istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
NEWS

Fintech Crowdfunding "Likuid" Resmikan Platform Pendanaan & Investasi Pertama yang Dukung Industri Kreatif & Gaya Hidup Indonesia

Conny   07 Feb 2020
Fintech Crowdfunding "Likuid" Resmikan Platform Pendanaan & Investasi Pertama yang Dukung Industri Kreatif & Gaya Hidup Indonesia

Fakta Penting

  • Likuid meluncurkan platform pendanaan dan investasi alternatif crowdfunding (urun dana) yang fokus pada industri kreatif dan gaya hidup (creative & lifestyle). Langkah ini dilakukan guna menjawab salah satu hambatan utama bagi pegiat industri, yakni terbatasnya akses permodalan.
  • Likuid menghubungkan pelaku usaha (fundraiser) dan masyarakat pemodal (investor) melalui skema Project Financing, dimana masyarakat dapat berinvestasi secara langsung kepada pemilik proyek dengan potensi imbal hasil 12% sampai dengan 20%.
  • Peluncuran platform Likuid per kemarin, tanggal 6 Februari 2020, turut dibarengi dengan perkenalan empat calon proyek bisnis perdananya yang akan dibuka bagi calon investor.

Per kemarin, tanggal 6 Februari 2020, perusahaan finansial teknologi PT Likuid Dana Bersama (“Likuid”) secara resmi meluncurkan online platform pendanaan dan investasi crowdfunding (urun dana) ke publik. Mengusung tema “Access Granted” yang bermakna “akses terbuka,” Likuid ingin memperkuat pertumbuhan industri kreatif dan gaya hidup (lifestyle) di Indonesia dengan membuka akses permodalan bagi pelaku usaha, serta akses investasi yang terjangkau bagi masyarakat.

Fokus Likuid terhadap industri kreatif dan gaya hidup berangkat dari situasi dimana masih banyaknya pelaku usaha di bidang ini yang kurang bisa memaksimalkan karyanya karena terhimpit modal kerja yang terbatas. Padahal untuk bisa terus bersaing dan mengikuti tren, pelaku industri ini juga perlu disokong dana yang tidak sedikit. Kondisi ini juga ditunjukkan dengan data dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) per tahun 2017, dimana sekitar 92,37% pelaku industri kreatif di Indonesia masih mengandalkan modal pribadi dan belum menerima akses permodalan dari pihak lain di luar Bank. Sementara, akses permodalan alternatif lainnya masih didominasi oleh investor high net-worth saja.

Selaku CEO dan Founder untuk Likuid, Kenneth Tali mengungkapkan, “Produk industri kreatif dan gaya hidup sangat dekat dengan masyarakat, seperti hiburan, kuliner, fashion, kecantikan, dan kesehatan. Inovasi produk dan pelaku usaha industri ini juga terus meningkat. Oleh karena itu, kami percaya bahwa untuk memperkuat industri ini diperlukan partisipasi [dari] masyarakat luas, tidak hanya sebagai konsumen namun juga sebagai investor. Di sinilah, Likuid berperan [untuk] membuka akses permodalan bagi pelaku usaha dan akses investasi bagi masyarakat umum. Harapan kami, bisnis-bisnis industri kreatif menjadi lebih ramah [untuk] dijangkau [oleh] semua kalangan, termasuk investor pemula.”


(ki-ka) Kenneth Tali (CEO Likuid), Budi Sukmana (COO Likuid) dalam peresmian layanan Likuid. Likuid merupakan layanan bisnis dan investasi urun dana (crowdfunding) yang pertama kalinya fokus untuk mendukung industri kreatif dan gaya hidup. Dalam acara ini, Likuid mengumumkan skema project financing sebagai alternatif investasi bagi semua lapisan masyarakat serta demi mendukung kemajuan industri kreatif dan gaya hidup. Kenneth menyatakan, investasi proyek melalui Likuid dimulai dari minimal 100 ribu rupiah.

Namun, Likuid memahami, meski pun keberadaan industri ini dekat dengan masyarakat, tingkat kepercayaan dari masyarakat untuk berinvestasi pada sektor ini masihlah rendah. Selama ini, persaingan industri kreatif dikenal cukup dinamis sehingga dianggap berisiko tinggi. Di sinilah, Likuid berperan untuk mengkurasi serta menganalisa potensi dan risiko dari proyek bisnis secara menyeluruh guna menjawab keraguan dari masyarakat selaku calon investor.

