Akhir pekan lalu, layanan aplikasi pemesanan taksi dengan nama Taxies diluncurkan di Yogyakarta. Tak hanya menyediakan basis aplikasi untuk pemesanan taksi, mereka juga meliputi layanan end-to-end, dari pelatihan penggunaan aplikasi untuk supir taksi konvensional hingga sistem layanan pelanggan.
Dalam peluncurannya, Taxies didukung oleh pihak DPD Organda DIY dan beberapa operator taksi di Kota Pelajar itu. Meski sudah bisa diunduh saat ini di Google Play, aplikasi Taxies –sempat meluncurkan versi beta di pertengahan bulan ini– barulah dapat digunakan untuk operasional di kawasan Yogyakarta.
Selain mengajak komunitas programmer di Yogyakarta untuk menguji versi beta, pihak Taxies Indonesia pun melakukan training terpadu untuk operator-operator taksi yang menjadi mitra dan memberikan edukasi kepada para supir terkait penggunaan aplikasi Taxies di awal bulan April lalu.
Bertindak sebagai mitra usaha operator taksi lokal, Taxies mengikuti regulasi pembiayaan jasa angkutan taksi sesuai ketentuan Organda. Hal ini mengartikan bahwa biaya perjalanan tetap mengikuti argo taksi yang berjalan, juga termasuk untuk biaya dasar argo, biaya perjalanan, dan biaya-biaya lainnya.
Berbeda dengan GrabCar, Uber , atau GO-CAR, Taxies menempatkan diri sebagai mitra usaha operator taksi. Mereka hanya menyediakan layanan aplikasi sebagai medium pemesanan saja. Terkait dengan regulasi monetisasi dan operasional, sepenuhnya mengikuti SOP yang telah ditentukan oleh Dishub DIY.
Dari sisi pemerintah, kerja sama dengan Taxies ini juga disikapi sebagai langkah-langkah antisipasi dalam menanggulangi pengaruh yang mungkin bakal diakibatkan masuknya taksi online di Yogyakarta. Taxies sendiri dikembangkan oleh OXX Technologies, perusahaan pengembang software untuk korporasi.
