istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
istanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escortsistanbul escorts
porno izleporno izleporno izleporno izleporno izlepornopornopornopornopornopornopornoporniocoolpornpornspotsex pornosex pornosex pornosex hikayesex hikaye
REVIEW

Dota Underlords, Ketika Valve menangkap Peluang Auto Chess

Anduril   15 Jul 2019
Dota Underlords, Ketika Valve menangkap Peluang Auto Chess

Seperti yang kamu ketahui, sebenarnya Auto Chess merupakan mod dari Dota 2 yang membuat game ini kembali bersinar dan dimainkan jutaan orang. Tapi entah mengapa Drodo Studio seperti tidak bersepakat dengan Valve sehingga akhirnya memutuskan untuk keluar dan merilis Auto Chess mereka sendiri di perangkat mobile.

Dota Underlord adalah upaya Valve untuk menyaingi Auto Chess yang dimiliki Drodo. Karena menggunakan IP Dota 2, kamu akan merasa lebih familier ketimbang Auto Chess milik Drodo yang terpaksa menggunakan karakter berbeda.

Review Auto Chess

Tiruan Satu banding Satu

Karena pada dasarnya Auto Chess menggunakan IP Dota 2, maka Valve dengan mudah mengembangkan Underlords dan meniru semua elemen gameplay Auto Chess, mulai dari mekanik, aturan, hingga karakter di dalamnya. Yang perlu dilakukan Valve adalah, penyesuaian di sana-sini sehingga gamenya lebih proper.

Valve menambahkan mekanik berupa loot di dalam game. Setiap melawan monster, pemain bakal dimungkinkan memilih buff berupa item yang bisa diikat pada karakter pion atau menambahkan efek tertentu yang diikat pada role tiap karakter. Seiring permainan, fase ini menjadi sangat penting sehingga dampaknya sangat besar.

Karena kesempatan mendapatkan buff yang cocok dengan gaya bermain sangat acak, pemain bakal dirugikan jika buff yang mereka pilih salah. Hal ini membuat Dota Underlords seperti bertumpu pada random number generator (RNG) atau keberuntungan. Jadi bisa dipastikan kamu akan kesulitan melakukan comeback di Dota Underlords.

Selain loot, Dota Underlords juga menambahkan mekanik baru ke dalam game berupa movement speed. Mekanik ini mempengaruhi karakter yang berlari bukan melompat, seperti kebanyakan karakter assassin. Ketika mereka terkena efek slow, hal ini juga berimbas pada pergerakan pion milik pemain.

Ketika fase bertarung dimulai, pemain bakal melihat pembantaian yang sangat cepat. Entah itu menang atau kalah, pertarungan di dalam Dota Underlords terlihat sangat kasar dan tidak menarik untuk dilihat. Hal ini membuat analisis permainan jadi cukup bias. Seakan-akan, posisi pion di dalam papan permainan tidak berpengaruh banyak.

Masih Banyak PR

Valve memang masih mengembangkan Dota Underlords untuk beberapa waktu ke depan. Akan tetapi, berbeda dengan spin-off Dota 2 sebelumnya, Artifact, game ini tampil lemah lantaran tidak mampu mengembangkan gameplay yang orisinal. Game ini juga terkesan memaksa pemainnya lebih merayakan romantisme karakter Dota. Jika kembali mengulangi kesalahan yang sama dengan menelantarkan pengembangan, Dota Underlords bakal berakhir sama menjadi proyek setengah hati yang melukai komunitas pencinta Dota 2.

Nilai buruk dari Dota Underlords tidak berakhir lewat tiruan gameplay yang mengecewakan saja. Tim pengembangan terlihat setengah-setengah menawarkan hal baru serta menciptakan sinergi antara orisinalitas permainan dan karakter Dota.

Pemain Dota 2 tentu penasaran dengan maksud dari Underlords lantaran ada karakter Hero Dota 2 yang bernama Underlords. Belum lagi kegagalan Valve membawa lore Dota 2. Di aspek ini, mereka seharusnya bisa menempatkan klasifikasi Hero dari hubungan mereka di dalam cerita.

Kesimpulan

Hanya menawarkan nilai grafis seharusnya tidak membuat pemain gampang percaya. Dengan membawa artistik dan karakter Dota 2, romantisme itu hanya seperti pemanis mata saja. Gameplay nanggung, terlalu bertumpu pada faktor random number generator, hingga hilangnya latar belakang cerita di game ini membuat Dota Underlords terkesan seperti usaha gagal yang mematikan ekspektasi pencinta Dota 2 atau Auto Chess.

Valve membutuhkan banyak waktu untuk memperbaiki semua kesalahan tersebut. Walaupun tampaknya menjanjikan, game ini membutuhkan polesan dan konsep yang lebih dalam lagi dari yang mereka sajikan saat ini.

KOMENTAR & SHARE ARTIKEL
JurnalApps
Jurnal Apps adalah website media yang fokus dalam membahas segala hal yang berkaitan dengan aplikasi mobile. Jurnal Apps berisi informasi review, bedah produk, berita terbaru dan video aplikasi untuk mobile.
Hubungi Kami

Menara Anugrah 20th Floor - Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Lot 8.6-8.7. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan 12950. Indonesia

+62 21 5785 3978

redaksi@jurnalapps.co.id

Find us on social media
Add Friends
To Top