Sejak Huawei menghadapi berbagai sanksi Amerika Serikat, mereka mengalami penurunan besar-besaran dalam operasi bisnis ponsel pintarnya. Namun, sebuah laporan baru telah mengungkapkan beberapa detail menarik mengenai ponsel flagship generasi berikutnya dari perusahaan tersebut.
Sebagai informasi, AS telah menjatuhkan sanksi pada Huawei. Ini membuatnya kehilangan ke pemasok chip utamanya, TSMC. Perusahaan itu biasanya menggunakan chipset HiSilicon Kirin mereka, terutama untuk model ponsel andalannya.
Namun sekarang, laporan baru dari HuweiCentral telah memberikan kita informasi lebih lanjut mengenai model Huawei P60 yang akan datang. Tampaknya, ponsel flagship anyar itu akan dibekali chipset Kirin baru yang didasarkan pada proses 14nm dan akan dijuluki chipset Kirin 9100.
Dilansir dari Gizmochina (23/7), berita itu datang dari tipster yang membagikan informasi di Weibo. Dalam postingan di dalam media sosial, tipster tersebut mengungkapkan bahwa meskipun didasarkan pada proses 14nm, kinerja chip baru itu akan sebanding dengan proses 5nm saat ini.
Selain itu, ini juga menunjukkan upaya perusahaan untuk menghidupkan kembali anak perusahaan pembuat chip mereka, HiSilicon, serta produksi integrated circuit (IC) mereka sendiri. Dikabarkan bahwa model ponsel premium P60 akan diluncurkan sekitar tahun 2023.
Sebagai perbandingan, prosesor flagship dari Qualcomm atau Apple didasarkan pada proses 5nm, yang dapat menampung 15 miliar transistor. Di sisi lain, proses 14nm hanya dapat menampung sekitar 2 miliar transistor, dan digunakan oleh Apple untuk iPhone 6s pada tahun 2015, yang menampilkan chipset A9.
Proses fabrikasi 14nm juga memiliki pengaruh yang buruk bagi suhu SoC. Hal ini terjadi karena transistor yang ditanamkan di 14nm memiliki ukuran yang lebih besar dari yang menjalani proses fabrikasi 5nm. Hasilnya mereka akan memiliki resistansi lebih besar, yang ujung-ujungnya menghasilkan panas yang lebih tinggi dan lebih menumpuk ketimbang 5nm.
Saat ini Huawei sudah dua tahun lebih diblokir oleh Amerika Serikat (AS). Perusahaan asal Cina ini pun mengembangkan sistem operasi atau operating system (OS) pesaing Android dan perangkat lunak (software) seperti Google Maps demi melayani penggunanya yang tidak bisa menggunakan Google Play.
