istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW FILM

Fullmetal Alchemist, Adaptasi Berantakan dari Manga Legendaris Hiromu Arakawa

Anduril   16 Jun 2021
Fullmetal Alchemist, Adaptasi Berantakan dari Manga Legendaris Hiromu Arakawa

Live-action Fullmetal Alchemist pernah menjadi salah satu live-action yang paling diantisipasi oleh para penggemar anime di tahun 2017. Live-action yang diadaptasi dari manga populer karya Hiromu Arakawa ini dibintangi oleh bintang-bintang ternama seperti Ryosuke Yamada, Tsubasa Honda, Dean Fujioka dan lain-lain.

Review Fullmetal Alchemits

Kisah Elric Bersaudara

Fullmetal Alchemist mengisahkan tentang dua bersaudara Edward dan Alphonse Elric, yang bertualang untuk menemukan cara mengembalikan anggota tubuh mereka yang hilang saat mencoba melakukan transmutasi manusia untuk menghidupkan lagi ibu mereka yang telah tiada.

Philosopher’s Stone, batu kecil berwarna merah yang dikatakan menyimpan kekuatan alkimia yang luar biasa adalah salah satu motif yang banyak muncul dalam petualangan mereka. Konon katanya batu ini bisa ditukar menjadi apa saja melalui Alima, termasuk ditukar menjadi anggota tubuh mereka.

Dalam petualangannya, mereka juga bertemu banyak rekan, seperti Winry Rockbell, sahabat mereka sejak kecil, Colonel Roy Mustang, Maes Hughes, Riza Hawkeye yang anggota militer, dan musuh-musuh mulai dari manusia biasa semacam Bapa Cornello, hingga makhluk supernatural semacam homunculus Lust, Envy, dan Gluttony.

Cerita yang Diringkas

Cerita dalam film live-action ini dibuat dengan berdasarkan manga dan anime aslinya, dengan penyesuaian di sana-sini untuk memungkinkan kisah berpuluh-puluh chapter manga ini dimampatkan menjadi film berdurasi "hanya" hampir dua setengah jam. Hal ini mungkin akan berakibat kepada bingungnya penonton yang tidak mengikuti serial ini sama sekali.

Sementara itu, para penggemar Fullmetal Alchemist mungkin akan merasa bahwa alur ceritanya menggantung, karena berakhir pada titik yang, dalam manga dan anime-nya, masih cukup jauh dari akhir kisah petualangan kakak beradik ini.

Karakter dalam live-action ini juga boleh dibilang kurang mirip dengan karakter aslinya. Contohnya adalah tokoh Roy Mustang, yang diperankan Dean Fujioka, yang dalam film ini kelewat kaku dan serius, sementara tokoh Roy Mustang dalam anime dan manga, biarpun kaku, masih memiliki beberapa poin yang memperlihatkan sisi lain dirinya.

Film ini juga boleh dibilang tidak sebanding dengan hype-nya, dan diganggu oleh permasalahan-permasalahan minor yang cukup mengganjal, seperti misalnya, rambut. Pada bagian awal film, diperlihatkan adegan Ed dan Al kecil, di mana rambut mereka terlihat sekali dicat menggunakan cat rambut semprot yang pengaplikasiannya tidak merata.

Pada adegan-adegan lain, rambut beberapa tokoh yang menggunakan wig nampak tidak wajar dan aneh. Seragam militer Amestris dalam film ini dibuat dengan detail yang baik, namun di beberapa tokoh malah terlihat longgar dan salah ukuran. Belum lagi beberapa properti terlihat sekali tidak alami.

Beberapa Tokoh Kena Sunat

Absennya beberapa tokoh di film ini juga cukup mencolok dan mengganggu. Misalnya tidak dimunculkannya anggota tim Roy Mustang di militer selain Riza Hawkeye dan Letnan Dua Ross. Ketiadaan Homunculi lain selain ketiga yang disebut di atas. Tidak ditunjukkannya sang Fuhrer meskipun namanya sempat disebut.

Adegan di mana Nina Tucker menjadi Chimera (ya, adegan yang menjadi meme sekaligus mimpi buruk semua orang) dalam live-action ini terlihat jauh lebih menyebalkan dibandingkan melihat adegan yang sama di manga atau anime-nya. Meskipun setelahnya hal tersebut sedikit terobati dengan melihat adegan Ed menghajar habis Shou Tucker.

Kesimpulan

Tentu saja, tidak semua yang disajikan dalam film ini adalah buruk atau medioker. Jika ada hal yang menjadi redeeming points untuk film ini adalah tokoh Maes Hughes. Cara Ryuta Sato memerankan sisi ceria dan baik hati, serta perhatian pada sang istri, sukses membuat tokoh ini seakan keluar langsung dari manga dan anime-nya.

Satu lagi yang lumayan apik dari film ini adalah Tsubasa Honda. Chemistry antara Winry dengan Ed, khususnya pada saat mereka bercanda di dalam kereta, terasa sangat jujur dan apa adanya. Ini adalah adegan yang lumayan mencolok di dalam film. Selain itu, siapa sih, yang mau menolak pesona Tsubasa Honda?

Fullmetal Alchemist lagi-lagi menjadi contoh gagal ketika anime atau manga yang panjang dibuatkan film live actionnya. Banyak sekali pakem cerita yang harus diikuti tapi tidak muat di dalam durasi. Seharusnya Square Enix atau Oxybot menjadikan Fullmetal Alchemist menjadi serial TV pendek ketimbang memaksakan diri menjadi sebuah penuh.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top