Untuk menghadirkan skema pendanaan bisnis dan investasi yang ideal bagi kedua belah pihak, Likuid menciptakan skema Project Financing yang berbasis revenue sharing atau pembagian pendapatan dan profit sharing atau pembagian keuntungan, dimana potensi imbal hasil untuk investor sebesar 12% hingga 20%. Skema ini memungkinkan investor dapat berinvestasi secara kolektif (atau, disebut dengan urun dana) dengan minimal pendanaan sebesar Rp 100.000. Ketentuan minimal dana investasi yang relatif rendah ini sekaligus menunjukkan upaya dari Likuid agar kesempatan investasi ini berlaku bagi semua kalangan masyarakat.

Usai peresmian yang juga dihadiri oleh Managing Director untuk Asosiasi Fintech Indonesia Mercy Simorangkir dan Kepala Divisi Pendukung Perdagangan Bursa Efek Indonesia Andi Priatnakusumah ini, Likuid menargetkan untuk menjaring sebanyak 2.500 pengguna dalam kurun waktu empat bulan usai resmi meraih status terdaftar dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini, Likuid beroperasi dengan status tercatat di regulatory sandbox Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Juli 2019.

“Demi memberikan dampak produktivitas yang visible bagi industri ini, Likuid menargetkan dapat menyalurkan pendanaan sebesar 40 miliar di tahun 2020. Ada enam sektor bisnis yang menjadi sasaran Likuid, yaitu kuliner, hiburan (film, serial, dan konser), e-sports, kecantikan, kesehatan, dan startup. Di tahap awal ini, Likuid telah mempersiapkan empat proyek pendanaan perdana yang segera diluncurkan ke publik,” tutup Kenneth.

Saat ini, calon investor sudah dapat melakukan registrasi pada website Likuid (www.liku.id) dan mengetahui proyek pendanaan yang telah resmi dibuka. Likuid menargetkan calon investor sudah dapat mulai bertransaksi di website-nya pada akhir bulan Februari ini.

Siapkan Empat Proyek Pendanaan Perdana untuk Publik

Dalam kesempatan yang sama, Likuid turut memperkenalkan empat proyek pendanaan yang tengah disiapkan untuk publik. Proyek ini terdiri atas dua proyek pertama yang sudah resmi terdaftar, yaitu Film Dealova 2 dari rumah produksi film dan karya visual PT Capo dei Capi (“Capo dei Capi”), serta Penempatan Iklan dari platform marketplace media iklan dan promosi PT ADX Asia Indonesia (“ADX Asia”), kemudian dua proyek lainnya yang sedang dalam tahap finalisasi kerjasama, yaitu Pembukaan Jaringan Baru Minuman “Gulu-Gulu” dari produsen makanan dan minuman PT Berjaya Sally Ceria (“Sour Sally Group”), dan Perhelatan Konser dan Pertandingan Olahraga skala Internasional dari penyedia jasa konsultasi dan promotor acara PT Stellar Indonesia (“Stellar Indonesia”). 

Proyek pendanaan pertama yang terdaftar di Likuid, yaitu Film Dealova 2, tengah digarap oleh CEO dan Sutradara Rumah Produksi Capo dei Capi Andibachtiar Yusuf. Andibachtiar yang juga merupakan Sutradara Film Love For Sale 1&2 ini menyampaikan perihal kondisi industri perfilman lokal pada saat ini. “Antusiasme penonton Indonesia terhadap film lokal terus meningkat setiap tahun. Dalam tiga tahun terakhir, sangat mungkin bagi sebuah karya film untuk meraih penonton hingga 2.000.000 penonton. Bisa dibilang, saat ini, ekosistem perfilman Indonesia sedang dalam masa terbaiknya dibarengi dengan makin banyaknya produksi film serta pertumbuhan layar bioskop,” ujar Andi. Tercatat, di tahun 2018, jumlah penonton film Indonesia mencapai 51,2 juta penonton. Sementara, jumlah bioskop tahun 2018 meningkat hingga 343 bioskop.


