GBG Rilis Laporan Riset Terbaru, Cegah Fraud bagi Institusi Finansial di Indonesia

Dalam penelitian yang dilakukan oleh GBG (AIM: GBG), perusahaan teknologi global dalam Manajemen Fraud dan Compliance, Verifikasi Identitas, dan Intelijen Data berbasis lokasi, dengan judul “Future-proofing Fraud Prevention in Digital Channels: an Indonesian FI Study,” ditemukan bahwa tingkat fraud atau kejahatan penipuan di Indonesia tidaklah menunjukkan adanya penurunan. Bahkan, tipe kejahatan dengan model money mule diprediksi akan meningkat dengan drastis di tahun 2020 hingga 2021, yang berdampak pada konsumen sektor perbankan dan finansial.

Sumber: Future-proofing Fraud Prevention in Digital Channels, Jun 2020, GBG & The Asian Banker

GBG berkolaborasi dengan The Asian Banker untuk mengadakan survei di lebih dari 300 institusi finansial di 6 negara wilayah Asia Pasifik, seperti Australia, China, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia, untuk menganalisis dampak penipuan pada institusi finansial dan teknologi, yang akan digunakan untuk mengurangi ancaman penipuan pada saat ini dan bagaimana caranya mereka dalam mengatasi pola atau jenis penipuan yang baru.

Institusi finansial di Indonesia tengah memerangi penipuan dan serangan siber yang semakin rumit dan berkembang dengan pesatnya, bersamaan dengan meningkatnya penggunaan internet. Konektivitas internet di Indonesia berlipat ganda seiring dengan adanya pandemi Covid-19 dan implementasi PSBB, yang mendorong konsumen institusi finansial untuk menggunakan aplikasi seluler dan situs online untuk mengakses produk dan layanan keuangan. Salah satu contoh terbesar adalah layanan pinjaman online (pinjol), yang kini menjadi prioritas teratas bagi 43% institusi finansial di Indonesia untuk tahun 2020 hingga 2021 dalam menyediakan akses cepat ke pinjaman apabila PSBB diperpanjang. Hal ini terbukti dengan terakselerasinya produk pinjaman online di Indonesia yang melampaui negara-negara lain di Asia Pasifik pada tahun ini.

Sumber: Future-proofing Fraud Prevention in Digital Channels, Jun 2020, GBG & The Asian Banker

Tantangan dan Solusi untuk Mengatasi Fraud atau Kejahatan Siber untuk Institusi Finansial di Indonesia

Apakah Anda pernah mendapatkan SMS yang mengiming-imingkan upah jika Anda mau membuka rekening bank untuk membantu mengelola transaksi dari pihak lain? Jika iya, berarti Anda telah menemukan jenis penipuan umum yang memadukan scam dengan first party fraud, sehingga menjadikannya sulit untuk dideteksi, yang namanya adalah money mule.

Seringkali, ini melibatkan rekayasa atau social engineering dan skema first party fraud, dimana penipu bakal memperoleh uang dari korban dengan meminta korban untuk membuka rekening bank dan mengelola transaksi. Money mule dinilai sebagai tipe fraud terbesar kedua yang memiliki dampak signifikan kepada institusi finansial di Indonesia pada tahun 2019. Institusi finansial di Indonesia haruslah mewaspadai tipe penipuan ini karena diprediksi akan meroket hingga 68% pada tahun 2020 hingga 2021.

GBG juga menemukan bahwa Pemalsuan Identitas (55%) dan Pencurian Identitas (53%) masuk bersama-sama dengan money mule dalam jenis fraud dengan tingkat pertumbuhan tertinggi di Indonesia pada tahun ini. Melihat hal ini, institusi finansial di Indonesia disarankan untuk lebih menjaga keamanan digital dari nasabahnya.

