istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Emily in Paris, Komedi Romantis di Kota Paris yang Cantik

Andy Chan   06 Oct 2020
Emily in Paris, Komedi Romantis di Kota Paris yang Cantik

Mari berkenalan dengan Emily Cooper, seorang gadis asal Amerika yang berumur 20-an. Dia adalah seorang ahli sosial media yang mendadak mesti dikirimkan ke Paris untuk menggantikan bosnya yang sedang hamil. Tugasnya: memberikan sudut pandang bergaya Amerika ke sebuah firma marketing berbasis Perancis. Apa yang sebenarnya mudah ternyata menjadi sulit, karena dia sebenarnya tidak bisa berbahasa Perancis. Itulah premis dari serial televisi yang ditayangkan oleh Netflix ini, Emily in Paris.

Kisah Petualangan Emily di Paris

Pada dasarnya, Emily in Paris tentu saja mengisahkan tentang sepak terjang dari Emily Cooper, yang diperankan oleh Lily Collins (Mirror Mirror, The Mortal Instruments), di Paris. Berbagai macam hal dilalui olehnya, mulai dari bosnya, Sylvie Grateau (Philippine Leroy-Beaulieu), yang tidak menghargai keberadaan dirinya, rekan-rekan kerjanya yang lucu, Julien (Samuel Arnold) dan Luc (Bruno Gouery), teman barunya, Mindy Chen (Ashley Park), dan Gabriel (Lucas Bravo), hingga kisah cintanya dengan berbagai lelaki di Paris.

Kelucuan dari Tabrakan Budaya

Kelucuan dari serial yang satu ini datang dari budaya Amerika yang dibawa oleh Emily ke kantor marketing Perancis yang, tentu saja, menggunakan budaya Perancis. Apa yang dianggap vulgar oleh Emily, ternyata hal tersebut justru dianggap biasa di Perancis. Hal ini masih ditambah dengan keterbatasan Emily dalam hal berkomunikasi dengan bahasa Perancis, yang tentunya menambah kekacauan dalam berbagai pembicaraannya.

Dimusuhi di Kantor Sendiri

Pernah mengalami bagaimana rasanya kerja di lingkungan yang tidak menerima dirimu? Itulah yang dialami oleh Emily, karena kantor marketing Perancis Savoir yang dipimpin oleh Sylvie Grateau tersebut sama sekali tidak menginginkan adanya campur tangan dari pihak Amerika. Apalagi, dari seseorang yang tidak bisa berbahasa Perancis! Belum lagi, ditambah dengan berbagai drama perkantoran yang pelik, sehingga keberadaan Emily bisa jadi malah memperburuk situasi yang ada. Tapi, bukanlah Emily Cooper namanya kalau sampai gampang menyerah. Dia selalu dengan gigih untuk berusaha dengan semaksimal mungkin dalam pekerjaannya, yang dilakukannya agar bisa lebih diterima dan tidak dianaktirikan oleh kantor tersebut.

Kisah Cinta yang Kusut

Selain drama perkantoran tersebut, Emily sebenarnya juga mesti meninggalkan kekasihnya di Chicago. Namun, apa daya, sang kekasih ternyata tidak bersedia untuk melakukan hubungan jarak jauh, sehingga kisah cinta mereka pun kandas dengan begitu saja. Hal ini membuka kesempatan bagi Emily untuk berkenalan dengan berbagai pria Perancis yang menarik perhatiannya. Tokh, Paris memang adalah kota cinta. Salah satunya adalah tetangga di apartemennya, yaitu seorang koki handal bernama Gabriel yang sangat ganteng. Emily juga didukung oleh seorang pengasuh anak bernama Mindy, yang sebenarnya adalah keturunan dari seorang hartawan di China, namun memilih untuk kabur ke Paris karena tidak ingin mewarisi perusahaan ayahnya.

Sarat dengan Penggunaan Media Sosial... yang Salah

Emily memiliki sebuah akun instagram bernama @EmilyinParis, yang diisi dengan berbagai macam petualangannya di Paris. Tapi, ada keanehan pada penggunaan sosial medianya, karena Emily sama sekali tidak tampak seperti profesional atau influencer yang baik, dan hanya mem-posting gambar dengan seadanya saja tanpa hashtag, pun dengan berbagai caption yang (di pikirannya saja) mungkin menarik. Tapi, di dunia nyata, postingan-postingan Emily tersebut sejatinya tidak akan membuat dirinya bisa memiliki penambahan follower hingga sebanyak itu dalam hitungan hari. Apalagi, dia sepertinya tidak membuka Instagram secara khusus untuk perusahaan tempatnya bekerja, hanya menggunakan Instagram pribadinya. Sehingga, rasanya agak aneh jika dilihat dari sudut pandang perusahaan. Mungkin, itulah yang justru membuatnya tidak disukai di Savoir, ya!

Paris, Setting yang Cantik untuk Film Apa pun

Meski pun banyak keganjilan dalam film ini, namun harus diakui bahwa setting Paris yang digunakan di sini sangatlah memukau. Emily juga setiap harinya selalu bergonta-ganti pakaian, sehingga membuat dirinya tampak glamor dan mencolok jika dibandingkan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.

Akhir kata, meski pun jauh dari sempurna, Emily In Paris tetaplah menyenangkan untuk ditonton, dan dengan durasi di bawah 30 menit per episode-nya, bakal membuat serial komedi romantis yang ditayangkan Netflix ini bisa ditonton secara berkesinambungan hingga tamat dalam waktu yang tak terlalu lama.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top