(ki-ka) Fajar Faisal (Stellar Indonesia), Donny Pramono Ie (Sour Sally Group), Kenneth Tali (CEO & Founder Likuid), Elbert Toha (ADX Asia), dan Andibachtiar Yusuf (Capo dei Capi), pada saat sesi diskusi bersama perwakilan dan calon project owners mengenai potensi industri kreatif dan lifestyle di Indonesia. Layanan Likuid bukan hanya berperan untuk membuka akses pendanaan yang lebih luas lagi bagi inovator, namun juga memberikan kesempatan bagi investor untuk menikmati kesuksesan bisnis industri kreatif.

Sementara itu, CEO dan Founder ADX Asia Elbert Toha menerangkan bahwa pendanaan investor Likuid ini sejalan dengan misi ADX Asia yang ingin lebih banyak melibatkan masyarakat pada industri kreatif, khususnya periklanan. Elbert menyatakan, “Pendanaan melakui Likuid membuka pintu bagi masyarakat kepada kepemilikan aset produktif yang selama ini hanya dimiliki oleh golongan tertentu. Likuid membantu ADX Asia menjadi pionir shared economy di industri periklanan yang terkenal tradisional dan konvensional.”     

Sebagai satu-satunya perwakilan bisnis food and beverages di Likuid pada saat ini, CEO dan Founder Sour Sally Group Donny Pramono Ie menjelaskan bahwa skema pendanaan bisnis yang ditawarkan oleh Likuid dapat membantu usahanya untuk berkembang secara mandiri tanpa harus mengandalkan modal yang diperoleh dari pendapatan bisnis yang sudah berjalan. Pendanaan dari investor Likuid akan mendukung Sour Sally Group untuk merambah bisnis food and beverages lainnya yang memiliki model quick service retail, yaitu Gulu-Gulu. “Kerjasama ini akan membantu Sour Sally Group untuk penambahan cabang retail Gulu-Gulu di wilayah luar Jakarta dan luar Pulau Jawa. Sejauh ini, produk-produk Gulu-Gulu mendapat penerimaan yang amat baik dari masyarakat dengan jaringan yang sudah mencapai 121 cabang di seluruh Indonesia,” jelas Donny.

Sementara itu, sektor lainnya yang juga tak kalah potensial adalah bisnis promotor acara. Berpengalaman sebagai salah satu pelaksana ASIAN Games 2018 lalu, Creative Director Stellar Indonesia Fajar Faisal optimis bahwa konsumsi masyarakat terhadap perhelatan acara hiburan, seni, dan olahraga ke depannya akan terus meningkat. “Saat ini, Indonesia menjadi salah satu destinasi negara favorit di Asia untuk sejumlah musisi internasional. Salah satu konser internasional yang sukses [untuk] kami selenggarakan ialah Konser Musisi Jennifer Lopez “JLO Dance Again World Tour,” yang mampu menyerap 12.000 penonton pada tahun 2012. Semakin banyaknya [jumlah] masyarakat yang menonton konser, standar dan ekspektasi masyarakat terhadap promotor acara juga meningkat, tidak hanya sekedar [untuk] menyaksikan idolanya saja. Pendanaan sangat berperan bagi sebuah promotor acara untuk berlomba-lomba memberikan pengalaman event yang berkesan bagi konsumen,” terang Fajar.

Tentang Likuid

PT Likuid Dana Bersama (Likuid) merupakan penyedia platform online untuk pendanaan dan investasi alternatif crowdfunding (urun dana) yang fokus pada industri kreatif dan gaya hidup (lifestyle). Likuid berdiri sejak tanggal 22 November 2018 sesuai dengan Akta Pendirian No. 17 yang disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Layanan Likuid hadir untuk memberikan akses pendanaan kepada para pelaku usaha industri kreatif dan lifestyle demi mendorong perkembangan usaha serta pertumbuhan industri yang lebih sehat. Likuid berdiri dengan semangat kolaboratif yang mendorong lebih banyak partisipasi dari masyarakat sebagai investor bagi keberlangsungan usaha industri kreatif dan lifestyle. Untuk itu, Likuid berperan sebagai penghubung (intermediary) antara pelaku usaha (fundraiser) dengan pemilik modal (investor).

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top