“Kebutuhan untuk segera melakukan transisi dan mendukung adopsi layanan keuangan digital merupakan tantangan terbesar bagi institusi finansial di Indonesia. Orang Indonesia pada umumnya sangat terbiasa [untuk] bertatap muka secara langsung; Melalui penelitian tersebut, Unbanked, atau segmen yang secara historis tidak menggunakan atau tersentuh layanan perbankan, juga memproyeksikan tingkat pertumbuhan terbesar sebagai fokus segmen pelanggan baru oleh institusi finansial lokal. Hal ini bukan hanya tentang membuat konsumen beralih menuju adopsi digital, tetapi juga upaya organisasi agar memiliki sarana yang mampu secara inovatif memadukan penilaian risiko kredit seluler dengan teknologi penipuan dan menjembatani kurangnya data. Tujuan kami adalah menciptakan keseimbangan untuk meniadakan maraknya pola penipuan digital dan menciptakan lingkungan perbankan digital yang aman bagi masyarakat Indonesia,” ujar June Lee, APAC Managing Director GBG.

Sumber: Future-proofing Fraud Prevention in Digital Channels, Jun 2020, GBG & The Asian Banker

Pada saat ini, institusi finansial di Indonesia diperkirakan akan menganggarkan biaya sebesar 88.9 juta dolar untuk berinvestasi pada teknologi pencegahan fraud baru di tahun 2020. Hal ini membuat Indonesia sebagai negara ketiga, setelah Thailand dan China, dengan budget tertinggi untuk mencegah fraud di Asia Pasifik.

GBG memberikan Digital Risk Management dan Intelligence Platform demi mencakup seluruh proses digital onboarding dan memonitor perjalanan transaksi milik pengguna. Platform ini menawarkan pilihan untuk menambah modul GBG Machine Learning guna mengurangi false positive dan modul orkestrasi lainnya dalam meningkatkan deteksi fraud dengan deretan solusi dari GBG guna membantu institusi finansial dan pemerintah dalam memerangi fraud dan kejahatan siber finansial. Teknologi digital end to end dan compliance memudahkan perbankan dan institusi finansial lainnya untuk memaksimalkan keakuratan deteksi penipuan hingga 30%, sehingga pengalaman pelanggan sampai upaya perlindungan di Indonesia dapat ditingkatkan.

Untuk bisa mengetahui lebih lanjut tentang riset hasil GBG mengenai “Future-proofing Fraud Prevention for Digital Channels: APAC FI Study” tersebut, silahkan bergabung di webinar pada tanggal 21 Oktober 2020, yang akan dihadiri oleh Mox Bank Chief Risk Officer, Sanjay Nandrajog, sebagai Co-Spokesperson dan membahas tentang bagaimana lembaga keuangan online menyeimbangkan antara model bisnis digital dan perlindungan terhadap kejahatan keuangan digital yang bervariasi.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai solusi GBG di Asia Pasifik, lakukan klik di sini. Untuk melihat penghargaan GBG, kunjungi laman ini.

Akses serial laporan “Future-proofing Fraud Prevention in Digital Channels” GBG di:

Tentang GBG

GBG menawarkan berbagai solusi yang membantu organisasi dalam proses validasi dan verifikasi identitas, serta lokasi dari nasabah institusi tersebut dengan cepat.

Teknologi, data, dan keahlian GBG yang terdepan dalam mendukung peningkatan akses digital, memberikan pengalaman tanpa batas, dan membangun kepercayaan sehingga klien GBG dapat bertransaksi dengan cepat, aman, dan terjaga dengan pengguna mereka secara online.

Berkantor pusat di Inggris dan dengan lebih dari 1.000 anggota tim di 16 negara, mereka bekerja dengan 20.000 pelanggan di lebih dari 70 negara. Beberapa bisnis paling terkenal di dunia yang mengandalkan GBG untuk menyediakan layanan digital dan menjaga agar ekonomi tetap bergerak, berkisar dari raksasa e-commerce AS hingga bank terbesar di Asia dan merek rumah tangga Eropa.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana mereka membantu klien mereka dalam membangun kepercayaan dengan para pelanggannya, kunjungi https://www.gbgplc.com/apac, ikuti mereka di Twitter @gbgplc atau LinkedIn.