Facebook Mungkinkan Pengguna untuk Blokir & Sortir Iklan
Published: 28 Dec 2016, oleh Dikdok
Perusahaan raksasa penyedia layanan jejaring sosial Facebook kini kembali menguji sebuah fitur baru, yang memungkinkan para penggunanya untuk memblokir beberapa iklan tertentu, khususnya iklan alkohol dan juga iklan parenting, seperti yang dilaporkan oleh AdAge.
Pengembangan fitur ini memiliki maksud untuk memberikan kenyamanan yang lebih baik bagi para pengguna saat menggunakan layanan Facebook, terutama saat membaca beragam informasi yang tampil pada platform ini.
Dalam sebuah wawancara, Mark Rabkin selaku wakil Presiden Facebook dari bagian periklanan menyebutkan bahwa parenting dan alkohol adalah dua topik yang paling umum yang dapat mengganggu orang lain.
“Misalnya, seorang ayah atau ibu yang pernah kehilangan seorang anak. Jika dia melihat iklan parenting pada News Feed di Facebook, termasuk iklan yang mempromosikan produk bayi, tentunya akan menjadi hal yang benar-benar menjengkelkan," kata Rabkin.
Oleh karena itu, tim iklan jaringan sosial kini telah menguji alat baru yang memungkinkan pengguna untuk memblokir iklan tersebut. Diharapkan, langkah ini dapat mengurangi adanya konten mau pun iklan yang mengganggu para pengguna Facebook.
Kini, dengan adanya fitur teranyar yang sedang diuji Facebook, pengguna akan dapat memblokir iklan yang dirasa mengganggu dirinya. Sebelumnya, pengguna hanya bisa memilih topik iklan yang ingin mereka lihat.
Facebook juga akan memperkenalkan versi sederhana dari preferensi iklannya. Pengguna dapat memilih topik iklan yang menarik perhatian mereka, misalnya seni & musik, olahraga, dan sebagainya. Preferensi iklan baru yang dihadirkan juga menambahkan ikon untuk setiap topik.
"Orang-orang mengatakan kepada kami bahwa hal utama yang mereka inginkan untuk preferensi iklan adalah lebih mudah untuk ditemukan dan digunakan," lanjut Rabkin.
Sekarang, pengguna dapat memodifikasi preferensi iklan mereka dengan mengunjungi halaman pengaturan pada bagian iklan Facebook. Pengguna dapat membuka "iklan berdasarkan preferensi saya."
Langkah ini juga dilakukan Facebook untuk mengurangi jumlah berita palsu yang terdapat di platformnya. Beberapa bulan terakhir, Facebook memang terus mendapatkan kritik terkait berita palsu yang banyak membanjiri News Feed mereka.