semangat mereka, percaya sama pelatih dan rekan setim, bahwa kerjasama tim dan komunikasi yang baik bisa membalikkan keadaan,” ungkap Ade.

"Rekt juga sempat mengatakan pada saat skor berada di angka 1-3, 'Enjoy aja, santuy. Main aja gamenya kaya bisa nge-rank. Masih ada kesempatan.' Lalu, kita dari manajemen juga mengingatkan, bahwa kita semua percaya sama mereka. Serta, dukungan dari para fans [pada] saat itu seakan menjadi mental boost buat tim EVOS,” imbuh sang analyst.

Harith muncul di awal mula comeback dari EVOS, yaitu di game ke-5. Wann juga menyumbang damage dealt terbesar dengan Harith, dan sejak saat itu, RRQ terus memberlakukan ban terhadap Harith dan terpaku pada pick hero dari Wann dan Rekt dibandingkan fokus pada permainan. Menyinggung tentang Rekt, sang kapten EVOS Esports, Ade turut memberikan pujian atas andil penting dari pemain yang aslinya bernama Gustian tersebut dikarenakan kemampuannya untuk mengatur emosi dan tempo dari seluruh tim EVOS. “Banyak ya perannya, yang perlu digarisbawahi itu sang kapten, Rekt," tutur Ade.

"[Rekt adalah] sosok yang sangat profesional dan bisa [menjadi] penenang sekaligus pengingat jika tim mengalami kesalahan dalam strategi mau pun gameplay.” Selain menjadi ujung tombak, Rekt juga dilimpahkan tugas lain, yaitu mengatur ritme dan jalannya strategi. Tentunya, itu tidaklah mudah, namun Rekt lagi-lagi membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil selama game belum usai. “Untuk antisipasi pemain, sepertinya ga ada. Semua pemain sama, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita juga respect sama mereka semua, jadinya bisa main lepas dan ga ada beban, tanpa harus mikir pemain mana saja yang perlu diantisipasi,” tutup Ade di akhir sesi wawancara.

Dominasi dari tim-tim Indonesia kali ini membuat Moonton menempatkan Indonesia sebagai tuan rumah bagi gelaran M2 di tahun depan. Apakah EVOS dapat mempertahankan dua gelar secara sekaligus di MPL ID S5 dan M2 nantinya? Mampukah dominasi tim Asia Tenggara dipatahkan oleh regional lain, layaknya kejutan yang dilakukan 10s Gaming Plus? Atau, giliran nama-nama baru yang akan bersinar di gelaran M2 2020 mendatang? Untuk informasi lebih lanjut, harap kunjungi https://id-mpl.com/.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top