istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Father and Son, Perjalanan Lintas Waktu demi Memahami Sang Ayah

Anduril   21 May 2017
Father and Son, Perjalanan Lintas Waktu demi Memahami Sang Ayah

Setelah sebelumnya berhasil membuat hati kami mendung selama berjam-jam melalui game The End of The World, Sean Wenham kembali lagi untuk bercerita mengenai hubungan ayah dan anak di dalam game Father and Son. Mungkin, kurang tepat juga kalau disebut sebagai game, karena game yang dipublish oleh museum Napoli ini sejatinya kembali lagi dengan penggunaan elemen cerita digital yang diimbuhi dengan interaksi di mana-mana. Father and Son akan mengangkat sosok Michael, seorang anak yang berusaha mengenal sosok ayah yang tidak pernah dia kenali sebelumnya, melalui seluruh pekerjaan yang pernah dilakukannya.

Sang ayah, Frederico adalah seorang arkeolog untuk museum arkeologi di Napoli. Fredrico sendiri adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap seluruh pameran babak terakhir atas Pompeii, sebelum akhirnya dihancurkan oleh gunung berapi pada abad ke-18 di Napoli, dan kehidupan sehari-hari dari Mesir kuno. Menjelajahi segala pameran akan mengajak kalian untuk bertandang ke masa lalu yang bersejarah sekaligus masa lalu dari Michael serta hubungan yang terjadi di setiap eranya.

Sean Wenham kembali menggunakan grafis yang artistik di Father and Son. Sebagai tambahan, Wenham kali ini menyertakan berbagai elemen museum, seperti arsitektur Pompeii dan Mesir serta cerita-cerita sejarah yang akurat karena telah bekerjasama dengan museum Napoli.

Bila kalian menyukai sejarah, kalian akan menyukai Father and Son ini lebih dari apa pun. Apalagi, ketika kalian dihadapkan pada berbagai era sambil mencoba-coba berbagai fitur yang ada di dalam game. Bila kalian tidak menyukai sejarah, kalian mungkin masih bisa menikmati grafis dan cerita yang ada di dalam game ini, meski pun terasa ada yang kurang di sana-sini, terutama untuk urusan mengenai panduan cara bermain dan cukup pendeknya jalan cerita yang disajikan.

Sang anak akan menemukan berbagai pilihan, yang akan membuat dirinya lebih memahami tentang dunia yang dihuni sang ayah selama bekerja sebagai ahli arkeologi. Dunia tersebut terkadang membuat emosi kalian ikut tersulut, terutama saat melihat mengapa sang ayah melupakan si anak demi pekerjaannya itu. Bagian-bagian inilah yang bakal membuat Father and Son berbeda dengan The End of The World. Hubungannya lebih intens, bukanlah hanya sekedar kasus patah hati dan kenangan indah.

Dia mungkin tidak selalu berinteraksi dengan orang-orang yang ada di lingkungannya dengan ramah, tapi Anda setidaknya bisa mengerti dari mana asalnya, dan kenapa dia adalah orang yang sangat kaku dan canggung. Ada empati yang bakal dibangun ke dalam permainan dengan cara yang membedakannya dari game atau pun pengalaman interaktif lainnya.

Singkatnya, kalau kalian mencari game yang seru, Father and Son bukanlah game yang kalian butuhkan. Sebaliknya, bila kalian mencari game yang dipenuhi dengan segala pengalaman terapeutik yang akan membawa kalian ke Mesir kuno, Pompeii, dan Napoli di tahun 1700-an, maka kalian akan menyanjung game ini melebihi apa pun.

Father and Son memiliki sedikit masalah tampilan pada area teks yang mungkin akan menghambat permainan. Setidaknya, masalah ini sempat kami temui di iPad. Pada versi ini, kotak teks tampil lebih besar daripada layar permainan, sehingga ada kata-kata yang jadi terpotong pada satu atau kedua sisi. Kami terpaksa sering menduga-duga, apakah isi teks tersebut selengkapnya demi melanjutkan cerita. Masalah ini tidak kami temui ketika menggunakan bahasa Itali. Sayangnya, kami tidak mengerti bahasa Itali atau pun memiliki teman yang mahir berbahasa Itali.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top