Gamer PC & Konsol di Indonesia Rela Bayar Game, Gamer Ponsel Cari Gratisan

Published: 25 Nov 2021, oleh NanaMiku

Industri game Indonesia diprediksi akan terus tumbuh, terutama di segmen gamer mobile karena terdorong semakin tingginya penetrasi smartphone dan infrastruktur telekomunikasi.

Bermain game mobile di smartphone memang mudah karena fleksibel bisa kalian bawa kema-mana dan lebih terjangkau banyak orang disbanding platform game tradisional seperti PC dan konsol. Namun ternyata karakter pemain antar platform pun berbeda.

CEO & Co-Founder Toge Productions, Kris Antoni mengatakan bahwa pengguna konsol dan PC cenderung lebih loyal dibandingkan pemain game mobile. Hal ini tercemin dari kebiasaan pengguna konsol dan PC yang rela mengeluarkan uang untuk membeli game untuk bisa dimainkan.

"Mereka rela membayar mahal untuk menikmati pengalaman bermain, tanpa adanya gangguan," ungkap Kris dalam acara Indonesia Game Development Exchange (IGDX) 2021 di Bali, Minggu, 21 November 2021.

Sebaliknya, pemain game mobile lebih menyukai game yang tersedia secara gratis. Menurut Kris, orang Indonesia sudah terbiasa untuk mendapatkan sesuatu secara cuma-cuma, termasuk untuk download dan bermain game secara gratis.

Kebiasaan ini sepertinya dipicu juga oleh perilaku pengguna smartphone yang cenderung hanya bermain game di waktu senggang. "Oleh sebab itu, mereka cenderung suka game yang lebih singkat sehingga hanya ingin game gratis," jelas Kris.

Dari sisi pengembang, Kris mengaku lebih memilih untuk rilis game untuk PC melalui Steam untuk menghindari ketatnya perasingan di industri game mobile. Menurutnya, setidaknya ada ribuan aplikasi dan game untuk smartphone yang rilis setiap harinya. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah game yang rilis di Steam setiap harinya, sekitar 20 hingga 100 game saja.

"Secara kompetisi, di PC masih santai. Di mobile justru sangat keras dan tidak hanya bersaing dengan game lain, tapi juga dengan aplikasi-aplikasi besar," imbuh Kris.

Berdasarkan faktor ini, Kris menilai platform PC sebagai wadah yang lebih bersahabat, terutama untuk pengembang game masih merintis.

Senada dengan Kris, CEO GameChanger Studio Riris Marpaung juga menyarankan pengembang game lokal untuk merilis game di PC daripada untuk mobile.

"Karena pengembang game kecil memiliki peluang untuk menerima pendapatan (pada Steam) daripada melalui platform mobile," ujar Riris menanggapi Kris.

Kalau melihat pasar, CEO Algorocks Adib Thorig menilai bahwa jumlah game PC di Indonesia memang cenderung lebih kecil disbanding mobile. Algorocks sendiri sudah merilis sejumlah game PC lewat Epic Games Store dan juga game untuk mobile.

Kalau dari segi preferensi, Adib mengatakan bahwa baik PC maupun mobile menawarkan keunggulan yang berbeda-beda bagi penggunanya.

Game mobile menawarkan aksesibilitas sehingga cocok untuk orang yang sibuk, sedangkan game PC menyuguhkan pengalaman bermain game yang lebih imersif.

Tags

news igdx 2021 game lokal igdx gaming Games industri platform indonesia publisher developer

Share Artikel