istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
NEWS GADGET

Gandeng Produsen Dalam Negeri, RI Ciptakan Laptop Merah Putih

NanaMiku   25 Jul 2021
Gandeng Produsen Dalam Negeri, RI Ciptakan Laptop Merah Putih

Pemerintah Indonesia telah menggandeng berbagai produsen laptop dalam negeri untuk membuat proyek laptop Merah Putih buatan Indonesia yang bernama Dikti Edu. Program ini adalah salah satu strategi untuk meningkatkan Tingkatan Kandungan Dalam Negeri (TDKN) untuk produk Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa sudah ada laptop yang diproduksi dalam negeri hasil kerjasama kampus ternama di Indonesia.

“Kalau kita lihat ada yang diproduksi dalam negeri, yang dibuat ITB, ITS, dan UGM, bekerja sama dengan industri TIK dalam negeri untuk membentuk konsorsium, membuat produk tablet dan laptop merah putih dengan merek Dikti Edu,” jelasnya

“Di zamannya pak Menteri Nadiem, kalau ini sudah bisa diluncurkan karena dengan jumlah pembelian mencapai Rp 17 triliun selama beberapa tahun saya kira sudah dibangun industri sendiri,” tambah Luhut.

Untuk mendorong program ini, Luhut menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan beberapa hal untuk memproduksi laptop Merah Putih. Salah satunya adalah mendorong pelaku industri TIK untuk melakukan offset agreement untuk meningkatkan riset dan pengembangan dengan mengikutsertakan vokasional dan pendidikan tinggi.

Tidak hanya itu, Luhut melanjutkan pihaknya juga telah berusaha membangkitkan industri TIK domestik dengan beberapa cara, seperti menyediakan akses pasar, menyerap produk TIK lokal, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dan menyediakan akses permodalan. Di samping itu, Luhut berujar pihaknya juga telah menyediakan insentif fasilitas sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

“Saat ini pemerintah menyediakan sertifikasi TKDN gratis bagi produk dengan TKDN di atas 25 persen dengan maksimal delapan jenis produk per industri,” ucap Luhut.

Luhut juga menghimbau pemerintah daerah wajib memprioritaskan penggunaan dalam negeri sesuai amanat UU 3/2021 tentang Perindustrian dan PP No. 29/2018 tentang pemberdayaan industri dan lainnya.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim juga mengatakan bahwa saat ini sudah ada beberapa perguruan tinggi yang sudah mengembangkan produk laptop dan tablet dalam negeri dari konsorsium ITB, ITS, dan UGM yang bekerjasama dengan Industri TIK dalam negeri.

Nadiem juga mengatakan bahwa pihaknya telah membeli 190.000 unit laptop senilai Rp. 1,3 triliun rupiah pada tahun ini. Seluruh laptop tentunya adalah buatan dalam negeri dan telah dikirimkan ke 12.000 sekolah di segala jenjang

Pabrikan lokal yang bekerjasama dengan konsorsium tersebut yaitu PT. Zyrexindo Mandiri Buana, PT. Tera Data Indonesia, PT. Supertone, PT. Evercross Technology Indonesia, PT. Bangga Teknologi Indonesia, dan Acer Manufacturing Indonesia.

“Ini juga jadi salah satu kebanggaan kita, selain itu produsen PDN juga diminta meningkatkan peserta didik SMK dalam praktek perakitan dan tenaga after sales service, jadi semua ekosistem semua bergerak. Ini jadi praktik baik dalam pembelian dalam negeri,” ujar Nadiem.

“Selain itu, pemerintah [telah] mengalokasikan Rp2,4 triliun untuk DAK (Dana Alokasi Khusus) di tingkat provinsi, kabupaten, kota untuk pembelian 240.000 laptop,” ucapnya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga meminta beberapa perusahaan produsen produk TIK melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D) di dalam negeri, terutama untuk produk chip yang saat ini produksinya sedang terhambat.

“Agar mereka mendapatkan tax deduction 300%, dan tentu sebagaimana kita ketahui kita arahkan memproduksi chipset yang saat ini telah terjadi kelangkaan di seluruh dunia dan ini berdampak pada produsen laptop dalam negeri yang masih mengandalkan komponen impor,” ungkap Agus.

Bila produk chipset tidak dilakukan dalam negeri maka produki laptop akan terganggu. Karena itu, pemerintah akan memfasilitasi investasi komponen yang terkait TIK dalam negeri. Pemerintah juga akan menginisiasi Engineering Center untuk laptop.

“Ini untuk ekosistem pembuatan mulai dari intellectual property (IP), komponen utama, komponen pendukung. Apabila perakitan bisa mencapai 1-2 juta laptop dalam negeri maka akan mendorong ODM laptop semakin tertarik memperkuat ekosistem laptop dari Indonesia. Saat ini laptop yang dapat dirakit dalam negeri mencapai 400 ribu unit,” jelas Agus.

Pada Juli – November 2021, keenam pabrik di atas berhasil memproduksi 718.000 unit laptop. Dengan kata lain, perlu ada permintaan hingga 528.430 unit agar seluruh produk terserap ke dalam negeri.

Kemenperin mendata jumlah permintaan laptop di 2019 mencapai 3,05 juta unit dengan komposisi laptop impor mendominasi hingga 95 persen. Sedangkan rata-rata nilai impor laptop selama 206-2020 mencapai 1 miliar dolar AS (sekitar 14,4 triliun rupiah).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan bawha salah satu yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pangsa pasar laptop lokal adalah meningkatkan ulitisasi pabrikan laptop domestic. Menurutnya, saat ini enam pabrik laptop di atas utilisasinya baru mencapai 15-20 persen.

Selain itu, keenam pabrik tersebut memiliki TKDN terendah di level 40,57 persen. Dengan kata lain, kementrian dan lembaga pemerintah wajib membeli laptop dalam kegiatan pengadaan barang.

“Apabila penerapan P3DN (Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri) ini bisa tegas dan konsisten, itu bisa bantu program subtitusi impor 35 persen sampai 2022,” ujarnya.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top